BYD Tegaskan Indonesia Tak Bisa Menolak Penggunaan Mobil Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Produsen otomotif asal China, BYD , siap meramaikan industri otomotif Indonesia, terutama di segmen elektrifikasi pada tahun depan. Bahkan BYD pastikan Indonesia tak bisa menghindari penggunaan mobil ev.
BACA JUGA - BYD Pastikan Akan Luncurkan Mobil Listrik Tahun Depan
Eagle Zhao, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, mengatakan, begitu tren mobil listrik memasuki suatu negara, maka tidak ada yang bisa membendungnya.
"Jika kita bicara mengenai elektrifikasi di mobil, kita bisa kembali ke 15 tahun lalu waktu Apple mengeluarkan iPhone. Saat iPhone keluar sebagian orang merasa kesulitan, seperti baterai yang cepat habis. Hal ini sama seperti mobil listrik" kata Eagle Zhao saat berkunjung ke redaksi SINDOnews, Jakarta Selasa (5/12/2023).
Namun, dengan cepat orang mulai beralih menggunakan ponsel pintar karena punya fitur yang banyak dan memudahkan dalam keseharian.
Melihat kejadian tersebut Zhao percaya masa depan EV ralatif juga akan sama. Saat ini mungkin belum banyak orang Indonesia yang pakai mobil listrik, tapi perlahan pasarnya akan makin terbuka.
"Di China awal kemunculan mobil listrik sama seperti di Indonesia, warga China dengan berbagai alasan tidak langsung menerima mobil listrik. Dan percayalah Indonesia tak bisa menghindarai inovasi kendaraan Ev" ujar Eagle Zhao.
Sebenarnya, BYD sudah hadir di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang memulai bisnisnya di transportasi umum. Bus listrik buatan BYD menjadi armada TransJakarta yang sudah mengaspal sejak 2018.
“Memang BYD selalu memulai dengan public transportation. Bahkan sampai saat ini kita masih melakukan study untuk melihat market,” ujar Zhou.
“Secara penjualan global BYD tahun lalu sudah cukup baik, bahkan pada kuartal ketiga kita sudah mencapai 2,6 juta unit. Di mana kami memprediksi dalam akhir tahun ini bisa mencapai 3 juta di atas 6 persen,” ungkapnya.
Namun, Zhou belum mau mengungkapkan produk apa yang akan dibawa oleh BYD untuk ditawarkan kepada konsumen Indonesia. Ia menegaskan untuk melihat dahulu seperti apa pasar yang berkembang di Tanah Air setelah memperkenalkan teknologinya.
“Untuk produk yang akan kami bawa, kita punya bentangan yang cukup luas, mulai dari Seagull sampai Yangwang U8 untuk segmen premium. Untuk Indonesia yang paling penting menunjukkan dulu teknologi BYD sebagai hal pertama,” ucapnya.
Secara global, BYD memiliki banyak model mobil listrik dan hybrid, seperti Atto 3, Dolphin, Seagull, Seal, Tang, Song, hingga bus listrik. Namun, BYD bukan hanya fokus pada otomotif, tapi ini merupakan perusahaan teknologi.
Mayoritas bergerak dalam bidang penyediaan perangkat elektronik, otomotif adalah salah satunya di bawah naungan BYD AUTO.
BYD AUTO juga sejauh ini menjadi pabrikan mobil yang memiliki fasilitas produksi baterai mandiri, dan menjadi terbesar kedua.
“Memang kami adalah perusahaan otomotif terbesar untuk kendaraan NEV (New Energy Vehicle), dan perusahaan kedua untuk perusahaan baterai. Sehingga penting bagi kami untuk memperkenalkan terlebih dahulu teknologi kami, baru kami bisa menyesuaikan produk mana yang cocok untuk konsumen Indonesia,” kata Zhou.
Lihat Juga: Kredit Pajak Dihapus, Mobil Listrik Terpukul: Industri EV Hadapi Masa Sulit di Bawah Trump?
BACA JUGA - BYD Pastikan Akan Luncurkan Mobil Listrik Tahun Depan
Eagle Zhao, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, mengatakan, begitu tren mobil listrik memasuki suatu negara, maka tidak ada yang bisa membendungnya.
"Jika kita bicara mengenai elektrifikasi di mobil, kita bisa kembali ke 15 tahun lalu waktu Apple mengeluarkan iPhone. Saat iPhone keluar sebagian orang merasa kesulitan, seperti baterai yang cepat habis. Hal ini sama seperti mobil listrik" kata Eagle Zhao saat berkunjung ke redaksi SINDOnews, Jakarta Selasa (5/12/2023).
Namun, dengan cepat orang mulai beralih menggunakan ponsel pintar karena punya fitur yang banyak dan memudahkan dalam keseharian.
Melihat kejadian tersebut Zhao percaya masa depan EV ralatif juga akan sama. Saat ini mungkin belum banyak orang Indonesia yang pakai mobil listrik, tapi perlahan pasarnya akan makin terbuka.
"Di China awal kemunculan mobil listrik sama seperti di Indonesia, warga China dengan berbagai alasan tidak langsung menerima mobil listrik. Dan percayalah Indonesia tak bisa menghindarai inovasi kendaraan Ev" ujar Eagle Zhao.
Sebenarnya, BYD sudah hadir di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang memulai bisnisnya di transportasi umum. Bus listrik buatan BYD menjadi armada TransJakarta yang sudah mengaspal sejak 2018.
“Memang BYD selalu memulai dengan public transportation. Bahkan sampai saat ini kita masih melakukan study untuk melihat market,” ujar Zhou.
“Secara penjualan global BYD tahun lalu sudah cukup baik, bahkan pada kuartal ketiga kita sudah mencapai 2,6 juta unit. Di mana kami memprediksi dalam akhir tahun ini bisa mencapai 3 juta di atas 6 persen,” ungkapnya.
Namun, Zhou belum mau mengungkapkan produk apa yang akan dibawa oleh BYD untuk ditawarkan kepada konsumen Indonesia. Ia menegaskan untuk melihat dahulu seperti apa pasar yang berkembang di Tanah Air setelah memperkenalkan teknologinya.
“Untuk produk yang akan kami bawa, kita punya bentangan yang cukup luas, mulai dari Seagull sampai Yangwang U8 untuk segmen premium. Untuk Indonesia yang paling penting menunjukkan dulu teknologi BYD sebagai hal pertama,” ucapnya.
Secara global, BYD memiliki banyak model mobil listrik dan hybrid, seperti Atto 3, Dolphin, Seagull, Seal, Tang, Song, hingga bus listrik. Namun, BYD bukan hanya fokus pada otomotif, tapi ini merupakan perusahaan teknologi.
Mayoritas bergerak dalam bidang penyediaan perangkat elektronik, otomotif adalah salah satunya di bawah naungan BYD AUTO.
BYD AUTO juga sejauh ini menjadi pabrikan mobil yang memiliki fasilitas produksi baterai mandiri, dan menjadi terbesar kedua.
“Memang kami adalah perusahaan otomotif terbesar untuk kendaraan NEV (New Energy Vehicle), dan perusahaan kedua untuk perusahaan baterai. Sehingga penting bagi kami untuk memperkenalkan terlebih dahulu teknologi kami, baru kami bisa menyesuaikan produk mana yang cocok untuk konsumen Indonesia,” kata Zhou.
Lihat Juga: Kredit Pajak Dihapus, Mobil Listrik Terpukul: Industri EV Hadapi Masa Sulit di Bawah Trump?
(wbs)