Benarkah Tanjakan Curam Jadi Ujian Buat Mobil Penggerak Roda Depan Seperti Xpander?

Kamis, 02 September 2021 - 12:10 WIB
loading...
Benarkah Tanjakan Curam Jadi Ujian Buat Mobil Penggerak Roda Depan Seperti Xpander?
Mitsubishi Xpander merupakan salah satu Low MPV terlaris tahun ini. Foto/SINDONEWS.Com-Wahyu Sibarani.
A A A
PADANG - Kontroversi mobil penggerak roda depan atau Front Wheel Drive (FWD) dan penggerak roda belakang atau Rear Wheel Drive (RWD) mengemuka lagi. Kali ini penyebabnya adalah video yang memperlihatkan Mitsubishi Xpander warna hitam yang tidak mampu melalui tanjakan Sitinjau Lauik, Padang, Sumatra Barat.

Dalam video tersebut mobil Low MPV andalan Mitsubishi itu terpaksa mundur karena tidak kuat melewati tanjakan. Setidaknya ada dua kali pengemudi mobil Mitsubishi Xpander warna hitam itu mencoba melewati tanjakan. Hanya saja hal yang sama tetap terjadi.

Baru ketika pengemudi mengambil sudut yang berbeda, Mitsubishi Xpander akhirnya bisa melewati tanjakan yang terkenal tersebut.



Meski demikian kontroversi tetap bermunculan. Intinya bermuara pada hal yang selalu sama, yakni mana yang lebih baik antara penggerak roda depan dan roda belakang, terutama saat melewati tanjakan.

“Secara keseluruhan kalau mobilnya sudah bergerak, sudah ada motion (ada momentum bergerak sebelum tanjakan) sebenarnya nggak ada masalah depan atau belakang," kata Jusri.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuh, kemampuan mobil FWD dan RWD di tanjakan banyak variabelnya. Di antaranya kondisi kendaraan, kondisi jalan apakah sedang licin, hingga kemampuan pengemudinya.



Menurut dia kondisi jalan juga paling berpengaruh pada kemampuan mobil melewati tantangan. Dalam video yang menghebohkan itu tanjakan Sitinjau Lauik memang dalam kondisi licin setelah diguyur hujan deras. Tentu ini akan jadi tantangan bagi mobil yang berpenggerak roda depan.

"Kalau semuanya tidak ideal, termasuk pengemudi yang gampang panik hingga traksi kurang seperti jalan licin, maka kondisi ini (penggerak) belakang akan menguntungkan," ujar Jusri.

"Tapi kalau semua ideal, tanjakan curam, ban ideal, pengemudinya juga tahu semua, nggak ada masalah dengan penggerak depan. Perbedaan tidak signifikan. Apalagi kalau traffic-nya tidak macet, nggak ada masalah. Yang paling penting adalah metode step-stepnya itu. Kalau step-step-nya bisa tinggal adjusment, tinggal penyesuaian," katanya



Jusri mengatakan, dalam menaklukkan tanjakan baik menggunakan mobil FWD maupun RWD yang paling penting adalah menjaga momentum. Caranya, mengindikasikan segala situasi dari awal. Salah satunya dengan menjaga jarak.

"Dia harus bergulir terus. Kalau dia lihat ada mobil dekat-dekat situ, truk misalnya, pasti akan memperlambat momentum. Jadi harus jaga jarak, supaya tidak sampai berhenti di tengah tanjakan tadi. Kemudian pakai gigi yang pas," katanya.

"Usahakan jangan melakukan perlambatan saat menanjak. Caranya jaga jarak dari jauh, supaya tidak melakukan perlambatan. Kalau terlalu mepet, pasti dia akan melakukan perlambatan ketika kendaraan di depan melakukan perlambatan atau berhenti. Jaga jarak supaya terus memelihara momentum," sebutnya.

"Pergerakan itu akan menimbulkan momentum. Sehingga momentum ini akan membuat bobot kendaraan jadi lebih enteng karena ada gerakan momentum bukan gerakan dari mesin saja. Artinya beban mesin jadi lebih rendah." papar Jusri.



Brand Ambassador Mitsubishi di Indonesia, Rifat Sungkar mengatakan hal yang kurang lebih sama. Dia mengatakan pemahaman pengemudi mobil terhadap kondisi jalan yang akan dilalui berperan penting dalam berkendara. Begitu juga kemampuan pengemudi dalam memahami kelebihan dan kekurangan mobil yang mereka miliki. Termasuk kemampuan mengendra mereka.



Benarkah Tanjakan Curam Jadi Ujian Buat Mobil Penggerak Roda Depan Seperti Xpander?


Menurutnya tanjakan Sitinjau Lauik sudah sangat terkenal di Indonesia. Banyak pengendara yang melewati tanjakan itu tidak mengambil sudut terdalam yang ada di belokan tersebut.

"Sudut yang terdalam di belokan itu adalah sudut yang tekukannya paling dalam. Sudut yang tekukannya paling tajam otomatis akan membuat mobil lebih susah naik dibanding sudut yang paling luar. Makanya truk-truk yang melewati belokan itu tidak ada yang ngambil bagian yang dalam.Jadi sebetulnya bukan karena enggak bisa nanjak," jelas Rifat Sungkar.

Dan memang seperti pernyataan Rifat Sungkar, beberapa mobil lainnya yang berpenggerak roda belakang yang ada di kanal YouTube yang sama juga mengalami gagal naik tanjakan Sitinjau Lauik. Hal itu terjadi karena pola berkendaranya juga sama.

PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) sendiri sudah berkali-kali melakukan kampanye tentang penggunaan mobil penggerak roda depan dalam melewati tanjakan curam. Di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 mereka bahkan membuat sebuah tanjakan dimana konsumen bisa langsung membawa mobil LMPV itu melewati tanjakan.

Mereka bahkan melakukan kampanye khusus Tons of Real Happines (TORH) yang membuktikan kelebihan mobil penggerak roda depan. Di ajang kampanye itu Mitsubishi Xpander menarik sebuah carousel atau komidi putar seberat24 ton. Bahkan sebelum menarik komidi putar itu, MMKSI mencoba melakukan simulai dimana Mitsubishi Xpander menarik truk kontainer berisi mobil-mobil MItsubishi Xpander. Hasilnya saat itu Mitsubishi Xpander dengan penggerak roda depan masih mampu melakukannya dengan baik.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1821 seconds (0.1#10.140)