Isi Baterai Mobil Listrik Kini Semakin Mudah dan Murah

Minggu, 28 Februari 2021 - 21:36 WIB
loading...
A A A
(Baca Juga : Bos BKPM: Jangan Pesimis, Negosiasi dengan Tesla Masih Jalan! )

Mobil yang digunakan Andi yakni Hyundai Ionic yang diproduksi oleh pabrikan Korea Hyundai Motor Co. Dia mengungkapkan, untuk konsumsi energinya pun mobil listrik jauh lebih murah dibandingkan dengan mobil konvensional berbahan bakar bensin. “Saya mengemudiakan Ionic dari Jakarta ke Bogor konsumsi listriknya 10 kilometer per kWh. Sedangkan biaya pengisiannya Rp1.600 per kWh,’’ungkapnya. Itu berarti, ongkos yang dikeluarkan Andi hanya Rp16 ribu untuk jarak tempuh 100 kilometer. Sedangkan apabila menggunakan mobil berbahan bakar bensin, dengan asumsi konsumsi energinya sama yakni 10 kilometer per liter, dengan menggunakan BBM jenis Pertalite yang dibanderol Rp7.650 per liter, maka dibutuhkan biaya Rp76.500 untuk menempuh jarak 100 kilometer. “Tempat pengisan baterai (SPKLU) sekarang sudah banyak. Di perkantoran, mal, bahkan di tol Trans Jawa pun sudah ada. Jadi bisa diisi dimana saja,”ungkapnya.

Dia pun berharap agar PLN terus menambah jumlah SPKLU khususnya di daerah-daerah dengan lalu lintas kendaraan yang padat. “Misalnya, di jalan nasional pantai utara Jawa. Disitu sepertinya belum ada. Karena jalur itu menjadi alternatif masyarakat jika tol trans Jawa ada kendala misalnya terjadi kemacetan yang parah,”paparnya.

Infrastruktur Menjadi Kunci

Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengungkapkan, ketersediaan infrastruktur menjadi kunci utama untuk mendorong pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik. “Karena masyarakat yang ingin memiliki mobil listrik sudah pasti perlu kemudahan untuk mengisi baterainya,”katanya. Dia mengatakan, peluang penggunaan kendaraan listrik di perkotaan cukup besar, karena jumlah kelas menengah yang memiliki daya beli berada di kota-kota besar.

Karena itu, perlu ketersediaan infrastruktur SPKLU agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan energinya setiap saat. “Misalnya Bali, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya. Juga di ruas-ruas jalan yang menghubungkan kota-kota itu. Contohnya orang yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta, maka perlu ada SPKLU di ruas jalan yang dilintasi,”paparnya. Toyota, melalui prinsipalnya, Toyota Motor Corp. Jepang telah menegaskan komitmennya untuk menanamkan investasi pengembangan kendaraan elektifikasi di Indonesia senilai Rp28 triliun.

Bob menilai, komitmen PLN untuk mendukung ekosistem kendaraan berbasis baterai sangat kuat. “Mereka (PLN) memiliki komitmen yang besar untuk bersama-sama mendukung ekosistem,”ungkapnya. PT PLN sendiri, terus membangun SPKLU di ruas-ruas jalan dengan lalu lintas yang padat. Di ruas tol Trans Sumatera misalnya, PLN sudah membangun SPKLU di Rest Area Tol Bakauheni – Terbanggi Km 20 B, Kabupaten Lampung Selatan. SPKLU itu merupakan SPKLU pertama di Provinsi Lampung. “Dalam waktu dekat akan ditambah 3 titik lagi di sepanjang tol Trans Sumatera rest area km 49A, 115B dan 235A,” ungkap Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PLN, Wiluyo Kusdwiharto.

PLN juga sudah membangun SPKLU di empat titik ruas tol Trans Jawa. Hingga saat ini terdapat 32 titik SPKLU yang tersebar di 12 kota dan 22 lokasi, antara lain di kantor-kantor PLN dan beberapa lokasi pusat keramaian seperti pusat perbelanjaan. Selain itu terdapat 33 titik Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yag tersebar di 33 lokasi di tiga kota, yakni Banten, Bandung dan Bali. PLN juga akan menyiapkan infrastruktur charging untuk di rumah pelanggan beserta stimulus penggunaan listriknya.

“PLN segera melaunching produk layanan Home Charging dan SPKLU sebagai stimulus percepatan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia,” tegas Direktur Mega Project PLN, M. Ikhsan Asaad. Ikhsan menambahkan, pihaknya juga siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat hadirnya ekosistem kendaraan listrik tersebut. Karena untuk membangun ekosistem kendaraan listrik tidak bisa dilakukan terpisah-pisah, sektoral, dan tidak terintegrasi. Oleh karena itu dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah sebagai regulator, BUMN, dan badan usaha lain. “Dengan berbagai pihak, kami siap untuk mengembangkan SPKLU dan SPBKLU, terutama membantu penyediaan listrik untuk SPKLU dan SPBKLU,’’urainya. PLN pun optimistis kendaraan listrik akan menjadi pilihan terbaik dalam sistem transportasi masa depan.
(ton)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4128 seconds (0.1#10.140)