Mercedes-Benz Ogah Suntik Mati Mesin Tenaga Monster Buatan Mereka
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mercedes-Benz enggan menyuntik mati mesin tenaga monster buatan mereka, V8. Mesin V8 produksi Mercedes-Benz dan AMG memang sudah sangat ikonik.
Mesin tersebut sudah menjadi jantung mekanis favorit di semua mobil performa tinggi garapan Mercedes-Benz dan AMG. Sebut saja Mercedes-AMG E63 Mercedes-AMG GT-R, Mercedes-AMG, Mercedes-AMG SL63 dan sebagainya.
Popularitas itu yang membuat Mercedes-Benz sangat enggan berpisah dengan mesin V8. Joerg Bartels, Vice President Mercedes-Benz for Vehicle Development mengatakan perusahaan mobil Jerman itu tetap berkomitmen untuk menekan emisi dan CO2 dengan menghadirkan mobil-mobil listrik hingga 2030.
Menurutnya bukan tidak mungkin jika Mercedes-Benz akan 100 persen jualan mobil listrik . "Namun jika memang masih ada permintaan untuk mobil mesin V8 mengapa kita harus berhenti produksi dan tidak menjualnya," jelas Joerg Bartels.
Dia melanjutkan nantinya memang akan ada tantangan besar jika mesin V8 tetap diproduksi dan dijual. Pertama, regulasi emisi yang ditetapkan di banyak negara akan sangat ketat. Terutama di wilayah Eropa yang memang sudah benar-benar ingin berpisah dengan mobil konvensional.
Selain itu biaya pengembangan dan riset juga akan sangat besar. Mesin V8 yang punya karakter performa tinggi mau tidak mau harus disulap menjadi mesin yang ramah lingkungan tanpa harus menanggalkan kekuatannya.
"Akan ada solusi teknis dari setiap permintaan dan regulasi. Hanya saja harga risetnya akan sangat tinggi dan bisa jadi tidak semua konsumen mau membayar mahal untuk itu," jelasnya.
Mesin tersebut sudah menjadi jantung mekanis favorit di semua mobil performa tinggi garapan Mercedes-Benz dan AMG. Sebut saja Mercedes-AMG E63 Mercedes-AMG GT-R, Mercedes-AMG, Mercedes-AMG SL63 dan sebagainya.
Popularitas itu yang membuat Mercedes-Benz sangat enggan berpisah dengan mesin V8. Joerg Bartels, Vice President Mercedes-Benz for Vehicle Development mengatakan perusahaan mobil Jerman itu tetap berkomitmen untuk menekan emisi dan CO2 dengan menghadirkan mobil-mobil listrik hingga 2030.
Menurutnya bukan tidak mungkin jika Mercedes-Benz akan 100 persen jualan mobil listrik . "Namun jika memang masih ada permintaan untuk mobil mesin V8 mengapa kita harus berhenti produksi dan tidak menjualnya," jelas Joerg Bartels.
Dia melanjutkan nantinya memang akan ada tantangan besar jika mesin V8 tetap diproduksi dan dijual. Pertama, regulasi emisi yang ditetapkan di banyak negara akan sangat ketat. Terutama di wilayah Eropa yang memang sudah benar-benar ingin berpisah dengan mobil konvensional.
Selain itu biaya pengembangan dan riset juga akan sangat besar. Mesin V8 yang punya karakter performa tinggi mau tidak mau harus disulap menjadi mesin yang ramah lingkungan tanpa harus menanggalkan kekuatannya.
"Akan ada solusi teknis dari setiap permintaan dan regulasi. Hanya saja harga risetnya akan sangat tinggi dan bisa jadi tidak semua konsumen mau membayar mahal untuk itu," jelasnya.
Baca Juga