Perjuangan Rolex Kuasai Dunia Horology hingga Berlabel Jam Orang Sukses

Sabtu, 28 November 2020 - 10:16 WIB
loading...
Perjuangan Rolex Kuasai Dunia Horology hingga Berlabel Jam Orang Sukses
Hans Wilsdorf pencipta sekaligus pendiri Rolex. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Kasus dugaan korupsi yang menyeret Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sangat menyita perhatian. Pasalnya pada kasus ini ,Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita beberapa barang yang terbilang tidak biasa seperti tas mewah Hermes dan J am Rolex Green Submariner. Baca Juga - Fakta Rolex Green Submariner di Lingkaran Dugaan Korupsi Edhy Prabowo

Jika biasanya KPK menyita rumah, mobil mewah pada setiap kasus korupsinya, kali ini menyita sejumlah barang bukti yakni, ATM atasnama Ainul Faqih; tas Luis Vuitton (LV); tas Hermes; baju Old Navy; jam Rolex; jam Jacob n Co, tas koper Tumi; serta tas koper LV. BACA JUGA - Jam Tangan Misterius Kurt Cobain yang Tak Banyak Orang Tahu

Hal ini menarik perhatian SINDOnews untuk menilik sejarah jam buatan Swiss yang berharga ratusan juta hingga miliaran rupiah hingga menjadi simbol kesuksesan seseorang,

Seperti dilihat dari situs resm Rolex dan beberapa website Horology, Sejarah Rolex tak dapat dipisahkan hubungannya dengan semangat visioner Hans Wilsdorf, penemunya. Pada tahun 1905, di usia 24 tahun, Hans Wilsdorf mendirikan sebuah perusahaan di London dengan spesialisasi distribusi alat penunjuk waktu.
Perjuangan Rolex Kuasai Dunia Horology hingga Berlabel Jam Orang Sukses

Ia kemudian mulai membayangkan tentang jam yang dikenakan di pergelangan tangan. Kala itu, jam tangan memang belum terlalu akurat, namun Hans Wilsdorf meramalkan bahwa jam tangan bukan hanya akan menjadi elegan, namun dapat diandalkan.

Untuk meyakinkan masyarakat tentang keandalan dari jam tangan yang inovatif dan tangguh, ia melengkapinya dengan mesin jam yang kecil dan berpresisi tinggi yang diproduksi oleh perusahaan pembuatan jam Swiss di Bienne.

Hans Wilsdorf ingin agar jam tangannya memiliki nama yang pendek, mudah diucapkan dan diingat dalam bahasa apapun, sekaligus terlihat menawan pada mesin dan pelat jam

Hans berkata, "Saya mencoba mengkombinasikan semua abjad dengan cara apapun. Saya berhasil mendapatkan beberapa ratus nama, tapi semuanya terkesan kurang cocok. Suatu pagi, saat sedang mengendarai kereta kuda sepanjang Cheapside di kota London, seolah ada sesosok jin membisikkan kata "Rolex" di telinga saya."
Perjuangan Rolex Kuasai Dunia Horology hingga Berlabel Jam Orang Sukses

Tahun 1919, Rolex pindah ke Jenewa, kota yang terkenal secara internasional dalam hal pembuatan jam tangan. Montres Rolex S.A. didaftarkan di Jenewa pada tahun 1920.

Nah, pada pergantian abad ke-20, seorang wiraswasta yang visioner dan berbasis di London itu berada di ambang kesuksesan. Targetnya, memperkenalkan dunia pembuatan jam tangan pada saat kekhasan dari pelat jam belum diketahui.

Hans Wilsdorf melihat bahwa inovasi-inovasi ini adalah solusi untuk membuat jam tangan yang benar-benar tahan air. Kemudian ia bernegosiasi dengan Paul Perregaux dan Georges Peret Rterkait harga paten mereka di tahun 1926. Ia juga mengkombinasikannya dengan desain dari Francois Borgel. Hasilnya adalah Rolex Oyster. Namanya terinspirasi dari tiram yang tak rusak meskipun selalu di dalam air. Konsep ini merupakan awal mula dari perkembangan jam tangan tahan air dewasa ini.

Perjuangan Rolex Kuasai Dunia Horology hingga Berlabel Jam Orang Sukses

Desain jam tangan Rolex Oyster menjadi sukses besar dengan kecerdasan marketing dari perusahaan Hans Wilsdorf ini. Selama musim panas 1927 seorang wanita asal Inggris bernama Mercedes Gleitze berenang melewati Terusan Inggris (English Channel) dengan mengenakan Rolex Oyster di pergelangannya. Jam tangan tersebut pun mampu bertahan selama perjalanan, tetap kedap air, dan masih berjalan normal selama 15 jam perjalanan renang ke Calais, Perancis. Kemudian Hans Wilsdorf membeli semua halaman muka dari media kenamaan Inggris, Daily Mail, untuk mengumumkan pencapaian ini. Berkat publikasi ini Rolex menjadi sebuah merek global.

Pada tahun 1930-an, perusahaan lain menciba untuk membuat terobosan serupa. Mereka memasukkan jam tangan yang didesain oleh Cartier untuh Pasha of Marrakesh dengan desain khusus mahkota screw-down (yang kemudian menjadi inspirasi jam tangan Pasha Collection dewasa ini, sebagaimana Omega Marine, yang juga memiliki case di dalam case. Perusahaan-perusahaan pun kemudian mulai memperkenalkan paking sebagai suatu bagian sistem untuk meingkatkan ketahanan terhadap aur untuk harga yang lumayan. Pada awal 1940-an, misalnya jam tangan merek Fortis memasarkan jam tangan otomatis yang tahan air dengan nama Fortissimo.
Perjuangan Rolex Kuasai Dunia Horology hingga Berlabel Jam Orang Sukses

Tapi dalam keseluruhan bagian, jam tangan anti air masih dianggap sebagai kebutuhan orang dengan jenis pekerjaan tertentu (spesialis). Selama Perang Dunia II, beberapa jam tangan dengan level anti air yang cukup tinggi, diver watch, diperkenalkan untuk para pasukan frogmen. Jam tangan ini biasanya digunakan dengan tujuan untuk memudahkan penggunanya dalam membaca waktu di kedalaman lautan.

Perusahaan jam tangan Italia, Panerai, misalnya menyediakan jam tangan untuk pasukan frogmen angkatan laut dengan jam tangan diving berukuran lebar dan kompas bawah air. Panerai kemudian mematenkan case-nya yang ikonik itu dan masih digunakan hingga saat ini.
Perjuangan Rolex Kuasai Dunia Horology hingga Berlabel Jam Orang Sukses

Perkembangan jam tangan diving dewasa ini menjadi titik balik Rolex yang memperkenalkan seri Submariner di tahun 1953. Awal mula jam tangan Submariner Rolex ini dibuat sebagai jam tangan anti air hingga kedalaman 100 meter dan desainnya pun menjadi sebuah kesuksesan yang cukup singkat. Itu bukanlah jam tangan diving yang didesain untuk kebutuhan sehari-haru, namun menjadi jam tangan paling sukses secara komersial. Keberhasilan ini juga akhirnya menjadi sebuah perkenalan unidirectional bezel yang menjadi alat ukur untuk menghitung lama waktu di dalam air. Desain ini pun menjadi tonggak pembuatan jam tangan diving hingga sekarang.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2259 seconds (0.1#10.140)