Mengenal Omnibus, Jenis Bus Awal Abad ke-19 yang Ditarik Kuda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejak pertama kali dibuat pada 20 September 1831 oleh Gordon Bronz, bus sudah menjadi bagian dari alat transportasi massal yang digunakan masyarakat. Fleksibilitas rute yang dimiliki bus membuat transportasi massal itu selalu ditemukan di berbagai negara di dunia.
Sejalan dengan perubahan zaman dan kemajuan teknologi, moda transportasi juga menjadi semakin maju. Bus kini bahkan telah hadir dengan tenaga listrik, tanpa perlu mengisi BBM.
Konsep ramah lingkungan yang digaungkan bus listrik ini mengingatkan pada masa lampau. Sebelum bertransformasi menjadi kendaraan bermotor dan berbahan bakar minyak, cikal bakal bus di zaman dulu hanya mengandalkan tenaga kuda, yang dikenal dengan sebutan omnibus.
Transportasi omnibus pertama kali muncul di Prancis. Di Kota Nantes, ada seorang pensiunan jenderal bernama Stanislas Baudry. Ia mendirikan tempat pemandian uap di luar Nantes. Agar usahanya tersebut bisa dikunjungi banyak orang, pada 1826, Baudry mulai memberi fasilitas transportasi untuk membawa calon pelanggan.
Meskipun orang tidak benar-benar mendatangi tempat pemandian uap tersebut, layanan angkutan yang dirintis Baudry justru popular. Orang-orang menyebut layanan transportasi Baudry itu dengan omnibus. Hal itu karena tempat perhentian layanan transportasi itu bersebelahan dengan toko milik penjual topi bernama Omnes, dengan penanda toko bertuliskan “Omnes Omnibus”, berarti Omnes untuk semua.
Istilah itu dianggap cocok, sebab kata omni dalam bahasa Latin bermakna untuk semua. Saat itu, layanan omnibus, yang dapat mengangkut 14 penumpang, memang ditujukan untuk semua orang dan tanpa dipungut bayaran.
Pada 1828, Baudry mulai mengoperasikan omnibus secara komersial dan dalam skala besar di Paris. Sejak itu, omnibus semakin berkembang. Pada tahun 1836, ada total 16 operator omnibus di Paris, meliputi 35 rute.
Saat itu pengoperasian omnibus dilakukan dengan menggunakan satu hingga tiga kuda. Kuda-kuda itu menarik gerbong yang menampung banyak penumpang. Kapasitasnya bisa sekitar belasan hingga puluhan orang. Bentuk dari gerbong ini tampak seperti gerbong kereta, bahkan ada yang bertingkat.
Kemudian pada tahun 1829, inovasi transportasi tersebut dibawa ke London oleh George Shillibeer. Dia merupakan pelatih Inggris yang sukses dan pernah bekerja di Paris. Sama halnya ketika beroperasi di Prancis, omnibus ini banyak digunakan oleh masyarakat kelas menengah.
Berhasil di Prancis dan Inggris, omnibus justru mendapatkan inovasi ubnik di Amerika Serikat. Kehadiran omnibus di negeri Paman Sam itu diinisiasi oleh Abraham Brower pada 1827.
Usaha tersebut diadaptasi di tempat lain yaitu Philadelphia dan Boston pada tahun 1830-an, serta di Baltimore pada tahun 1840-an. Pada pertengahan abad ke 19, layanan omnibus ini juga berkembang di kota-kota besar di Kanada seperti Toronto, Montreal, dan Halifax.
Inovasi kemudian dilakukan dengan menggunakan sistem rel tetap pada tahun 1832 oleh John Mason. Ia merupakan Presiden Chemical Bank of New York dan operator New York dan Harlem Railroad. Inovasiitu memberi kesan yang baik dan nyaman bagi para penumpang, hingga akhirnya dibuatlah desain rel yang lebih rata. Beberapa kota lainnya pun ikut mengadaptasi, yaitu New Orleans (1835), Boston (1856), Philadelphia (1858), Baltimore, Pittsburgh, dan Chicago (1859), serta Toronto (1861).
Berhasil di Amerika Serikat, inovasi tersebut berjalan sedikit lambat di Eropa. Paris baru menyetujui inovasi ini pada tahun 1854 setelah mendapat banyak keluhan dari pejabat yang skeptis. Kemudian pada tahun 1855 penumpang omnibus mengalami enam kali peningkatan.
