Cerita Miris Orang Terkaya di Inggris yang Ingin Mengalahkan Tesla Milik Elon Musk
loading...
A
A
A
INGGRIS - Perusahaan otomotif dunia berupaya mengalahkan CEO Tesla, Elon Musk dalam bisnis mobil listrik. Di antara segudang optimisme itu ada cerita sosok orang terkaya di Inggris, James Dyson, yang pernah bermimpi mengalahkan Elon Musk dalam kompetisi mobil listrik.
Bagi orang Inggris nama James Dyson bukanlah nama sembarangan. Dia adalah inventor,pengusaha dan dermawan terkenal di Inggris. Berbagai peralatan rumah tangga canggih seperti hair dryer, vacuum cleaner hingga styler bermerek Dyson adalah buatannya. Dalam catatan Forbes kekayaan James Dyson mencapai USD9,7 milyar atau setara Rp136,6 trilium. Jumlah kekayaan itu membuat dia masuk dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes di nomor urut 268.
Di Inggris, James Dyson justru menjadi orang paling kaya. Tidak ada yang mampu menyaingi profit kerajaan bisnis yang dibangun James Dyson. Satu hal yang membuat James Dyson sangat percaya diri akan mampu melakukan hal yang sama ketika berbisnis mobil listrik.
Keinginan James Dyson membuat mobil listrik bermula ketika melihat mobil Tesla buatan Elon Musk. Dyson mengaku pada 2014 dia melihat mobil Tesla dan mengatakan mobil buatan Elon Musk itu akan jadi game changer. Hanya saja menurut James Dyson saat itu Tesla salah membuat jenis mobil listrik berjenis roadster yakni sedan sport dua pintu dan dua kursi.
Lahir di Inggris dimana mobil-mobil bertubuh besar sangat laris, James Dyson berpikir bahwa yang paling dibutuhkan adalah mobil listrik yang mampu mengangkut orang banyak. Dia pun langsung bergegas mewujudkan mimpi tersebut.
James Dyson, sebagai pengusaha sukses, memang punya segalanya. Dana yang melimpah hingga gurita perusahaan pendukung mobil listrik seperti perusahaan baterai dan semi konduktor. Dia pun tidak tanggung-tanggung dalam merekrut orang-orang pintar di industri otomotif seperti mantan insinyur teknik Aston Martin, Ian Minards dan Director BMW i, divisi mobil listrik BMW, Ian Robertson.
"Saya sangat yakin mobil listrik akan segera dipilih banyak orang karena beberapa faktor mulai dari kesadaran lingkungan hingga regulasi pemerintah yang mewajibkannya," ucap James Dyson.
Proses kreatif yang diimpikan oleh James Dyson memang berjalan dengan lancar. Mereka tidak kesulitan untuk membuat purwarupa mobil listrik keinginan James Dyson. Pengusaha kelahiran 2 Mei 1946 itu bahkan membangun pabrik di dua negara Inggris dan Singapura.
Seperti yang diinginkan oleh James Dyson mobil yang dibuat memang hadir dalam dimensi yang lebih besar dibanding mobil listrik buatan Elon Musk, Tesla. James Dyson bahkan mengatakan jarak tempuhnya juga lebih baik karena mampu mencapai 400 kilometer. Catatan yang sangat impresif waktu itu. "Saya suka sekali ide SUV listrik ini karena memang sangat fungsional selain itu ada pasar yang besar di China. Mobil listrik bukan hanya mobil yang khusus untuk dikendarai saja tapi juga digunakan keluarga saat akhir pekan tiba," ujar James Dyson.
Pengujian mobil sendiri sudah dilakukan oleh James Dyson. Memang ada beberapa perbaikan yang perlu dilakukan sebelum mobil listrik itu benar-benar diluncurkan. Hanya saja semua semangat itu musnah ketika tiba-tiba saja pada Oktober 2019, James Dyson mengirimkan surat elektronik ke seluruh karyawannya yang terlibat dalam pembuatan mobil listrik itu.
"Kami dengan sangat terpaksa menghentikan seluruh aktivitas produksi karena melihat dari segi komersial sulit untuk mendapatkan keuntungan dari proyek ini," tulis James Dyson waktu itu.
Keputusah itu memang memukul telak semangat para karyawan mobil listrik Dyson. Sebanyak 5.000 karyawan James Dyson bertanya-tanya mengapa hal itu terjadi? Apalagi James Dyson sudah membuang uang dalam jumlah yang besar 2,5 miliar Poundsterling atau setara Ro48,9 triliun untuk mewujudkan ambisinya memiliki mobil listrik.
Autocar dalam wawancaranya dengan James Dyson menuliskan kegagal pria Inggris itu lebih disebabkan ketidakberhasilan mereka dalam menemukan pembeli mobil listrik. Saat itu masih banyak orang yang tidak mau bertaruh pada mobil listrik yang belum teruji ketahanan dan keandalannya.
James Dyson, sebagai pengusaha juga melihat, bisnis mobil listrik akan menyedot keuangan rantai bisnis yang dia miliki. Dia juga sadar cepat atau lambat perusahaan otomotif lain dengan dana yang sangat tidak terbatas akan masuk ke dalam dunia mobil listrik. Bisa jadi James Dyson memang gagal mengalahkan Elon Musk dengan Tesla-nya. Tapi pabrikan otomotif lain tinggal menghitung waktu guna menjatuhkan Elon Musk.
