Suzuki Bandit 150 Dipastikan Selegendaris Shogun dan RGR
A
A
A
JAKARTA - Suzuki baru saja memperkenalkan Suzuki GSX-S150 dengan sentuhan warna baru dan teknologi Keyless Ignition System alias tanpa kunci. Namun Hadirnya GSX-S150 belum bisa menghilangkan rasa penasaran pecinta motor Suzuki terhadap Bandit 150.
Suzuki sendiri sudah memiliki GSX-R dan GSX-S di kelas 150cc. Saat ditanya apakah peluncuran Bandit 150 nantinya tidak akan memakan pasar saudaranya sendiri, menurut Head Marketing and Sales 2W PT SIS Yohan Yahya, setiap model yang dikeluarkan tentu memiliki pasar berbeda.
"Pastinya semua varian punya segmen masing-masing. Sama seperti di segmen 110cc kan ada berbagai macam," ujar Yohan di Jakarta Fair Kemayoran 2018 di JIexpo Jakarta.
Pasalnya Suzuki Bandit sendiri merupakan motor Legendaris Suzuki yang memiliki banyak varian seperti Shogun, Satria dan RGR-150 di Indonesia.
Sebuah motor naked bike yang memiliki desain khas dan riding position yang pas, sehinga cukup sering menjadi incaran pencinta motor gede (moge).
Ada banyak varian Suzuki Bandit yang telah beredar. Dimulai dengan varian terkecil GSF250, yang mengusung mesin 248cc, GSF400, GSF600, GSF650, GSF750, GSF1200, hingga GSF1250. Semua varian tersebut dipersenjatai mesin DOHC, inline 4 silinder, 16 valve. Berikut varian Suzuki Bandit yang populer di Indonesia.
Seperti dilansir dari berbagai sumber, motor dengan nama lain GSF250 ini merupakan varian terkecil dari keluarga Suzuki Bandit sebelum Bandit 150 muncul. Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1989, Bandit 250 memiliki beberapa model, yaitu standar, variable valve timing (GSF250V), serta limited edition (GSF250Z). Saat itu, motor ini diposisikan sebagai penantang utama Kawasaki Balius ZR-250, dan kabarnya pernah diimpor ke Indonesia.
Bandit 250 mengusung jenis frame tubular-steel yang dibuat menjadi susunan teralis. Meski memiliki desain khas motor sport naked era tahun 1990-an, namun Bandit 250 tidak dilengkapi part eksotis semacam swing arm with stabilizer, frame aluminium twinspar, atau rem depan double disc brake.
Meski begitu, untuk urusan dapur pacu, Bandit 250 memiliki spesifikasi yang lebih mentereng dibanding para kompetitor. Motor ini mengusung mesin DOHC, 16 valve, inline 4 silinder, berkapasitas 248cc, berpendingin cairan. Dengan bekal tersebut, Bandit 250 mampu meletupkan daya hingga 45 hp pada putaran 14.000 rpm.
Motor yang punya nama lain GSF400 ini merupakan versi naked bike touring dari seri GSXR-400. Bandit 400 sangat populer di Indonesia, terutama bagi mereka para pengguna awal motor gede.
Bandit 400 yang beredar di Indonesia adalah versi Singapura (Inggris) buatan tahun 1991-1999. Versi ini hanya memiliki satu buah rem cakram di depan sebelah kiri, persis model Bandit 250. Selain itu, warna knalpot model ini adalah hitam, berbeda dengan versi Jepang yang mengusung knalpot chrome.
Untuk sektor dapur pacunya, Bandit 400 menggendong mesin 398cc, berpendingin cairan, DOHC, 16 valve, didukung slingshot karburator. Dengan bekal tersebut, motor ini mampu menyemburkan tenaga hingga 53 hp pada putaran 11.500 rpm, serta torsi puncak 3,9 kgm di putaran 10.500 rpm. Karena itu, motor ini sangat cocok digunakan untuk perjalanan jarak jauh atau touring.
Suzuki sendiri sudah memiliki GSX-R dan GSX-S di kelas 150cc. Saat ditanya apakah peluncuran Bandit 150 nantinya tidak akan memakan pasar saudaranya sendiri, menurut Head Marketing and Sales 2W PT SIS Yohan Yahya, setiap model yang dikeluarkan tentu memiliki pasar berbeda.
"Pastinya semua varian punya segmen masing-masing. Sama seperti di segmen 110cc kan ada berbagai macam," ujar Yohan di Jakarta Fair Kemayoran 2018 di JIexpo Jakarta.
Pasalnya Suzuki Bandit sendiri merupakan motor Legendaris Suzuki yang memiliki banyak varian seperti Shogun, Satria dan RGR-150 di Indonesia.
Sebuah motor naked bike yang memiliki desain khas dan riding position yang pas, sehinga cukup sering menjadi incaran pencinta motor gede (moge).
Ada banyak varian Suzuki Bandit yang telah beredar. Dimulai dengan varian terkecil GSF250, yang mengusung mesin 248cc, GSF400, GSF600, GSF650, GSF750, GSF1200, hingga GSF1250. Semua varian tersebut dipersenjatai mesin DOHC, inline 4 silinder, 16 valve. Berikut varian Suzuki Bandit yang populer di Indonesia.
Seperti dilansir dari berbagai sumber, motor dengan nama lain GSF250 ini merupakan varian terkecil dari keluarga Suzuki Bandit sebelum Bandit 150 muncul. Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1989, Bandit 250 memiliki beberapa model, yaitu standar, variable valve timing (GSF250V), serta limited edition (GSF250Z). Saat itu, motor ini diposisikan sebagai penantang utama Kawasaki Balius ZR-250, dan kabarnya pernah diimpor ke Indonesia.
Bandit 250 mengusung jenis frame tubular-steel yang dibuat menjadi susunan teralis. Meski memiliki desain khas motor sport naked era tahun 1990-an, namun Bandit 250 tidak dilengkapi part eksotis semacam swing arm with stabilizer, frame aluminium twinspar, atau rem depan double disc brake.
Meski begitu, untuk urusan dapur pacu, Bandit 250 memiliki spesifikasi yang lebih mentereng dibanding para kompetitor. Motor ini mengusung mesin DOHC, 16 valve, inline 4 silinder, berkapasitas 248cc, berpendingin cairan. Dengan bekal tersebut, Bandit 250 mampu meletupkan daya hingga 45 hp pada putaran 14.000 rpm.
Motor yang punya nama lain GSF400 ini merupakan versi naked bike touring dari seri GSXR-400. Bandit 400 sangat populer di Indonesia, terutama bagi mereka para pengguna awal motor gede.
Bandit 400 yang beredar di Indonesia adalah versi Singapura (Inggris) buatan tahun 1991-1999. Versi ini hanya memiliki satu buah rem cakram di depan sebelah kiri, persis model Bandit 250. Selain itu, warna knalpot model ini adalah hitam, berbeda dengan versi Jepang yang mengusung knalpot chrome.
Untuk sektor dapur pacunya, Bandit 400 menggendong mesin 398cc, berpendingin cairan, DOHC, 16 valve, didukung slingshot karburator. Dengan bekal tersebut, motor ini mampu menyemburkan tenaga hingga 53 hp pada putaran 11.500 rpm, serta torsi puncak 3,9 kgm di putaran 10.500 rpm. Karena itu, motor ini sangat cocok digunakan untuk perjalanan jarak jauh atau touring.
(wbs)