China dari Pembajak Desain Jadi Pemain Utama Dunia, Ini Analisa Eks Desainer BMW
loading...
A
A
A
CHINA - Industri otomotif China berkembang sangat pesat saat ini hingga menjadi pemain utama. Siapa sangka dulunya China terkenal dengan pembajakan desain yang sangat mengerikan.
Frank Stephenson, mantan desainer BMW, Ferrari, Maserati dan McLaren merupakan salah satu orang yang pernah jadi korban. Mobil buatannya BMW X5 yang dibuat pada 2005 dijiplak habis oleh perusahaan mobil China, Shuanghuan.
Saat itu Shuanghuan merilis mobil SUV bernama S-CEO. Uniknya mobil itu benar-benar mirip dengan BMW X5 buatan Frank Stephenson. "Sampai-sampai saya tidak bisa membedakan karena memang berhasil meniru.Paling hanya detail kecil yang tidak sama seperti grille dan desain lampu," ujar Frank Stephenson.
Tahun 2005 menurutnya memang merupakan momen dimana industri otomotif China paling sering meniru mobil luar. Itu sesuai dengan pembagian waktu yang terjadi di China dimana periode 2000 hingga 2010, industri otomotif China senang membajak desain mobil luar negeri.
Periode kedua berlangsung pada 2010 yang dikenal era pengembangan dimana mobil-mobil China mulai menemukan jati diri dan berani tampil dengan desain sendiri. Terakhir periode ketiga yang terjadi pada 2020 hingga kini yang disebut era moderen.
Banyaknya pembajakan desain yang terjadi di China di era pertama menurut Frank Stephenson terjadi karena krisis identitas. Selain itu mereka berupaya melakukan jalan pintas untuk mengambil untung.
"Kritikan dan pemboikotan yang terjadi karena desain itu membuat mereka jadi berupaya untuk berkembang. Mereka menyadari perlu hadir dengan desain sendiri untuk lebih maju," jelas Frank Stephenson.
Dari situlah industri otomotif China masuk ke periode kedua yakni perkembangan yang terjadi pada 2010 hingga 2020. Di era ini,perusahaan mobil di China mulai mencoba membuat desain orisinal melalui kerja sama dengan desainer dunia.
Yang pertama memulai adalah Chery. Perusahaan mobil China itu bekerja sama dengan Pininfarina untuk membuat mobil sedan Chery A3. "Desainnya memang tidak terlalu istimewa tapi justru diterima dengan baik oleh konsumen. Itu jadi tanda kalau masyarakat China memang tidak mau memiliki mobil bajakan," terang Frank Stephenson.
Kerja sama itulah yang akhirnya jadi jembatan buat industri otomotif China masuk ke periode ketiga yakni era moderen. Di momen ini perusahaan China melibatkan insan-insan kreatif dalam negeri dan luar negeri dalam membuat mobil.
Mereka bahkan rela menggelontorkan banyak uang untuk mengambil desainer-desainer otomotif kelas dunia. "BYD salah satuya yang sangat berhasil. Padahal awalnya mereka paling sering meniru mobil luar," jelas Frank Stephenson.
Di era ini perusahaan mobil di China justru benar-benar sangat berbeda. Setiap pabrikan mobil berhasil memiliki desain masing-masing yang sangat khas dan berkarakter.
"Selain itu sokongan dana yang luar biasa juga berhasil membuat mereka mengakuisisi alih perusahaan mobil dunia lain agar adanya transfer teknologi dan desain. Ini yang membuat mereka sekarang jadi pemain utama otomotif dunia," jelasnya.
Frank Stephenson, mantan desainer BMW, Ferrari, Maserati dan McLaren merupakan salah satu orang yang pernah jadi korban. Mobil buatannya BMW X5 yang dibuat pada 2005 dijiplak habis oleh perusahaan mobil China, Shuanghuan.
Saat itu Shuanghuan merilis mobil SUV bernama S-CEO. Uniknya mobil itu benar-benar mirip dengan BMW X5 buatan Frank Stephenson. "Sampai-sampai saya tidak bisa membedakan karena memang berhasil meniru.Paling hanya detail kecil yang tidak sama seperti grille dan desain lampu," ujar Frank Stephenson.
Tahun 2005 menurutnya memang merupakan momen dimana industri otomotif China paling sering meniru mobil luar. Itu sesuai dengan pembagian waktu yang terjadi di China dimana periode 2000 hingga 2010, industri otomotif China senang membajak desain mobil luar negeri.
Periode kedua berlangsung pada 2010 yang dikenal era pengembangan dimana mobil-mobil China mulai menemukan jati diri dan berani tampil dengan desain sendiri. Terakhir periode ketiga yang terjadi pada 2020 hingga kini yang disebut era moderen.
Banyaknya pembajakan desain yang terjadi di China di era pertama menurut Frank Stephenson terjadi karena krisis identitas. Selain itu mereka berupaya melakukan jalan pintas untuk mengambil untung.
"Kritikan dan pemboikotan yang terjadi karena desain itu membuat mereka jadi berupaya untuk berkembang. Mereka menyadari perlu hadir dengan desain sendiri untuk lebih maju," jelas Frank Stephenson.
Dari situlah industri otomotif China masuk ke periode kedua yakni perkembangan yang terjadi pada 2010 hingga 2020. Di era ini,perusahaan mobil di China mulai mencoba membuat desain orisinal melalui kerja sama dengan desainer dunia.
Yang pertama memulai adalah Chery. Perusahaan mobil China itu bekerja sama dengan Pininfarina untuk membuat mobil sedan Chery A3. "Desainnya memang tidak terlalu istimewa tapi justru diterima dengan baik oleh konsumen. Itu jadi tanda kalau masyarakat China memang tidak mau memiliki mobil bajakan," terang Frank Stephenson.
Kerja sama itulah yang akhirnya jadi jembatan buat industri otomotif China masuk ke periode ketiga yakni era moderen. Di momen ini perusahaan China melibatkan insan-insan kreatif dalam negeri dan luar negeri dalam membuat mobil.
Mereka bahkan rela menggelontorkan banyak uang untuk mengambil desainer-desainer otomotif kelas dunia. "BYD salah satuya yang sangat berhasil. Padahal awalnya mereka paling sering meniru mobil luar," jelas Frank Stephenson.
Di era ini perusahaan mobil di China justru benar-benar sangat berbeda. Setiap pabrikan mobil berhasil memiliki desain masing-masing yang sangat khas dan berkarakter.
"Selain itu sokongan dana yang luar biasa juga berhasil membuat mereka mengakuisisi alih perusahaan mobil dunia lain agar adanya transfer teknologi dan desain. Ini yang membuat mereka sekarang jadi pemain utama otomotif dunia," jelasnya.
(wsb)