Nostalgia dengan Bus-Bus Legendaris Yogyakarta, Ada Baker hingga Kopata
Kamis, 24 Agustus 2023 - 20:23 WIB
2. Bus Baker
Bus legendaris Yogyakarta yang kedua adalah bus Baker akronim dari Badan Kerjasama Ekonomi Rakyat. Dengan tampilan khas yaitu kombinasi warna putih kombinasi garis-garis warna gradasi biru serta kuning, bus Baker lalu lalang di rute Yogyakarta-Kaliurang. Baker sangat dikenal di kalangan para pendaki dan wisatawan lantaran bisa mengantar sampai ke kaki Gunung Merapi. Sayang, bus ini sudah tak beroperasi.
3. Bus Kopata
Bus legendaris Yogyakarta yang ketiga adalah Kopata, akronim dari Koperasi Angkutan Umum Perkotaan. Kopata memiliki rute dalam Kota Yogyakarta, dengan 13 jalur yang dilayani.
“Kalau di Jakarta mirip Metromini, yang paling legend (di Yogyakarta) ya Kopata,” ujar Koko Wijanarko, salah satu petinggi media nasional yang pernah menimba ilmu di Yogyakarta.
Sayang Kopata kini tinggal kenangan. Amanda Maholetty, mahasiswa Fisip UGM angkatan 2011, mengenang saat kecil dia langganan naik Kopata ke sekolah.
“Aku naik pas zaman kelas 2 SMP, sekitar tahun 2007/2008. Yen gak salah tarifnya Rp2.000. Bapak kenek e apikan. Sopir juga enggak ugal-ugalan,” ujarnya.
4. Bus Puskopkar
Bus berwarna biru ini melayani rute dalam ring road, kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk di dalamnya.
Bus legendaris Yogyakarta yang kedua adalah bus Baker akronim dari Badan Kerjasama Ekonomi Rakyat. Dengan tampilan khas yaitu kombinasi warna putih kombinasi garis-garis warna gradasi biru serta kuning, bus Baker lalu lalang di rute Yogyakarta-Kaliurang. Baker sangat dikenal di kalangan para pendaki dan wisatawan lantaran bisa mengantar sampai ke kaki Gunung Merapi. Sayang, bus ini sudah tak beroperasi.
3. Bus Kopata
Bus legendaris Yogyakarta yang ketiga adalah Kopata, akronim dari Koperasi Angkutan Umum Perkotaan. Kopata memiliki rute dalam Kota Yogyakarta, dengan 13 jalur yang dilayani.
“Kalau di Jakarta mirip Metromini, yang paling legend (di Yogyakarta) ya Kopata,” ujar Koko Wijanarko, salah satu petinggi media nasional yang pernah menimba ilmu di Yogyakarta.
Sayang Kopata kini tinggal kenangan. Amanda Maholetty, mahasiswa Fisip UGM angkatan 2011, mengenang saat kecil dia langganan naik Kopata ke sekolah.
“Aku naik pas zaman kelas 2 SMP, sekitar tahun 2007/2008. Yen gak salah tarifnya Rp2.000. Bapak kenek e apikan. Sopir juga enggak ugal-ugalan,” ujarnya.
4. Bus Puskopkar
Bus berwarna biru ini melayani rute dalam ring road, kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk di dalamnya.
tulis komentar anda