Ini Solusi Pemilik Mobil Modifikasi saat Jual Kendaraan Tak Merugi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemilik mobil modifikasi kerap kesulitan ketika menjual mobil mereka di pasar mobil bekas. Pasalnya banyak pembeli mobil bekas tidak ingin memiliki mobil yang sudah tidak lagi asli seperti saat awal dibeli. Alhasil harga yang diberikan kerap jauh dari harapan.
Hal itu memang diakui oleh CEO Otospector, Jeffery Andhika mengenai kerugian yang biasanya dirasakan oleh pemilik mobil modifikasi saat ingin menjual lagi mobil mereka. Menurutnya ha itu memang adalah resiko yang harus diterima oleh pemilik mobil modifikasi.
"Ketika ingin memodifikasi mobil maka yang perlu diterima adalah harga jual kembalinya akan tidak seperti mobil-mobil yang masih dalam keadaan standar," ujar Jeffrey Andhika.
Hanya saja dia masih memberikan solusi agar pemilik mobil modifikasi tidak benar-benar rugi. Menurutnya yang perlu dilakukan adalah menjual lagi mobil modifikasi itu ke orang yang memang suka modifikasi.
Tentunya konsumen jenis itu akan lebih menghargai modifikasi yang telah dilakukan ketimbang konsumen biasa atau pedagang mobil bekas. "Rata-rata pemilik mobil modifikasi bergabung dalam komunitas atau klub. Saya rasa mereka bisa memanfaatkan jaringan klub atau komunitas jika ingin menjual mobil mereka," jelasnya.
Namun jika memang ingin mendapatkan harga yang maksimal, mau tidak mau pemilik mobil modifikasi harus mengembalikan lagi mobil itu ke kondisi standar. Tentunya hal itu akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Mau tidak mau memang harus dibalikkan ke kondisi standar. Jadi memang ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketika ingin memodifikasi mobil," ujar Jeffrey Andhika.
Sementara Hafizh Fauzan, Marketing Manager Otospector mengatakan ada cara lain agar pemilik mobil modifikasi tidak rugi kemudian hari. Caranya adalah memodifikasi mobil dengan sistem plug and play atau mudah dibongkar pasang.
"Jadi usahakan part-part bawaan pabrik tetap disimpan. Jadi ketika hendak dijual lagi bagian modifikasinya bisa dilepas dan dipasang lagi dengan barang bawaan pabrik. Misalnya seperti velg standar pabrik yang diganti dengan velg aftermarket," jelas Hafizh Fauzan.
Selain itu dia menyarakan agar pemilik mobil lebih memanfaatkan part-part modifikasi yang dijual oleh pabrikan mobil. Menurutnya part-part genuine accessories itu akan membuat mobil tampil beda dan tidak akan ada masalah ketika dijual lagi.
"Saat ini banyak pabrikan mobil yang punya genuine accessories. Jadi lebih baik memanfaatkan itu jika ingin tampil beda mobilnya," ujar Hafizh Fauzan.
Hal itu memang diakui oleh CEO Otospector, Jeffery Andhika mengenai kerugian yang biasanya dirasakan oleh pemilik mobil modifikasi saat ingin menjual lagi mobil mereka. Menurutnya ha itu memang adalah resiko yang harus diterima oleh pemilik mobil modifikasi.
"Ketika ingin memodifikasi mobil maka yang perlu diterima adalah harga jual kembalinya akan tidak seperti mobil-mobil yang masih dalam keadaan standar," ujar Jeffrey Andhika.
Hanya saja dia masih memberikan solusi agar pemilik mobil modifikasi tidak benar-benar rugi. Menurutnya yang perlu dilakukan adalah menjual lagi mobil modifikasi itu ke orang yang memang suka modifikasi.
Tentunya konsumen jenis itu akan lebih menghargai modifikasi yang telah dilakukan ketimbang konsumen biasa atau pedagang mobil bekas. "Rata-rata pemilik mobil modifikasi bergabung dalam komunitas atau klub. Saya rasa mereka bisa memanfaatkan jaringan klub atau komunitas jika ingin menjual mobil mereka," jelasnya.
Namun jika memang ingin mendapatkan harga yang maksimal, mau tidak mau pemilik mobil modifikasi harus mengembalikan lagi mobil itu ke kondisi standar. Tentunya hal itu akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Mau tidak mau memang harus dibalikkan ke kondisi standar. Jadi memang ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketika ingin memodifikasi mobil," ujar Jeffrey Andhika.
Sementara Hafizh Fauzan, Marketing Manager Otospector mengatakan ada cara lain agar pemilik mobil modifikasi tidak rugi kemudian hari. Caranya adalah memodifikasi mobil dengan sistem plug and play atau mudah dibongkar pasang.
"Jadi usahakan part-part bawaan pabrik tetap disimpan. Jadi ketika hendak dijual lagi bagian modifikasinya bisa dilepas dan dipasang lagi dengan barang bawaan pabrik. Misalnya seperti velg standar pabrik yang diganti dengan velg aftermarket," jelas Hafizh Fauzan.
Selain itu dia menyarakan agar pemilik mobil lebih memanfaatkan part-part modifikasi yang dijual oleh pabrikan mobil. Menurutnya part-part genuine accessories itu akan membuat mobil tampil beda dan tidak akan ada masalah ketika dijual lagi.
"Saat ini banyak pabrikan mobil yang punya genuine accessories. Jadi lebih baik memanfaatkan itu jika ingin tampil beda mobilnya," ujar Hafizh Fauzan.
(wsb)