Kisah Pecinta VW Klasik: Touring Bawa Montir dan Spare Part Sendiri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Volkswagen Van Club (VVC) , Irjen Pol (Purn) Drs. Pudji Hartanto punya cerita menarik terkait kecintaannya terhadap mobil VW classic. Tepatnya VW Combi dan VW Beetle.
Pudji mengaku awalnya dia tidak memiliki mobil VW . Namun, ia dikenalkan oleh rekannya kepada club VVC, dan perlahan mulai tertarik dengan VW.
“Di Club VVC saya melihat adanya kebersamaan dan kekeluargaan. Kebetulan saya sudah kenal lama dengan Pak Muji (mantan Ketua Umum VVC). Dari situ beliau ngajak gabung silaturahmi. Tapi saya bilang saya enggak punya VW," tutur Pudji Hartanto saat ditemui MNC Portal Indonesia, di perhelatan Drag Race Series VW 2022, belum lama ini.
Setelah itu, karena melihat adanya kebersamaan dan kekeluargaan yang begitu solid di Club VVC, Pudji akhirnya mencari mobil VW, dan bergabung dengan VVC
“Setelah diajak, saya cari VW dan dapet, kemudian saya ikut, itu kira-kira 3 tahun yang lalu setelah saya pensiun saya ikut gabung," tambah Pudji. Setelah Pudji bergabung dengan VVC, dia merasakan kesenangan dan kebersamaan yang begitu indah saat touring bersama Club VVC.
Kemudian, ketika ada pergantian kepengurusan, dirinya dipilih oleh rekan-rekan di VVC sebagai Ketua Umum. Saat ini Pudji mengaku memiliki dua buah mobil VC Classic, yakni VW Combi tahun 1975 dan VW beetle tahun 1970.
Untuk mendapatkan mobil tersebut, Pudji mengatakan perjalanannya cukup panjang. "Kalau mau diceritain sih dapetin mobil itu panjang yah, pokoknya setelah dapet mobilnya, saya restorasi, cat dan sebagainya, namun kalau mesin sih standar tidak ada yang saya ubah," kenang Pudji saat pertama kali memiliki mobil VW.
Selama berkecimpung di dunia Volkswagen Classic, Pudji mengatakan ada beberapa pengalaman yang tak terlupakan. Salah satunya ketika melakukan touring dengan jarak yang cukup jauh, yakni dari Jakarta ke Sumatera.
"Ada kegiatan VW di Sumatera, tepatnya di Bukittinggi, Pekanbaru. Lantas kembali lagi ke Jakarta. Menariknya, selain touring, kita juga mengadakan baksos, jadi bukan sekadar touring, namun melakukan kepedulian sosial dengan berbagi kepada sesama," ujar Pudji.
Kemudian, Pudji juga menceritakan pengalamannya saat touring. Ketika ada salah satu anggota yang mobilnya mogok, para anggota lainnya pun berenti dan turut membantu memperbaiki.
"Mogok pernah, namun kita itu ada tim mekaniknya kalau touring. Ada tim yang bawa sparepart dan sebagainya. Jadi pas ada yang mogok itu kita berhenti semua, dan diperbaiki sama mekanik itu, sampai dia hidup baru dia jalan lagi," jelasnya.
Untuk anggota yang mobilnya mogok dan terpaksa harus di towing, si pemilik mobil diberikan dua pilihan, antara pulang, atau melanjutkan perjalanan dengan nebeng di mobil teman.
Selain menjunjung tinggi kebersamaan, kekeluargaan dan kepedulian terhadap sesama, anggota Club VVC juga tidak terbatas usia, karena banyak juga yang usianya masih muda.
"Di VVC ini dari berbagai usia ya. Ada yang anak muda, tengah-tengah dan senior, ada juga bervariasi," ujar Pudji.
Sementara itu, untuk langkah Kedepannya, Pudji selaku Ketua Umum Volkswagen Van Club (VVC) mengatakan, bahwa akan membuat event yang tidak hanya sekadar kumpul, tapi juga harus beprestasi.
Namun, Pudji berpesan, jangan digunakan keahlian modifikasi dan keterampilan dalam meracik mesin balap untuk tindakan yang melanggar hukum, melainkan pada tempat yang seharusnya, untuk menjadi pelopor berlalu lintas.
"Keterampilan jangan di salahgunakan, ada di event oke, tapi pas di jalan harus tetep disiplin berlalu lintas, berharap semua menjadi pelopor berlalu lintas saat berada dimanapun," tutupnya.
