Mengenal Usaha Knalpot Purbalingga yang Hasilkan Miliaran Rupiah
loading...
A
A
A
Baca juga : Terjaring Razia Knalpot Bising, Pengendara Wajib Ganti Knalpot Standar di Lokasi
Dikutip dari laman Kemenperin, industri Knalpot Purbalingga menjadi salah satu sentra IKM di Jawa Tengah yang telah puluhan tahun mendukung produktivitas sektor otomotif.
Dirjen IKMA Reni Yanita menyebut bahwa IKM knalpot mengalami perkembangan yang prospektif mulai awal tahun 1980-an. Bahkan, sejak tahun 2010 sampai sekarang, pertumbuhannya kian pesat dan mampu menyokong perekonomian daerah.
Menilik ke belakang, sejarah industri knalpot Purbalingga bermula dari Dusun Pesayangan Purbalingga. Pada 1950-an, dusun ini mulanya dikenal sebagai pusat kerajinan logam seperti perkakas dapur dan gamelan. Setelahnya, pada 1977 salah satu pengrajin logam di Purbalingga mulai membuat knalpot dan permintaannya ternyata terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Pada tahun 2020, jumlah IKM di sentra knalpot Purbalingga semakin bertambah dan mencapai 204 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 1.326 orang. Lebih lanjut, Dirjen IKMA mengatakan bahwa sepanjang tahun 2020, volume produksi seluruh IKM di sentra tersebut mencapai 852.650 unit. Angka tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya 803.750 unit.
Pada penghasilannya, Reni Yanita menyebut nilai produksi knalpot di Purbalingga meningkat hampir empat kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
“Dari Rp 37 miliar pada tahun 2010 terus menjadi Rp 138,7 miliar pada 2020. Begitu juga dengan nilai investasinya yang melesat tiga kali lipat dari Rp 1,6 miliar pada 2010 menjadi Rp 5,2 miliar pada 2020. Ini pertumbuhan yang luar biasa besar sebagai ikon industri Purbalingga,” ucapnya.
Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga dalam situs resminya menyebutkan bahwa knalpot-knalpot hasil rancangan pengrajin Purbalingga telah menempel di berbagai produk otomotif ternama seperti Mercedes Benz dan panser buatan Pindad.
Selain itu, knalpot Purbalingga juga telah banyak dipesan oleh beberapa produsen otomotif atau Agen Tunggal Pemegang Merek seperti Toyota dan Honda.
Dikutip dari laman Kemenperin, industri Knalpot Purbalingga menjadi salah satu sentra IKM di Jawa Tengah yang telah puluhan tahun mendukung produktivitas sektor otomotif.
Dirjen IKMA Reni Yanita menyebut bahwa IKM knalpot mengalami perkembangan yang prospektif mulai awal tahun 1980-an. Bahkan, sejak tahun 2010 sampai sekarang, pertumbuhannya kian pesat dan mampu menyokong perekonomian daerah.
Menilik ke belakang, sejarah industri knalpot Purbalingga bermula dari Dusun Pesayangan Purbalingga. Pada 1950-an, dusun ini mulanya dikenal sebagai pusat kerajinan logam seperti perkakas dapur dan gamelan. Setelahnya, pada 1977 salah satu pengrajin logam di Purbalingga mulai membuat knalpot dan permintaannya ternyata terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Pada tahun 2020, jumlah IKM di sentra knalpot Purbalingga semakin bertambah dan mencapai 204 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 1.326 orang. Lebih lanjut, Dirjen IKMA mengatakan bahwa sepanjang tahun 2020, volume produksi seluruh IKM di sentra tersebut mencapai 852.650 unit. Angka tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya 803.750 unit.
Pada penghasilannya, Reni Yanita menyebut nilai produksi knalpot di Purbalingga meningkat hampir empat kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
“Dari Rp 37 miliar pada tahun 2010 terus menjadi Rp 138,7 miliar pada 2020. Begitu juga dengan nilai investasinya yang melesat tiga kali lipat dari Rp 1,6 miliar pada 2010 menjadi Rp 5,2 miliar pada 2020. Ini pertumbuhan yang luar biasa besar sebagai ikon industri Purbalingga,” ucapnya.
Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga dalam situs resminya menyebutkan bahwa knalpot-knalpot hasil rancangan pengrajin Purbalingga telah menempel di berbagai produk otomotif ternama seperti Mercedes Benz dan panser buatan Pindad.
Selain itu, knalpot Purbalingga juga telah banyak dipesan oleh beberapa produsen otomotif atau Agen Tunggal Pemegang Merek seperti Toyota dan Honda.
(bim)