Lamborghini dan Bugatti Tunggu Legislasi Jadi baru Elektrifikasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stephan Winkelmann, orang nomor satu di Lamborghini dan Bugatti mengatakan saat ini kedua mobil super sport itu tidak akan tergesa-gesa masuk ke era elektrifikasi seperti yang dilakukan oleh produsen mobil super sport lainnya. Dia bahkan mengatakan dalam waktu sepuluh tahun ke depan Bugatti, Lamborghini dan mobil-mobil super sport lainnya tidak ada yang hadir dengan bentuk mobil super sport listrik murni.
"Saya tidak melihat adanya mobil super sport atau mobil hyper dengan listrik murni sekarang dan sepuluh tahun ke depan. Begitu juga dengan Bugatti dan Lamborghini. Mungkin setelahnya kemungkinan bisa terbuka," ujarnya. (Baca juga : Mobil yang Digugat Karena Tak Kuat Nanjak Diekspor ke Malaysia )
Dia mengatakan waktu sepuluh tahun ke depan itu akan digunakan Bugatti dan Lamborghini untuk melihat sejauh mana peraturan, penerimaan konsumen dan kesanggupan teknologi mobil listrik mengatasi masalah yang ada saat ini mulai dari harganya, jarak tempuhnya hingga performanya. "Kita harus benar-benar mengerti dengan teknologi itu. Memang kita bisa melakukan ujicoba dan melibatkan konsumen kami, dan kami sudah berdiskusi terus dengan mereka mengenai produk kami ke depan. Saya tidak bisa mengatakan menolak (mobil listrik), tapi untuk saat ini belum kami lakukan," jelasnya.
Diketahui hingga kini Lamborghini memang masih menjauh dengan teknologi listrik. Bahkan mobil super sport hibrida mereka, Lamborghini Sian justru menggunakan teknologi super capacitor sebagai tenaga induksi. (Baca juga : Ini Penampakan Skutik Listrik Buatan United Bike Penantang GESITS dan NMAX )
Teknologi itu merupakan hasil kerja sama antara Lamborghini dan Massachusetts Institute of Techology (MIT) Amerika Serikat saat membuat mobil konsep Lamborghini Terzo Millenio. Setelah matang, teknologi itu kemudian dipasang di Lamborghini Sian yang mampu mendongkrak tenaga dari 785 daya kuda menjadi 819 daya kuda.
"Karena legislasi (mobil listrik) belum matang, kami telah mencoba beberapa jenis teknologi elektrifikasi. Kami harus memastikan teknologi yang kita gunakan adalah teknologi yang terbaik di segmennya," jelas Stephan Winkelmann.
"Saya tidak melihat adanya mobil super sport atau mobil hyper dengan listrik murni sekarang dan sepuluh tahun ke depan. Begitu juga dengan Bugatti dan Lamborghini. Mungkin setelahnya kemungkinan bisa terbuka," ujarnya. (Baca juga : Mobil yang Digugat Karena Tak Kuat Nanjak Diekspor ke Malaysia )
Dia mengatakan waktu sepuluh tahun ke depan itu akan digunakan Bugatti dan Lamborghini untuk melihat sejauh mana peraturan, penerimaan konsumen dan kesanggupan teknologi mobil listrik mengatasi masalah yang ada saat ini mulai dari harganya, jarak tempuhnya hingga performanya. "Kita harus benar-benar mengerti dengan teknologi itu. Memang kita bisa melakukan ujicoba dan melibatkan konsumen kami, dan kami sudah berdiskusi terus dengan mereka mengenai produk kami ke depan. Saya tidak bisa mengatakan menolak (mobil listrik), tapi untuk saat ini belum kami lakukan," jelasnya.
Diketahui hingga kini Lamborghini memang masih menjauh dengan teknologi listrik. Bahkan mobil super sport hibrida mereka, Lamborghini Sian justru menggunakan teknologi super capacitor sebagai tenaga induksi. (Baca juga : Ini Penampakan Skutik Listrik Buatan United Bike Penantang GESITS dan NMAX )
Teknologi itu merupakan hasil kerja sama antara Lamborghini dan Massachusetts Institute of Techology (MIT) Amerika Serikat saat membuat mobil konsep Lamborghini Terzo Millenio. Setelah matang, teknologi itu kemudian dipasang di Lamborghini Sian yang mampu mendongkrak tenaga dari 785 daya kuda menjadi 819 daya kuda.
"Karena legislasi (mobil listrik) belum matang, kami telah mencoba beberapa jenis teknologi elektrifikasi. Kami harus memastikan teknologi yang kita gunakan adalah teknologi yang terbaik di segmennya," jelas Stephan Winkelmann.
(wsb)