Suzuki Berencana Menutup Pabrik di Thailand, Ini Alasannya
Minggu, 09 Juni 2024 - 07:04 WIB
Meski demikian, Suzuki akan tetap menjual mobil listrik dan hybrid di Thailand melalui SMT.
Penutupan ini terjadi ketika persaingan Jepang-China meningkat di Thailand, di mana mobil-mobil Jepang masih mendominasi pasar, meskipun pabrikan Tiongkok sebagian besar mempertahankan ceruk pasar kendaraan listrik yang baru lahir itu untuk diri mereka sendiri.
Produsen mobil Jepang seperti Toyota dan Isuzu, yang menguasai sekitar 90 persen pasar truk pikap di Thailand, menghadapi persaingan dari rival China yang memproduksi model hibrida dan listrik.
Sebagai tanda betapa pentingnya kepercayaan industri terhadap Thailand, BYD telah menandatangani perjanjian untuk mulai memproduksi mobil di sepanjang pantai timur negara itu pada tahun ini.
Sementara itu, produsen mobil Jepang lainnya menutup pabriknya di Thailand, seperti yang diketahui Nikkei pada akhir Mei.
Subaru akan tetap menjual mobilnya di Thailand namun mulai tahun depan mobil tersebut akan diekspor unitnya dari Jepang.
Penutupan ini terjadi ketika persaingan Jepang-China meningkat di Thailand, di mana mobil-mobil Jepang masih mendominasi pasar, meskipun pabrikan Tiongkok sebagian besar mempertahankan ceruk pasar kendaraan listrik yang baru lahir itu untuk diri mereka sendiri.
Produsen mobil Jepang seperti Toyota dan Isuzu, yang menguasai sekitar 90 persen pasar truk pikap di Thailand, menghadapi persaingan dari rival China yang memproduksi model hibrida dan listrik.
Sebagai tanda betapa pentingnya kepercayaan industri terhadap Thailand, BYD telah menandatangani perjanjian untuk mulai memproduksi mobil di sepanjang pantai timur negara itu pada tahun ini.
Sementara itu, produsen mobil Jepang lainnya menutup pabriknya di Thailand, seperti yang diketahui Nikkei pada akhir Mei.
Subaru akan tetap menjual mobilnya di Thailand namun mulai tahun depan mobil tersebut akan diekspor unitnya dari Jepang.
(wbs)
tulis komentar anda