Pasar SUV Nyungsep, DFSK Siap Kenalkan MPV di Indonesia?
loading...
A
A
A
BALI - PT Sokonindo Automobile (DFSK Indonesia) masuk ke pasar Indonesia dengan fokus ke sport utility vehicle (SUV). Namun, mereka tidak memungkiri tertarik untuk bermain di segmen paling gemuk multi purpose vehicle (MPV).
Hal tersebut disampaikan oleh Cing Hok, Sales & Marketing Director PT Sokonindo Automobile, kepada media di Bali, belum lama ini.
Meski menolak untuk membocorkan varian apa yang dibawa ke Indonesia, Cing Hok menyebut bahwa memang ada rencana DFSK untuk membawa varian MPV ke Indonesia. ”Tentu saja kami tertarik. Tapi, untuk saat ini kami belum bisa bicara banyak,” ujarnya.
Di China, DFSK memang memiliki sejumlah varian MPV. Antara lain Glory 330 dan Glory 360.
Bahkan, Glory 360 dan Glory 330 beberapa kali terlihat mondar-mandir di jalanan Indonesia. Dibekali dua opsi mesin, yakni turbo diesel 1.200 cc dan mesin tipe bensin berkapasitas 1.500 cc.
Keduanya adalah MPV 7 penumpang. Bisa jadi Glory 330 akan bersaing di kelas low MPV untuk menghadang Toyota Cayla dan Daihatsu Sigra.
Sementara Glory 360 bersaing dengan Honda Mobilio, Toyota Avanza, serta Suzuki Ertiga.
Kapan paling cepat MPV DFSK bisa diboyong ke Tanah Air? Agaknya masih cukup lama. Bisa jadi, baru tahun depan.
Mengapa? Karena saat ini selain tetap fokus pada penjualan SUV DFSK Glory 560 yang ditawarkan mulai Rp202,5 juta (on the road DKI Jakarta) dan DFSK Glory i-Auto seharga Rp335 juta (on the road DKI Jakarta), mereka juga sedang fokus mendorong penjualan kendaraan komersial yang ternyata selama pandemi justru mendapatkan traksi.
Dua model kendaraan komersial mereka adalah DFSK Super Cab 1.5L Gasoline (Rp135.990.000) dan DFSK Super Cab 1.3T Diesel (Rp161.000.000), serta DFSK Gelora Minibus (Rp185.000.000) dan DFSK Gelora Blind van (Rp169.000.000).
Selain itu, ada pula DFSK Gelora E yang merupakan mobil niaga listrik pertama di Indonesia. Saat ini Cing Hok menyebut bahwa DFSK bergandeng erat dengan pemerintah untuk mendorong adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
”DFSK Gelora E akan menjadi kendaraan listrik untuk feeder di lima kota besar Indonesia. Mulai dari Bali, Solo, Bandung, Surabaya, serta Danau Toba.
Karena prioritas utama pemerintah saat ini adalah mengubah angkutan umum ke listrik hingga 2030 mendatang. Tahun depan, akan ada 5 kota lagi yang menjadi fokus pemerintah untuk mendorong mobil listrik,” ungkap Cing Hok.
Kendati pasar SUV sendiri mengalami penurunan, kendaraan komersial DFSK justru meningkat. Mereka menjual 350 unit-400 unit mobil per bulan. ”Pada 2020, kami menjual 5.000 unit mobil. Untuk tahun ini targetnya masih sama,” ungkapnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Cing Hok, Sales & Marketing Director PT Sokonindo Automobile, kepada media di Bali, belum lama ini.
Meski menolak untuk membocorkan varian apa yang dibawa ke Indonesia, Cing Hok menyebut bahwa memang ada rencana DFSK untuk membawa varian MPV ke Indonesia. ”Tentu saja kami tertarik. Tapi, untuk saat ini kami belum bisa bicara banyak,” ujarnya.
Di China, DFSK memang memiliki sejumlah varian MPV. Antara lain Glory 330 dan Glory 360.
Bahkan, Glory 360 dan Glory 330 beberapa kali terlihat mondar-mandir di jalanan Indonesia. Dibekali dua opsi mesin, yakni turbo diesel 1.200 cc dan mesin tipe bensin berkapasitas 1.500 cc.
Keduanya adalah MPV 7 penumpang. Bisa jadi Glory 330 akan bersaing di kelas low MPV untuk menghadang Toyota Cayla dan Daihatsu Sigra.
Sementara Glory 360 bersaing dengan Honda Mobilio, Toyota Avanza, serta Suzuki Ertiga.
Kapan paling cepat MPV DFSK bisa diboyong ke Tanah Air? Agaknya masih cukup lama. Bisa jadi, baru tahun depan.
Mengapa? Karena saat ini selain tetap fokus pada penjualan SUV DFSK Glory 560 yang ditawarkan mulai Rp202,5 juta (on the road DKI Jakarta) dan DFSK Glory i-Auto seharga Rp335 juta (on the road DKI Jakarta), mereka juga sedang fokus mendorong penjualan kendaraan komersial yang ternyata selama pandemi justru mendapatkan traksi.
Dua model kendaraan komersial mereka adalah DFSK Super Cab 1.5L Gasoline (Rp135.990.000) dan DFSK Super Cab 1.3T Diesel (Rp161.000.000), serta DFSK Gelora Minibus (Rp185.000.000) dan DFSK Gelora Blind van (Rp169.000.000).
Selain itu, ada pula DFSK Gelora E yang merupakan mobil niaga listrik pertama di Indonesia. Saat ini Cing Hok menyebut bahwa DFSK bergandeng erat dengan pemerintah untuk mendorong adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
”DFSK Gelora E akan menjadi kendaraan listrik untuk feeder di lima kota besar Indonesia. Mulai dari Bali, Solo, Bandung, Surabaya, serta Danau Toba.
Karena prioritas utama pemerintah saat ini adalah mengubah angkutan umum ke listrik hingga 2030 mendatang. Tahun depan, akan ada 5 kota lagi yang menjadi fokus pemerintah untuk mendorong mobil listrik,” ungkap Cing Hok.
Kendati pasar SUV sendiri mengalami penurunan, kendaraan komersial DFSK justru meningkat. Mereka menjual 350 unit-400 unit mobil per bulan. ”Pada 2020, kami menjual 5.000 unit mobil. Untuk tahun ini targetnya masih sama,” ungkapnya.
(dan)