Sedihnya Punya Mobil Berbahan Bakar Fosil di Norwegia
Sabtu, 12 Desember 2020 - 09:12 WIB
OSLO - Norwegia sudah terkenal sebagai surganya mobil listrik di dunia. Negara tempat lahir pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solksjaer itu dikenal sebagai negara yang paling banyak menjual mobil listrik dibandingkan negara-negara lain.
Memiliki mobil listrik memang lebih menyenangkan buat masyarakat Norwegia. Mereka dimanjakan dengan pajak yang ringan, fasilitas parkir yang lebih banyak, hingga biaya perawatan mobil yang rendah. (Baca juga : Mobil Listrik Murah, Solusi Utama Pengganti Mobil Berbahan Bakar Fosil )
Hal inilah yang justru tidak didapatkan oleh pemilik mobil berbahan bakar bensin atau solar di Norwegia. Pemilik mobil konvensional berbahan bakar fosil bahkan hanya bisa iri ketika mobil-mobil listrik masuk ke jalur khusus untuk menghindari kemacetan. Selain itu di saat mobil listrik bebas gratis masuk jalan tol, mobil konvensional terpaksa harus membayar tol dengan harga yang cukup mahal. Hal yang sama terjadi ketika mereka menggunakan jasa feri. "Mencari tempat parkir jauh lebih mudah ketimbang dulu menggunakan mobil bensin dan gratis," ujar Elisabeth Sakkestad seperti dikutip Next City.
Dia juga merasakan saat mengendarai mobil berbahan bakar bensin dia harus direpotkan dengan perawatan mobil yang minimal dilakukan setiap enam bulan sekali. Hal itu menurutnya sangat membuang-buang waktu. Hal itulah yang membuat Elisabeth Sakkestad memilih menjual mobil konvensional lamanya dengan mobil listrik."Aspek lingkungan hanya bonus saja," katanya serius. (Baca juga : 2030, Kiamat Kecil buat Mobil Berbahan Bakar Fosil )
Christina Bu, Secretary General of the Norwegian EV Association mengatakan mobil konvensional di Norwegia juga dikenakan pajak yang banyak. Hal ini dikarenakan mobil yang dijual di Norwegia kebanyakan adalah mobil-mobil impor. Diketahui pendapatan per kapita orang Norwegia memang tinggi, warganya juga membayar pajak yang tinggi. Hanya saja mereka hanya mau membayar pajak dengan alasan yang logis dan rasional. "Orang-orang di Norwegia itu sangat sensitif dengan pajak yang mereka bayar. Mobil-mobil konvensional terlalu banyak beban pajak yang harus dibayar," ucap Christina Bu.
Memiliki mobil listrik memang lebih menyenangkan buat masyarakat Norwegia. Mereka dimanjakan dengan pajak yang ringan, fasilitas parkir yang lebih banyak, hingga biaya perawatan mobil yang rendah. (Baca juga : Mobil Listrik Murah, Solusi Utama Pengganti Mobil Berbahan Bakar Fosil )
Hal inilah yang justru tidak didapatkan oleh pemilik mobil berbahan bakar bensin atau solar di Norwegia. Pemilik mobil konvensional berbahan bakar fosil bahkan hanya bisa iri ketika mobil-mobil listrik masuk ke jalur khusus untuk menghindari kemacetan. Selain itu di saat mobil listrik bebas gratis masuk jalan tol, mobil konvensional terpaksa harus membayar tol dengan harga yang cukup mahal. Hal yang sama terjadi ketika mereka menggunakan jasa feri. "Mencari tempat parkir jauh lebih mudah ketimbang dulu menggunakan mobil bensin dan gratis," ujar Elisabeth Sakkestad seperti dikutip Next City.
Dia juga merasakan saat mengendarai mobil berbahan bakar bensin dia harus direpotkan dengan perawatan mobil yang minimal dilakukan setiap enam bulan sekali. Hal itu menurutnya sangat membuang-buang waktu. Hal itulah yang membuat Elisabeth Sakkestad memilih menjual mobil konvensional lamanya dengan mobil listrik."Aspek lingkungan hanya bonus saja," katanya serius. (Baca juga : 2030, Kiamat Kecil buat Mobil Berbahan Bakar Fosil )
Christina Bu, Secretary General of the Norwegian EV Association mengatakan mobil konvensional di Norwegia juga dikenakan pajak yang banyak. Hal ini dikarenakan mobil yang dijual di Norwegia kebanyakan adalah mobil-mobil impor. Diketahui pendapatan per kapita orang Norwegia memang tinggi, warganya juga membayar pajak yang tinggi. Hanya saja mereka hanya mau membayar pajak dengan alasan yang logis dan rasional. "Orang-orang di Norwegia itu sangat sensitif dengan pajak yang mereka bayar. Mobil-mobil konvensional terlalu banyak beban pajak yang harus dibayar," ucap Christina Bu.
(wsb)
tulis komentar anda