Kurangi Ketergantungan dari China, Inggris Bersiap Produksi Magnet EV

Senin, 08 November 2021 - 14:05 WIB
loading...
Kurangi Ketergantungan dari China, Inggris Bersiap Produksi Magnet EV
Dalam waktu dekat Inggris akan kembali menghidupkan pabrik magnet mereka untuk memeuhi kebutuhan produksi mobil listrik. Foto/dok
A A A
LONDON - Dalam waktu dekat Inggris akan kembali menghidupkan pabrik magnet mereka setelah terhenti pada tahun 1990. Langkah Inggris ini untuk mengurangi ketergantungan dari China karena hampir 90% magnet digunakan untuk pembuatan mobil listrik atau electrik vehicle (EV).

Pemerintah Inggris saat ini sedang melakukan studi kelayakan untuk membuka kembali pabrik magnet di wilayahnya. Ini merupakan bagian dari Inggris untuk mencapai pemakaian mobil listrik pada 2030 dan nol emisi pada 2050.

Produksi magnet Inggris menghilang pada 1990-an ketika industri menemukan bahwa ia tidak dapat bersaing dengan China, tetapi dengan pertumbuhan permintaan yang besar, pemerintah ingin mengamankan pasokan yang cukup.



Studi tersebut menguraikan bagaimana sebuah pabrik dapat dibangun pada tahun 2024 dan pada akhirnya menghasilkan magnet yang cukup kuat untuk memasok satu juta mobil listrik per tahun.

"Kami ingin mengubah gelombang pengiriman semua jenis manufaktur ini ke Timur Jauh dan menghidupkan kembali keunggulan manufaktur Inggris," kata salah satu sumber tersebut seperti dikutip Autoblog, Senin (8/11/2021).

Departemen Bisnis pemerintah menolak untuk mengomentari rincian mengenai kemungkinan pabrik magnet karena laporan tersebut belum dirilis.

"Pemerintah terus bekerja dengan investor melalui Dana Transformasi Otomotif (ATF) kami untuk memajukan rencana membangun rantai pasokan kendaraan listrik yang kompetitif secara global di Inggris," kata seorang juru bicara melalui email.



Perusahaan Inggris, Less Common Metals (LCM) yang menyusun studi kelayakan sedang mempertimbangkan untuk mencari mitra untuk bersama-sama membangun pabrik, kata sumber tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2815 seconds (0.1#10.140)