Bagi orang Inggris nama James Dyson bukanlah nama sembarangan. Dia adalah inventor,pengusaha dan dermawan terkenal di Inggris. Berbagai peralatan rumah tangga canggih seperti hair dryer, vacuum cleaner hingga styler bermerek Dyson adalah buatannya. Dalam catatan Forbes kekayaan James Dyson mencapai USD9,7 milyar atau setara Rp136,6 trilium. Jumlah kekayaan itu membuat dia masuk dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes di nomor urut 268.
Di Inggris, James Dyson justru menjadi orang paling kaya. Tidak ada yang mampu menyaingi profit kerajaan bisnis yang dibangun James Dyson. Satu hal yang membuat James Dyson sangat percaya diri akan mampu melakukan hal yang sama ketika berbisnis mobil listrik.
Keinginan James Dyson membuat mobil listrik bermula ketika melihat mobil Tesla buatan Elon Musk. Dyson mengaku pada 2014 dia melihat mobil Tesla dan mengatakan mobil buatan Elon Musk itu akan jadi game changer. Hanya saja menurut James Dyson saat itu Tesla salah membuat jenis mobil listrik berjenis roadster yakni sedan sport dua pintu dan dua kursi.
Lahir di Inggris dimana mobil-mobil bertubuh besar sangat laris, James Dyson berpikir bahwa yang paling dibutuhkan adalah mobil listrik yang mampu mengangkut orang banyak. Dia pun langsung bergegas mewujudkan mimpi tersebut.
James Dyson, sebagai pengusaha sukses, memang punya segalanya. Dana yang melimpah hingga gurita perusahaan pendukung mobil listrik seperti perusahaan baterai dan semi konduktor. Dia pun tidak tanggung-tanggung dalam merekrut orang-orang pintar di industri otomotif seperti mantan insinyur teknik Aston Martin, Ian Minards dan Director BMW i, divisi mobil listrik BMW, Ian Robertson.
"Saya sangat yakin mobil listrik akan segera dipilih banyak orang karena beberapa faktor mulai dari kesadaran lingkungan hingga regulasi pemerintah yang mewajibkannya," ucap James Dyson.
Proses kreatif yang diimpikan oleh James Dyson memang berjalan dengan lancar. Mereka tidak kesulitan untuk membuat purwarupa mobil listrik keinginan James Dyson. Pengusaha kelahiran 2 Mei 1946 itu bahkan membangun pabrik di dua negara Inggris dan Singapura.
Seperti yang diinginkan oleh James Dyson mobil yang dibuat memang hadir dalam dimensi yang lebih besar dibanding mobil listrik buatan Elon Musk, Tesla. James Dyson bahkan mengatakan jarak tempuhnya juga lebih baik karena mampu mencapai 400 kilometer. Catatan yang sangat impresif waktu itu. "Saya suka sekali ide SUV listrik ini karena memang sangat fungsional selain itu ada pasar yang besar di China. Mobil listrik bukan hanya mobil yang khusus untuk dikendarai saja tapi juga digunakan keluarga saat akhir pekan tiba," ujar James Dyson.
Pengujian mobil sendiri sudah dilakukan oleh James Dyson. Memang ada beberapa perbaikan yang perlu dilakukan sebelum mobil listrik itu benar-benar diluncurkan. Hanya saja semua semangat itu musnah ketika tiba-tiba saja pada Oktober 2019, James Dyson mengirimkan surat elektronik ke seluruh karyawannya yang terlibat dalam pembuatan mobil listrik itu.
"Kami dengan sangat terpaksa menghentikan seluruh aktivitas produksi karena melihat dari segi komersial sulit untuk mendapatkan keuntungan dari proyek ini," tulis James Dyson waktu itu.
Keputusah itu memang memukul telak semangat para karyawan mobil listrik Dyson. Sebanyak 5.000 karyawan James Dyson bertanya-tanya mengapa hal itu terjadi? Apalagi James Dyson sudah membuang uang dalam jumlah yang besar 2,5 miliar Poundsterling atau setara Ro48,9 triliun untuk mewujudkan ambisinya memiliki mobil listrik.
Autocar dalam wawancaranya dengan James Dyson menuliskan kegagal pria Inggris itu lebih disebabkan ketidakberhasilan mereka dalam menemukan pembeli mobil listrik. Saat itu masih banyak orang yang tidak mau bertaruh pada mobil listrik yang belum teruji ketahanan dan keandalannya.
James Dyson, sebagai pengusaha juga melihat, bisnis mobil listrik akan menyedot keuangan rantai bisnis yang dia miliki. Dia juga sadar cepat atau lambat perusahaan otomotif lain dengan dana yang sangat tidak terbatas akan masuk ke dalam dunia mobil listrik. Bisa jadi James Dyson memang gagal mengalahkan Elon Musk dengan Tesla-nya. Tapi pabrikan otomotif lain tinggal menghitung waktu guna menjatuhkan Elon Musk.
(wsb)