Akhirnya transportasi yang ditarik oleh kuda di atas rel ini mulai populer di Paris pada tahun 1890. Sementara di Inggris, sejak diperkenalkan tahun 1860, transportasi berbasis rel yang ditarik kuda tersebut tidak meluas.
Mengingat transportasi itu dijalankan oleh tenaga kuda, yang hanya tahan selama 2 jam, pihak penyedia layanan harus menyiapkan 8 hingga 10 kuda untuk mengoperasikan satu omnibus. Namun, pada tahun 1872, terjadi wabah influenza di Amerika Serikat. Adanya peraturan pembatasan orang untuk bepergian membuat perusahaan mengalami kerugian.
Akhirnya ada inovasi kereta gantung di Amerika Serikat. Ide ini dicetuskan oleh Andrew Smith Hallidie di San Francisco. Ia sering melihat transportasi Omnibus yang mencambuk kuda. Selain itu, jalan perbukitan di San Fransisco yang dilewati juga terlalu curam untuk kuda.
Itulah yang melatarbelakangi Hallidie, pada 1873, menemukan sistem baru yakni alat transportasi yang menggunakan kabel. Jelas, hal ini mengurangi kebutuhan kuda sebagai alat bantu transportasi.
Kereta gantung ini bukanlah seperti yang ada di tempat wisata. Melainkan penggunaan kabel yang diletakkan sejajar di jalan raya. Kabel tersebut memiliki klem pada bagian bawah sehingga memungkinkan kabel dipegang untuk bergerak dan dilepas ketika harus berhenti.
Kereta gantung ini menjadi transportasi yang sangat ikonik di Amerika Serikat. Kini beberapa kereta gantung sudah tidak beroperasi, namun masih ada yang digunakan untuk bernostalgia.
Inovasi tidak sampai di situ, pada akhir abad ke-19 lahirlah modifikasi bus motor. Alat transportasi ini memiliki kecepatan 18 kilometer per jam dan mampu menampung 20 penumpang. Akhirnya produksi bus bermotor diproduksi secara massal. Pada tahun 1910, ada 3.000 unit bus dua tingkat Type-B yang diproduksi di London. Sejak itu, bus berkembang dan terus berinovasi hingga kini.
Sejalan dengan perubahan zaman dan kemajuan teknologi, moda transportasi juga menjadi semakin maju. Bus kini bahkan telah hadir dengan tenaga listrik, tanpa perlu mengisi BBM.
Konsep ramah lingkungan yang digaungkan bus listrik ini mengingatkan pada masa lampau. Sebelum bertransformasi menjadi kendaraan bermotor dan berbahan bakar minyak, cikal bakal bus di zaman dulu hanya mengandalkan tenaga kuda, yang dikenal dengan sebutan omnibus.
Transportasi omnibus pertama kali muncul di Prancis. Di Kota Nantes, ada seorang pensiunan jenderal bernama Stanislas Baudry. Ia mendirikan tempat pemandian uap di luar Nantes. Agar usahanya tersebut bisa dikunjungi banyak orang, pada 1826, Baudry mulai memberi fasilitas transportasi untuk membawa calon pelanggan.
Meskipun orang tidak benar-benar mendatangi tempat pemandian uap tersebut, layanan angkutan yang dirintis Baudry justru popular. Orang-orang menyebut layanan transportasi Baudry itu dengan omnibus. Hal itu karena tempat perhentian layanan transportasi itu bersebelahan dengan toko milik penjual topi bernama Omnes, dengan penanda toko bertuliskan “Omnes Omnibus”, berarti Omnes untuk semua.
Istilah itu dianggap cocok, sebab kata omni dalam bahasa Latin bermakna untuk semua. Saat itu, layanan omnibus, yang dapat mengangkut 14 penumpang, memang ditujukan untuk semua orang dan tanpa dipungut bayaran.
Pada 1828, Baudry mulai mengoperasikan omnibus secara komersial dan dalam skala besar di Paris. Sejak itu, omnibus semakin berkembang. Pada tahun 1836, ada total 16 operator omnibus di Paris, meliputi 35 rute.
