Sempat Deg-degan, Ngegas DFSK Gelora E Lampung-Jakarta Habiskan Baterai 72 Persen
loading...
A
A
A
Di bagian Battery Info, ada jumlah daya listrik yang dikeluarkan saat kita membejek gas. Tipsnya adalah menjaga RPM stabil tidak lebih dari 2.000 serta daya keluar (discharging) antara 25 A-35 A.
Pertama Nyetir Kendaraan Listrik Niaga
Bagaimana rasanya mengemudikan kendaraan listrik niaga? Memang sedikit aneh. Mobil ini terbilang cukup bongsor. Lebar dan panjangnya sedikit lebih kecil dibanding Nissan Serena, tapi atapnya lebih tinggi.
Artinya, untung mengangkut penumpang dan barang sangat lega. Juga masih cukup lincah untuk masuk ke jalan-jalan sempit. Ada 2 varian yang ditawarkan, Minibus 7 penumpang untuk mengangkut penumpang. Bisa digunakan untuk angkutan kendaraan umum, travel, antar jemput karyawan, atau shuttle di sektor pariwisata.
Ada juga Blind Van untuk kebutuhan logistik, katering, angkutan barang, dan berbagai sektor lainnya.
SINDONews sudah mencoba macam-macam mobil listrik. Tapi, baru pertama kali mencoba mobil listrik dengan ukuran bongsor.
Jika biasanya mobil listrik tampil mewah (dengan harga mahal), baru pertama pula mendapati mobil listrik dengan kabin yang tidak mewah (karena untuk kebutuhan niaga).
Untungnya, tidak terlalu banyak penyesuaian. Baik itu saat memarkir kendaraan, saat naik ke kapal, atau melewati kemacetan. Mobil tetap terasa cukup lincah.
Hanya perlu sedikit waspada dengan bodinya yang lumayan panjang. Karena radius putarnya tidak terlalu panjang, sedikit hati-hati saat akan bermanuver.
Untuk tenaganya cukup responsif saat digunakan untuk menanjak. Yang unik, tuas persenelingnya model putar. Hand brake tetap model tarik. Tidak ada tombol di tuas kemudi. Dan kita bisa memilih mode Eco untuk menghemat baterai.
Yang cukup menyiksa memang perjalanan selepas pelabuhan Merak, tepatnya di Cilegon-Serang-Cikande ketika cuaca terik dan berdebu, tapi kami tidak menyalakan AC. Tapi ya mungkin ini sudah jadi makanan sehari-hari para sopir truk dan kendaraan logistik lainnya.
Memang Irit dan Murah, Tapi…
Dengan upaya keras mengemudi sangat irit, total konsumsi baterai untuk perjalanan dari Bandar Lampung-Jakarta adalah 72 persen. Hasil ini cukup mengejutkan. SINDONews juga mencatat hasil terbaik dibanding 4 mobil lainnya.
Jika dikonversikan rupiah, maka sekali perjalanan Bandar Lampung-Jakarta hanya butuh biaya Rp51,400 atau sekitar Rp200 per kilometer atau hanya sekitar 30 persen dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.
Pertama Nyetir Kendaraan Listrik Niaga
Bagaimana rasanya mengemudikan kendaraan listrik niaga? Memang sedikit aneh. Mobil ini terbilang cukup bongsor. Lebar dan panjangnya sedikit lebih kecil dibanding Nissan Serena, tapi atapnya lebih tinggi.Artinya, untung mengangkut penumpang dan barang sangat lega. Juga masih cukup lincah untuk masuk ke jalan-jalan sempit. Ada 2 varian yang ditawarkan, Minibus 7 penumpang untuk mengangkut penumpang. Bisa digunakan untuk angkutan kendaraan umum, travel, antar jemput karyawan, atau shuttle di sektor pariwisata.
Ada juga Blind Van untuk kebutuhan logistik, katering, angkutan barang, dan berbagai sektor lainnya.
SINDONews sudah mencoba macam-macam mobil listrik. Tapi, baru pertama kali mencoba mobil listrik dengan ukuran bongsor.
Jika biasanya mobil listrik tampil mewah (dengan harga mahal), baru pertama pula mendapati mobil listrik dengan kabin yang tidak mewah (karena untuk kebutuhan niaga).
Untungnya, tidak terlalu banyak penyesuaian. Baik itu saat memarkir kendaraan, saat naik ke kapal, atau melewati kemacetan. Mobil tetap terasa cukup lincah.
Hanya perlu sedikit waspada dengan bodinya yang lumayan panjang. Karena radius putarnya tidak terlalu panjang, sedikit hati-hati saat akan bermanuver.
Untuk tenaganya cukup responsif saat digunakan untuk menanjak. Yang unik, tuas persenelingnya model putar. Hand brake tetap model tarik. Tidak ada tombol di tuas kemudi. Dan kita bisa memilih mode Eco untuk menghemat baterai.
Yang cukup menyiksa memang perjalanan selepas pelabuhan Merak, tepatnya di Cilegon-Serang-Cikande ketika cuaca terik dan berdebu, tapi kami tidak menyalakan AC. Tapi ya mungkin ini sudah jadi makanan sehari-hari para sopir truk dan kendaraan logistik lainnya.
Memang Irit dan Murah, Tapi…
Dengan upaya keras mengemudi sangat irit, total konsumsi baterai untuk perjalanan dari Bandar Lampung-Jakarta adalah 72 persen. Hasil ini cukup mengejutkan. SINDONews juga mencatat hasil terbaik dibanding 4 mobil lainnya.Jika dikonversikan rupiah, maka sekali perjalanan Bandar Lampung-Jakarta hanya butuh biaya Rp51,400 atau sekitar Rp200 per kilometer atau hanya sekitar 30 persen dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.