Tesla Model 3, Mobil Listrik yang Hampir Bikin Elon Musk Jatuh Miskin
Jum'at, 08 Januari 2021 - 17:34 WIB
PALO ALTO - Elon Musk , CEO Tesla akhirnya jadi orang terkaya di dunia . Tapi siapa nyana salah satu mobil buatan Tesla justru pernah nyaris bikin Elon Musk jatuh miskin. Saking bikin sialnya Elon Musk melabel Tesla Model 3 sebagaimobil dari neraka. (Baca juga : Sensasional, Peluncuran Logo Baru KIA Cetak Rekor Dunia )
Label itu diberikan karena Elon Musk memaksa seluruh karyawan Tesla untuk habis-habisan memproduksi sebanyak 200.000 unit Tesla Model 3 hingga akhir tahun 2017. Seakan tidak cukup dengan tenaga manusia, Elon Musk langsung mengucurkan investasi besar pada teknologi robot. Saat itu dia sesumbar keputusannya menggunakan robot adalah sebuah cara kerja tercanggih yang dilakukan dalam membuat mobil listrik. "Mesin yang bekerja membuat mesin," tulis Elon Musk di akun twitter resmi miliknya.
Hanya saja keputusan tersebut justru tidak sesuai harapan. Produksi Tesla Model 3 malah terus kedodoran. Hingga akhir Juni 2017, Tesla dan robot-robotnya hanya berhasil memproduksi sebanyak 41.000 unit Tesla Model 3. Kondisi makin parah, karena saat itu kondisi tidak memungkinkan buat Tesla untuk menjual Tesla Model 3 yang harganya USD35.000 atau setara Rp483,6 juta itu sesegera mungkin.
Nasib buruk tidak berhenti, Tesla kemudian dibelit hutang sebesar USD10 miliar atau setara Rp183,1 triliun. Berupaya melunasi hutang, Elon Musk mencoba mengajukan kredit baru. Hanya saja saat itu status kredit Tesla justru lagi downgrade karena memang kondisi keuangan yang tidak sehat alhasil Elon Musk harus berdarah-darah mencari cara menyelamatkan Tesla. Termasuk berupaya menjual Tesla ke Apple yang malah dicuekin oleh CEO Apple, Tim Cook. "Bisa dikatakan waktu itu adalah waktu-waktu neraka yang pernah saya rasakan," ujar Elon Musk. (Baca juga : Elon Musk Pernah Ingin Jual Tesla ke Apple dengan Harga Murah )
Sadar tidak ada yang bisa membantu, Elon Musk akhirnya kembali berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia mampu melewati tantangan tersebut. Dia kemudian mencoba menyederhanakan masalah yang harus dia pecahkan yakni kemampuan produksi yang rendah.
Dia sadar yang dibutuhkan bukanlah robot-robot melainkan jalur produksi baru agar kapasitas produksi meningkat. Hanya saja dengan kondisi yang serbasusah dia tidak punya kemampuan untuk menambah jalur produksi yang canggih. Namun hal itu tidak jadi soal buat Elon Musk yang penting bagi dia adalah Tesla punya jalur produksi baru.
Dia pun kemudianmembanguntenda besar yang ada di lahan parkir pabrik Gigafactory. Gambarannya mirip dengan tenda-tenda besar tentara Amerika yang ada di lokasi perang. Elon Musk bahkan sangat bangga dengan tenda tersebut sampai diunggah ke akun Twitter resmi miliknya. "Gila, saya tidak pernah melihat hal seperti ini. Saya pikir orang melihat hal seperti itu di kawasan militer saja," ucap Max Warburton, analis dari Sanford C. Bernstein & Co.
Label itu diberikan karena Elon Musk memaksa seluruh karyawan Tesla untuk habis-habisan memproduksi sebanyak 200.000 unit Tesla Model 3 hingga akhir tahun 2017. Seakan tidak cukup dengan tenaga manusia, Elon Musk langsung mengucurkan investasi besar pada teknologi robot. Saat itu dia sesumbar keputusannya menggunakan robot adalah sebuah cara kerja tercanggih yang dilakukan dalam membuat mobil listrik. "Mesin yang bekerja membuat mesin," tulis Elon Musk di akun twitter resmi miliknya.
Hanya saja keputusan tersebut justru tidak sesuai harapan. Produksi Tesla Model 3 malah terus kedodoran. Hingga akhir Juni 2017, Tesla dan robot-robotnya hanya berhasil memproduksi sebanyak 41.000 unit Tesla Model 3. Kondisi makin parah, karena saat itu kondisi tidak memungkinkan buat Tesla untuk menjual Tesla Model 3 yang harganya USD35.000 atau setara Rp483,6 juta itu sesegera mungkin.
Nasib buruk tidak berhenti, Tesla kemudian dibelit hutang sebesar USD10 miliar atau setara Rp183,1 triliun. Berupaya melunasi hutang, Elon Musk mencoba mengajukan kredit baru. Hanya saja saat itu status kredit Tesla justru lagi downgrade karena memang kondisi keuangan yang tidak sehat alhasil Elon Musk harus berdarah-darah mencari cara menyelamatkan Tesla. Termasuk berupaya menjual Tesla ke Apple yang malah dicuekin oleh CEO Apple, Tim Cook. "Bisa dikatakan waktu itu adalah waktu-waktu neraka yang pernah saya rasakan," ujar Elon Musk. (Baca juga : Elon Musk Pernah Ingin Jual Tesla ke Apple dengan Harga Murah )
Sadar tidak ada yang bisa membantu, Elon Musk akhirnya kembali berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia mampu melewati tantangan tersebut. Dia kemudian mencoba menyederhanakan masalah yang harus dia pecahkan yakni kemampuan produksi yang rendah.
Dia sadar yang dibutuhkan bukanlah robot-robot melainkan jalur produksi baru agar kapasitas produksi meningkat. Hanya saja dengan kondisi yang serbasusah dia tidak punya kemampuan untuk menambah jalur produksi yang canggih. Namun hal itu tidak jadi soal buat Elon Musk yang penting bagi dia adalah Tesla punya jalur produksi baru.
Dia pun kemudianmembanguntenda besar yang ada di lahan parkir pabrik Gigafactory. Gambarannya mirip dengan tenda-tenda besar tentara Amerika yang ada di lokasi perang. Elon Musk bahkan sangat bangga dengan tenda tersebut sampai diunggah ke akun Twitter resmi miliknya. "Gila, saya tidak pernah melihat hal seperti ini. Saya pikir orang melihat hal seperti itu di kawasan militer saja," ucap Max Warburton, analis dari Sanford C. Bernstein & Co.
tulis komentar anda