Saat itu pengoperasian omnibus dilakukan dengan menggunakan satu hingga tiga kuda. Kuda-kuda itu menarik gerbong yang menampung banyak penumpang. Kapasitasnya bisa sekitar belasan hingga puluhan orang. Bentuk dari gerbong ini tampak seperti gerbong kereta, bahkan ada yang bertingkat.
Kemudian pada tahun 1829, inovasi transportasi tersebut dibawa ke London oleh George Shillibeer. Dia merupakan pelatih Inggris yang sukses dan pernah bekerja di Paris. Sama halnya ketika beroperasi di Prancis, omnibus ini banyak digunakan oleh masyarakat kelas menengah.
Berhasil di Prancis dan Inggris, omnibus justru mendapatkan inovasi ubnik di Amerika Serikat. Kehadiran omnibus di negeri Paman Sam itu diinisiasi oleh Abraham Brower pada 1827.
Usaha tersebut diadaptasi di tempat lain yaitu Philadelphia dan Boston pada tahun 1830-an, serta di Baltimore pada tahun 1840-an. Pada pertengahan abad ke 19, layanan omnibus ini juga berkembang di kota-kota besar di Kanada seperti Toronto, Montreal, dan Halifax.
Inovasi kemudian dilakukan dengan menggunakan sistem rel tetap pada tahun 1832 oleh John Mason. Ia merupakan Presiden Chemical Bank of New York dan operator New York dan Harlem Railroad. Inovasiitu memberi kesan yang baik dan nyaman bagi para penumpang, hingga akhirnya dibuatlah desain rel yang lebih rata. Beberapa kota lainnya pun ikut mengadaptasi, yaitu New Orleans (1835), Boston (1856), Philadelphia (1858), Baltimore, Pittsburgh, dan Chicago (1859), serta Toronto (1861).
Berhasil di Amerika Serikat, inovasi tersebut berjalan sedikit lambat di Eropa. Paris baru menyetujui inovasi ini pada tahun 1854 setelah mendapat banyak keluhan dari pejabat yang skeptis. Kemudian pada tahun 1855 penumpang omnibus mengalami enam kali peningkatan.
Akhirnya transportasi yang ditarik oleh kuda di atas rel ini mulai populer di Paris pada tahun 1890. Sementara di Inggris, sejak diperkenalkan tahun 1860, transportasi berbasis rel yang ditarik kuda tersebut tidak meluas.
Mengingat transportasi itu dijalankan oleh tenaga kuda, yang hanya tahan selama 2 jam, pihak penyedia layanan harus menyiapkan 8 hingga 10 kuda untuk mengoperasikan satu omnibus. Namun, pada tahun 1872, terjadi wabah influenza di Amerika Serikat. Adanya peraturan pembatasan orang untuk bepergian membuat perusahaan mengalami kerugian.
Akhirnya ada inovasi kereta gantung di Amerika Serikat. Ide ini dicetuskan oleh Andrew Smith Hallidie di San Francisco. Ia sering melihat transportasi Omnibus yang mencambuk kuda. Selain itu, jalan perbukitan di San Fransisco yang dilewati juga terlalu curam untuk kuda.
Itulah yang melatarbelakangi Hallidie, pada 1873, menemukan sistem baru yakni alat transportasi yang menggunakan kabel. Jelas, hal ini mengurangi kebutuhan kuda sebagai alat bantu transportasi.
Kereta gantung ini bukanlah seperti yang ada di tempat wisata. Melainkan penggunaan kabel yang diletakkan sejajar di jalan raya. Kabel tersebut memiliki klem pada bagian bawah sehingga memungkinkan kabel dipegang untuk bergerak dan dilepas ketika harus berhenti.
Kereta gantung ini menjadi transportasi yang sangat ikonik di Amerika Serikat. Kini beberapa kereta gantung sudah tidak beroperasi, namun masih ada yang digunakan untuk bernostalgia.
Inovasi tidak sampai di situ, pada akhir abad ke-19 lahirlah modifikasi bus motor. Alat transportasi ini memiliki kecepatan 18 kilometer per jam dan mampu menampung 20 penumpang. Akhirnya produksi bus bermotor diproduksi secara massal. Pada tahun 1910, ada 3.000 unit bus dua tingkat Type-B yang diproduksi di London. Sejak itu, bus berkembang dan terus berinovasi hingga kini.
(wsb)