Lihat Juga: Ini Daftar Perusahaan yang Rela Bayar Rp100 Miliar untuk Iklan 30 Detik di Super Bowl 2024
Pudji mengaku awalnya dia tidak memiliki mobil VW . Namun, ia dikenalkan oleh rekannya kepada club VVC, dan perlahan mulai tertarik dengan VW.
“Di Club VVC saya melihat adanya kebersamaan dan kekeluargaan. Kebetulan saya sudah kenal lama dengan Pak Muji (mantan Ketua Umum VVC). Dari situ beliau ngajak gabung silaturahmi. Tapi saya bilang saya enggak punya VW," tutur Pudji Hartanto saat ditemui MNC Portal Indonesia, di perhelatan Drag Race Series VW 2022, belum lama ini.
Setelah itu, karena melihat adanya kebersamaan dan kekeluargaan yang begitu solid di Club VVC, Pudji akhirnya mencari mobil VW, dan bergabung dengan VVC
“Setelah diajak, saya cari VW dan dapet, kemudian saya ikut, itu kira-kira 3 tahun yang lalu setelah saya pensiun saya ikut gabung," tambah Pudji. Setelah Pudji bergabung dengan VVC, dia merasakan kesenangan dan kebersamaan yang begitu indah saat touring bersama Club VVC.
Kemudian, ketika ada pergantian kepengurusan, dirinya dipilih oleh rekan-rekan di VVC sebagai Ketua Umum. Saat ini Pudji mengaku memiliki dua buah mobil VC Classic, yakni VW Combi tahun 1975 dan VW beetle tahun 1970.
Untuk mendapatkan mobil tersebut, Pudji mengatakan perjalanannya cukup panjang. "Kalau mau diceritain sih dapetin mobil itu panjang yah, pokoknya setelah dapet mobilnya, saya restorasi, cat dan sebagainya, namun kalau mesin sih standar tidak ada yang saya ubah," kenang Pudji saat pertama kali memiliki mobil VW.
Selama berkecimpung di dunia Volkswagen Classic, Pudji mengatakan ada beberapa pengalaman yang tak terlupakan. Salah satunya ketika melakukan touring dengan jarak yang cukup jauh, yakni dari Jakarta ke Sumatera.
"Ada kegiatan VW di Sumatera, tepatnya di Bukittinggi, Pekanbaru. Lantas kembali lagi ke Jakarta. Menariknya, selain touring, kita juga mengadakan baksos, jadi bukan sekadar touring, namun melakukan kepedulian sosial dengan berbagi kepada sesama," ujar Pudji.
Kemudian, Pudji juga menceritakan pengalamannya saat touring. Ketika ada salah satu anggota yang mobilnya mogok, para anggota lainnya pun berenti dan turut membantu memperbaiki.
"Mogok pernah, namun kita itu ada tim mekaniknya kalau touring. Ada tim yang bawa sparepart dan sebagainya. Jadi pas ada yang mogok itu kita berhenti semua, dan diperbaiki sama mekanik itu, sampai dia hidup baru dia jalan lagi," jelasnya.
Untuk anggota yang mobilnya mogok dan terpaksa harus di towing, si pemilik mobil diberikan dua pilihan, antara pulang, atau melanjutkan perjalanan dengan nebeng di mobil teman.
Selain menjunjung tinggi kebersamaan, kekeluargaan dan kepedulian terhadap sesama, anggota Club VVC juga tidak terbatas usia, karena banyak juga yang usianya masih muda.
"Di VVC ini dari berbagai usia ya. Ada yang anak muda, tengah-tengah dan senior, ada juga bervariasi," ujar Pudji.
Sementara itu, untuk langkah Kedepannya, Pudji selaku Ketua Umum Volkswagen Van Club (VVC) mengatakan, bahwa akan membuat event yang tidak hanya sekadar kumpul, tapi juga harus beprestasi.
Namun, Pudji berpesan, jangan digunakan keahlian modifikasi dan keterampilan dalam meracik mesin balap untuk tindakan yang melanggar hukum, melainkan pada tempat yang seharusnya, untuk menjadi pelopor berlalu lintas.
"Keterampilan jangan di salahgunakan, ada di event oke, tapi pas di jalan harus tetep disiplin berlalu lintas, berharap semua menjadi pelopor berlalu lintas saat berada dimanapun," tutupnya.
Lihat Juga: Ini Daftar Perusahaan yang Rela Bayar Rp100 Miliar untuk Iklan 30 Detik di Super Bowl 2024
(dan)