Kenali 7 Penyebab Tabrakan Beruntun dan Cara Menghindarinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kecelakaan beruntun terjadi di ruas tol Pejagan-Pemalang yang melibatkan 13 mobil. Bagaimana caranya agar terhindar dari kecelakaan berbahaya seperti itu?
Dilansir dari Auto2000, pengendara mobil harus berada dalam konsentrasi penuh ketika sedang berkendara. Meski teknologi pada mobil sudah meningkat pesat, tapi peran manusia masih sangat besar dalam mengendalikan mobil.
Kurangnya konsentrasi sering mengakibatkan kecelakaan beruntun, terutama di jalan tol yang kerap memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Seperti yang diutarakan oleh Aftersales Business Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara.
“Jalan tol adalah tempat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi sehingga harus bebas dari hambatan supaya tidak memicu kecelakaan. Pelajari pemicu tabrakan beruntun dan pastikan pengendara tahu cara mencegahnya,” kata Nur Imansyah.
Untuk itu, Auto2000 memberikan tujuh pemicu kecelakaan beruntun yang harus dihindari oleh pengendara mobil.
1. Tidak Menjaga Jarak Aman
Ini menjadi salah satu kebiasaan buruk para pengendara mobil. Pengendara kerap memacu mobil dengan cepat dan mengikuti mobil di depan dengan sangat rapat. Ini bisa menyebabkan kecelakaan beruntun ketika terjadi situasi darurat.
Meski mobil telah dilengkapi fitur keamanan terkini yang dapat melakukan pengereman otomatis, tapi itu tidak dapat menghindari kecelakaan. Oleh karena itu, menjaga jarak di mobil depan sangat penting agar memiliki kesempatan untuk menghindari tabrakan.
2. Pindah Lajur Sembarangan
Pindah lajur dilakukan seorang pengendara dengan tujuan agar sampai tujuan dengan lebih cepat. Hal tersebut wajar dilakukan jika menggunakan metode dan cara yang tepat, yaitu menggunakan lampu sein dan melihat kondisi lajur yang akan diambil.
Namun, pengendara mobil kerap memaksakan diri untuk pindah lajur, terutama ke lajur cepat, padahal ada mobil lain dari belakang melaju kencang. Ini akan menyebabkan kecelakaan beruntun karena mobil dari lajur paling kanan tak punya ruang untuk menghindar.
3. Tidak Patuh Aturan Kecepatan
Jalan tol memiliki aturan batas kecepatan terendah 80 km/jam dan kecepatan tertinggi 100 km/jam. Tapi, terkadang pengendara mobil berkendara terlalu cepat hingga melewati batas dan berkendara terlalu pelan di jalur cepat tau paling kanan.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan kecelakaan beruntun karena pengendara akan sulit menghindari mobil di depan yang pindah lajur secara mendadak ketika sedang berada di kecepatan tinggi.
4. Melaju di Bahu Jalan Tol
Bahu jalan tol hanya untuk kondisi darurat dan tidak boleh dipakai untuk berkendara dengan alasan apa pun. Dalam banyak kasus, ada kendaraan darurat ditabrak dari belakang oleh pengguna bahu jalan.
Bahkan, tak jarang menabrak mobil lain di lajur utama akibat menghindar dari mobil yang berhenti darurat di bahu jalan. Untuk itu, tidak dianjurkan untuk menggunakan bahu jalan jika bukan berdasarkan arahan dari petugas kepolisian yang berpatroli.
5. Terdistraksi Ponsel
Banyak pengemudi mobil memainkan ponsel mereka padahal sedang berkendara dengan kecepatan tinggi. Ketidakwaspadaan itu membuat konsentrasi terpecah dan bisa pindah lajur tanpa disadari. Situasi ini dapat membahayakan pengguna jalan tol lainnya dan bisa menyebabkan kecelakaan beruntun.
6. Microsleep
Microsleep atau tertidur sejenak tanpa sadar menjadi hal yang kerap dialami seorang pengendara yang melakukan perjalanan jarak jauh. Tanpa disadari seorang pengendara tertidur dan bisa membawa mobil mereka pindah lajur dengan cepat. Tentu saja itu sangat berisiko dan dapat menyebabkan tabrakan beruntun. Solusi paling tepat untuk mengantuk yaitu beristirahat dan tidur dengan waktu minimal 15 menit.
7. Lampu Rem Mobil Mati
Lampu rem yang tidak aktif juga dapat menyebabkan kecelakaan beruntun karena mobil di belakang tidak mengetahui jika kendaraan di depannya melakukan pengereman.
Jika tak terlalu fokus, maka pengendara di belakang bisa menghantam mobil di depan dan memicu tabrakan beruntun.
