Royal Enfield Dukung Perkembangan Kustom di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Royal Enfield terus mendukung para builders dan pemilik sepeda motor untuk menuangkan kreativitas dan kepribadian unik mereka melalui sepeda motor kustom. Di Indonesia Royal Enfield secara aktif mendukung kreativitas para builder dalam negeri, berbagi inspirasi, ide dan inovasi melalui partisipasi di berbagai acara kustom. Pada Kustomfest 2018 yang dilaksanakan di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta dari tanggal 6-7 Oktober 2018,
Royal Enfield menghadirkan motor kustom terbaru berbasis Royal Enfield Interceptor INT 650 yang baru-baru ini diluncurkan. Thrive Motorcycle dari Jakarta dengan kreatif telah merancang motor kustom menggunakan motor Interceptor tersebut dan dinamakan T-XX Interceptor.
T-XX Interceptor merupakan kreasi motor kustom ke-20 dari Thrive Motorcycle. Thrive Motorcycle menggunakan DNA roadster dan mesin Interceptor 650 GT yang digabungkan dengan ciri khas Royal Enfield yang anggun, andal dan menyenangkan untuk dikendarai, serta dibekali mesin inti 650 berpendingin udara yang diterapkan dengan gaya istimewa.
Mengusung gaya berkendara retro yang santai dan menyenangkan digabungkan dengan visi kreatif yang futuristik, kustomisasi ini menghasilkan gambaran gaya berkendara 60an yang indah ke masa kini. Komponen berspesifikasi tinggi dipasangkan pada bodi berbahan aluminium yang dibentuk dengan tangan, kemudian ditambahkan teknologi yang memberikan keseimbangan pada karya seni ini secara harmonis. T-XX dilengkapi dengan suspensi monokok serta velg 17 inci dibalut ban Pirelli Diablo Supercorsa 120/70/17 di roda belakang dan 150/70/17 di roda depan.
“Inisiatif ini merupakan bagian dari program Royal Enfield untuk mendukung builder kustom di Indonesia, memberi kesempatan bagi para builder untuk mengembangkan kreativitas mereka, serta untuk menginspirasi builder Indonesia lainnya dan para peminat motor roda dua,” ujar Irvino Edwardly, Country Manager Royal Enfield Indonesia.
Pada ajang Kustomfest tahun ini, Royal Enfield juga memamerkan hasil dari RE-BUILD Challenge, terdiri dari empat motor kostum yang diciptakan berdasarkan konsep dari DGS, Lemb Inc., Daritz Design dan Kedux Garage – kesemuanya adalah builder Indonesia.
“RE-BUILD Challenge diadakan untuk mendorong para builder kustom Indonesia agar terinspirasi oleh desain simpel dari sepeda motor Royal Enfield yang merupakan kanvas sempurna untuk motor kustom. Beberapa tahun belakangan ini kita sudah melihat karya-karya menakjubkan dari para builder kustom Indonesia,” kata Ade Sulistioputra, Managing Director PT Distributor Motor Indonesia, Dealer Resmi Royal Enfield Indonesia.
Selama Kustomfest 2018, Royal Enfield menggelar zona Test Ride di mana pengunjung dapat merasakan pengalaman mengendarai berbagai motor Royal Enfield, dari Classic 350 hingga Himalayan. Selain itu, Royal Enfield juga menyediakan zona Live Sketch di mana pengunjung yang tertarik dengan kustomisasi sepeda motor bisa mengekspresikan kreativitas mereka yang akan dituangkan dalam bentuk sketch oleh artis gambar di booth Royal Enfield.
“Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan budayanya sehingga dapat menjadi sumber ide dan inspirasi. Kami sangat bangga melihat bahwa para builder Indonesian memilih sepeda motor kami sebagai kanvas untuk mencurahkan ide and pikiran mereka secara unik dan berbeda,” pungkas Irvino
Royal Enfield menghadirkan motor kustom terbaru berbasis Royal Enfield Interceptor INT 650 yang baru-baru ini diluncurkan. Thrive Motorcycle dari Jakarta dengan kreatif telah merancang motor kustom menggunakan motor Interceptor tersebut dan dinamakan T-XX Interceptor.
T-XX Interceptor merupakan kreasi motor kustom ke-20 dari Thrive Motorcycle. Thrive Motorcycle menggunakan DNA roadster dan mesin Interceptor 650 GT yang digabungkan dengan ciri khas Royal Enfield yang anggun, andal dan menyenangkan untuk dikendarai, serta dibekali mesin inti 650 berpendingin udara yang diterapkan dengan gaya istimewa.
Mengusung gaya berkendara retro yang santai dan menyenangkan digabungkan dengan visi kreatif yang futuristik, kustomisasi ini menghasilkan gambaran gaya berkendara 60an yang indah ke masa kini. Komponen berspesifikasi tinggi dipasangkan pada bodi berbahan aluminium yang dibentuk dengan tangan, kemudian ditambahkan teknologi yang memberikan keseimbangan pada karya seni ini secara harmonis. T-XX dilengkapi dengan suspensi monokok serta velg 17 inci dibalut ban Pirelli Diablo Supercorsa 120/70/17 di roda belakang dan 150/70/17 di roda depan.
“Inisiatif ini merupakan bagian dari program Royal Enfield untuk mendukung builder kustom di Indonesia, memberi kesempatan bagi para builder untuk mengembangkan kreativitas mereka, serta untuk menginspirasi builder Indonesia lainnya dan para peminat motor roda dua,” ujar Irvino Edwardly, Country Manager Royal Enfield Indonesia.
Pada ajang Kustomfest tahun ini, Royal Enfield juga memamerkan hasil dari RE-BUILD Challenge, terdiri dari empat motor kostum yang diciptakan berdasarkan konsep dari DGS, Lemb Inc., Daritz Design dan Kedux Garage – kesemuanya adalah builder Indonesia.
“RE-BUILD Challenge diadakan untuk mendorong para builder kustom Indonesia agar terinspirasi oleh desain simpel dari sepeda motor Royal Enfield yang merupakan kanvas sempurna untuk motor kustom. Beberapa tahun belakangan ini kita sudah melihat karya-karya menakjubkan dari para builder kustom Indonesia,” kata Ade Sulistioputra, Managing Director PT Distributor Motor Indonesia, Dealer Resmi Royal Enfield Indonesia.
Selama Kustomfest 2018, Royal Enfield menggelar zona Test Ride di mana pengunjung dapat merasakan pengalaman mengendarai berbagai motor Royal Enfield, dari Classic 350 hingga Himalayan. Selain itu, Royal Enfield juga menyediakan zona Live Sketch di mana pengunjung yang tertarik dengan kustomisasi sepeda motor bisa mengekspresikan kreativitas mereka yang akan dituangkan dalam bentuk sketch oleh artis gambar di booth Royal Enfield.
“Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan budayanya sehingga dapat menjadi sumber ide dan inspirasi. Kami sangat bangga melihat bahwa para builder Indonesian memilih sepeda motor kami sebagai kanvas untuk mencurahkan ide and pikiran mereka secara unik dan berbeda,” pungkas Irvino
(wbs)