China Jadi Pengekspor Mobil Terbesar Dunia, Kalahkan Jepang

Senin, 01 Januari 2024 - 08:14 WIB
Mobil China dalam pameran di Shanghai. (Foto: AP)
JAKARTA - Rekor ekspor mobil terbesar di dunia selama ini dipegang oleh Jepang. Namun, China telah melewatinya pada 2023. Diperkirakan di masa mendatang mobil- mobil China akan membanjiri dunia.

Data China Association of Automobile Manufacturers (CAAM) mencatat Tiongkok menjadi pemimpin pengekspor mobil global tahun ini untuk pertama kalinya. Melansir laporan Nikkei Asia, per Januari hingga November 2023, negara tersebut mengekspor 4,41 juta mobil, mencatat peningkatan 58 persen dari periode yang sama pada 2022.

China pun sekarang telah melampaui pemimpin ekspor sebelumnya, Jepang, yang total selama setahun diproyeksikan mencapai sekitar 4,3 juta. Kondisi ini kali pertama Jepang dikalahkan sejak 2016 ketika Jerman memimpin. "China bertujuan untuk menjadi kekuatan otomotif dan melihat pergeseran global ke kendaraan listrik sebagai cara untuk mencapai tujuan tersebut," tulis Nikkei.



Laporan itu juga menyoroti peningkatan ekspor Tiongkok ke Rusia bersamaan dengan keluarnya produsen otomotif Jepang dan Barat dari pasar tersebut akibat sanksi baru. Menurut statistik CAAM, Tiongkok mengekspor 730.000 kendaraan ke Rusia dari Januari hingga Oktober, mencatat peningkatan tujuh kali lipat dari tahun sebelumnya.



Chery Automobile dan Great Wall Motor dikabarkan sebagai pengekspor utama, fokus pada mobil bertenaga bensin, terutama SUV menengah dan besar.

Meksiko muncul sebagai pasar ekspor terbesar kedua karena data menunjukkan lonjakan mencolok sebesar 71 persen dalam volume mobil Tiongkok, mencapai 330.000 unit. Laporan tersebut mencatat bahwa produsen otomotif Tiongkok bertujuan untuk membentuk basis pelanggan di Meksiko, melihatnya sebagai langkah strategis menuju potensi ekspansi ke pasar Amerika Serikat dan Kanada.

Statistik lebih lanjut mengungkapkan peningkatan tahunan sebesar 77 persen dalam ekspor mobil listrik (EV) dan kendaraan energi baru lainnya dari Tiongkok, mencapai total 1,43 juta unit dari Januari hingga Oktober.

Menurut CAAM, kendaraan ini menyumbang 34 persen dari total ekspor otomotif selama periode tersebut. Sebagian besar ekspor EV Tiongkok diarahkan ke Eropa dan Asia Tenggara, seperti yang dilaporkan oleh surat kabar tersebut.



Sementara itu, otomotif Eropa masih belum mampu bangkit. Transport & Environment (T&E), kelompok kampanye berbasis di Brussels mengungkapkan bahwa produsen mobil Eropa belum mencapai seperenam bahan baku utama yang diperlukan pada 2030 untuk memproduksi baterai kendaraan listrik - yang setara dengan kontrak untuk 16 persen lithium, kobalt, dan nikel yang dibutuhkan untuk target penjualan.

Dua produsen mobil listrik terbesar di dunia, Tesla dari Amerika Serikat dan BYD dari Tiongkok, jauh mendahului pesaing Eropa dalam akses ke bahan baku kunci yang digunakan dalam perangkat seperti ponsel. Analisis tersebut menambahkan bahwa produsen mobil menjaga kesepakatan yang hanya mencakup 14 persen lithium, 17 persen nikel, dan 10 persen kobalt yang memungkinkan mereka mencapai target penjualan pada 2030.
(msf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More