Padahal ada langkah sederhana untuk mengecek lampu rem, yaitu dengan menginjak pedal rem sebelum jalan. Nyala sinar lampu rem akan terlihat di tembok garasi rumah. Pastikan lampu sein juga berfungsi dengan melakukan hal yang sama.
Dilansir dari Auto2000, pengendara mobil harus berada dalam konsentrasi penuh ketika sedang berkendara. Meski teknologi pada mobil sudah meningkat pesat, tapi peran manusia masih sangat besar dalam mengendalikan mobil.
Kurangnya konsentrasi sering mengakibatkan kecelakaan beruntun, terutama di jalan tol yang kerap memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Seperti yang diutarakan oleh Aftersales Business Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara.
“Jalan tol adalah tempat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi sehingga harus bebas dari hambatan supaya tidak memicu kecelakaan. Pelajari pemicu tabrakan beruntun dan pastikan pengendara tahu cara mencegahnya,” kata Nur Imansyah.
Untuk itu, Auto2000 memberikan tujuh pemicu kecelakaan beruntun yang harus dihindari oleh pengendara mobil.
1. Tidak Menjaga Jarak Aman
Ini menjadi salah satu kebiasaan buruk para pengendara mobil. Pengendara kerap memacu mobil dengan cepat dan mengikuti mobil di depan dengan sangat rapat. Ini bisa menyebabkan kecelakaan beruntun ketika terjadi situasi darurat.
Meski mobil telah dilengkapi fitur keamanan terkini yang dapat melakukan pengereman otomatis, tapi itu tidak dapat menghindari kecelakaan. Oleh karena itu, menjaga jarak di mobil depan sangat penting agar memiliki kesempatan untuk menghindari tabrakan.
2. Pindah Lajur Sembarangan
Pindah lajur dilakukan seorang pengendara dengan tujuan agar sampai tujuan dengan lebih cepat. Hal tersebut wajar dilakukan jika menggunakan metode dan cara yang tepat, yaitu menggunakan lampu sein dan melihat kondisi lajur yang akan diambil.
Namun, pengendara mobil kerap memaksakan diri untuk pindah lajur, terutama ke lajur cepat, padahal ada mobil lain dari belakang melaju kencang. Ini akan menyebabkan kecelakaan beruntun karena mobil dari lajur paling kanan tak punya ruang untuk menghindar.
3. Tidak Patuh Aturan Kecepatan
Jalan tol memiliki aturan batas kecepatan terendah 80 km/jam dan kecepatan tertinggi 100 km/jam. Tapi, terkadang pengendara mobil berkendara terlalu cepat hingga melewati batas dan berkendara terlalu pelan di jalur cepat tau paling kanan.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan kecelakaan beruntun karena pengendara akan sulit menghindari mobil di depan yang pindah lajur secara mendadak ketika sedang berada di kecepatan tinggi.
4. Melaju di Bahu Jalan Tol
Bahu jalan tol hanya untuk kondisi darurat dan tidak boleh dipakai untuk berkendara dengan alasan apa pun. Dalam banyak kasus, ada kendaraan darurat ditabrak dari belakang oleh pengguna bahu jalan.
Bahkan, tak jarang menabrak mobil lain di lajur utama akibat menghindar dari mobil yang berhenti darurat di bahu jalan. Untuk itu, tidak dianjurkan untuk menggunakan bahu jalan jika bukan berdasarkan arahan dari petugas kepolisian yang berpatroli.
5. Terdistraksi Ponsel
Banyak pengemudi mobil memainkan ponsel mereka padahal sedang berkendara dengan kecepatan tinggi. Ketidakwaspadaan itu membuat konsentrasi terpecah dan bisa pindah lajur tanpa disadari. Situasi ini dapat membahayakan pengguna jalan tol lainnya dan bisa menyebabkan kecelakaan beruntun.
6. Microsleep
Microsleep atau tertidur sejenak tanpa sadar menjadi hal yang kerap dialami seorang pengendara yang melakukan perjalanan jarak jauh. Tanpa disadari seorang pengendara tertidur dan bisa membawa mobil mereka pindah lajur dengan cepat. Tentu saja itu sangat berisiko dan dapat menyebabkan tabrakan beruntun. Solusi paling tepat untuk mengantuk yaitu beristirahat dan tidur dengan waktu minimal 15 menit.
7. Lampu Rem Mobil Mati
Lampu rem yang tidak aktif juga dapat menyebabkan kecelakaan beruntun karena mobil di belakang tidak mengetahui jika kendaraan di depannya melakukan pengereman.
Jika tak terlalu fokus, maka pengendara di belakang bisa menghantam mobil di depan dan memicu tabrakan beruntun.
Padahal ada langkah sederhana untuk mengecek lampu rem, yaitu dengan menginjak pedal rem sebelum jalan. Nyala sinar lampu rem akan terlihat di tembok garasi rumah. Pastikan lampu sein juga berfungsi dengan melakukan hal yang sama.
(dan)