Pengalaman Nyetir DFSK Super Cab Bawa Semen 1 Ton, tapi Harus Irit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ini tugas cukup menantang: menyetir DFSK Super Cab dengan muatan semen sebesar 1 ton, tapi ditantang harus irit bahan bakar.
Rutenya dimulai dari venue Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021 di JIExpo Kemayoran menuju ke Tangerang dan kembali lagi ke posisi awal.
Ini pertama kalinya Sindonews mengendarai DFSK Super Cab, kendaraan komersial ringan di segmen kendaraan pikap. Inilah kendaraan yang memegang peranan penting dalam membantu pemulihan perekonomian di masa pandemi. Ketika ekonomi bergerak, kendaraan komersial ringan, handal, dan terjangkau semakin dibutuhkan.
Ada dua varian Super Cab yang dipasarkan DFSK. Yakni bermesin bensin dengan banderol Rp136 juta handal untuk area perkotaan. Adapun DFSK Super Cab SFD 1.300 berteknologi diesel turbocharger yang harganya Rp161 juta ideal melintasi jalanan perbukitan dengan torsi 190 Nm dan tenaga 75 daya kuda.
Proses pengisian BBM sebelumpengujian. Foto-foto: Sindonews/danang arradian
Model yang kami kendarai adalah versi bensin. Tugasnya adalah melakukan uji irit DFSK Super Cab 1.5L Gasoline dengan metode full to full berkeliling Jakarta dan Tangerang dengan jarak kurang lebih 75 kilometer. Mobil dikendarai oleh 2 orang penumpang dengan beban muatan mencapai 1 ton berupa semen.
Ketika akhirnya mengendarai sendiri mobil pikap ini, Sindonews menyadari ada beberapa hal penting.
Pertama, adalah performa. Tentu saja, pengusaha butuh mobil dengan performa tinggi agar tetap nyaman saat dikendarai di berbagai medan. Tarikan mobil bermesin DK15 1.500 cc bertenaga 102 daya kuda dan torsi 140 Nm ini sebenarnya cukup lumayan.
Dengan muatan 1 ton semen di belakang, ternyata tidak terlalu ngoyo. Terutama saat Stop and Go di kemacetan. Torsi bawahnya cukup baik. Jadi, mengendarai mobil ini cukup asik.
Oiya, kenyamanan memang bukan hal penting. Tapi, dengan adanya pendingin udara (AC), kami merasa nyaman selama perjalanan. Mobil ini cocok untuk pengusaha yang acap mengemudikan sendiri mobil mereka. Hanya saja, terkadang kami dikejutkan dengan shock breaker yang “ngegubrak” padahal hanya melibas lobang yang tidak terlalu dalam. Entah mungkin ini karena faktor muatan atau lainnya.
Rutenya dimulai dari venue Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021 di JIExpo Kemayoran menuju ke Tangerang dan kembali lagi ke posisi awal.
Ini pertama kalinya Sindonews mengendarai DFSK Super Cab, kendaraan komersial ringan di segmen kendaraan pikap. Inilah kendaraan yang memegang peranan penting dalam membantu pemulihan perekonomian di masa pandemi. Ketika ekonomi bergerak, kendaraan komersial ringan, handal, dan terjangkau semakin dibutuhkan.
Ada dua varian Super Cab yang dipasarkan DFSK. Yakni bermesin bensin dengan banderol Rp136 juta handal untuk area perkotaan. Adapun DFSK Super Cab SFD 1.300 berteknologi diesel turbocharger yang harganya Rp161 juta ideal melintasi jalanan perbukitan dengan torsi 190 Nm dan tenaga 75 daya kuda.
Proses pengisian BBM sebelumpengujian. Foto-foto: Sindonews/danang arradian
Model yang kami kendarai adalah versi bensin. Tugasnya adalah melakukan uji irit DFSK Super Cab 1.5L Gasoline dengan metode full to full berkeliling Jakarta dan Tangerang dengan jarak kurang lebih 75 kilometer. Mobil dikendarai oleh 2 orang penumpang dengan beban muatan mencapai 1 ton berupa semen.
Ketika akhirnya mengendarai sendiri mobil pikap ini, Sindonews menyadari ada beberapa hal penting.
Pertama, adalah performa. Tentu saja, pengusaha butuh mobil dengan performa tinggi agar tetap nyaman saat dikendarai di berbagai medan. Tarikan mobil bermesin DK15 1.500 cc bertenaga 102 daya kuda dan torsi 140 Nm ini sebenarnya cukup lumayan.
Dengan muatan 1 ton semen di belakang, ternyata tidak terlalu ngoyo. Terutama saat Stop and Go di kemacetan. Torsi bawahnya cukup baik. Jadi, mengendarai mobil ini cukup asik.
Oiya, kenyamanan memang bukan hal penting. Tapi, dengan adanya pendingin udara (AC), kami merasa nyaman selama perjalanan. Mobil ini cocok untuk pengusaha yang acap mengemudikan sendiri mobil mereka. Hanya saja, terkadang kami dikejutkan dengan shock breaker yang “ngegubrak” padahal hanya melibas lobang yang tidak terlalu dalam. Entah mungkin ini karena faktor muatan atau lainnya.