Lebih Murah dari Lithium-ion, Baterai Sodium-ion Bakal Jadi Masa Depan Kendaraan Listrik?

Rabu, 12 Juli 2023 - 16:47 WIB
loading...
A A A
Namun lithium murni sangat mahal. Juga, tunduk pada fluktuasi pasokan dan harga. Artinya, harganya naik turun tidak pasti. Ini bisa jadi masalah untuk rantai produksi.

Selain itu, meski dampak ekstraksi litium jauh lebih rendah daripada minyak dan gas, penambangan litium juga memiliki dampak besar terhadap lingkungan.

Sebaliknya, baterai sodium-ion lebih murah dibanding lithium dan tersedia secara luas. Baterai sodium tidak memiliki kepadatan energi seperti baterai lithium. Namun, baterai ini tetap bisa bekerja lebih baik dalam suhu dingin dan kemungkinan dapat menangani lebih banyak siklus pengisian/pengosongan, menurut CleanTechnica.

Ditambah lagi, pengolahan sodium untuk baterai berpotensi lebih ramah lingkungan. Meski, hal ini masih terus dikembangkan. Beberapa perusahaan telah mulai berinvestasi dalam baterai sodium-ion, termasuk CATL saingan BYD. CATL telah mengumumkan bahwa baterai sodium-ionnya akan digunakan dalam model baru produsen mobil Chery, lapor CnEVPost.

Sementara kolaborasi BYD/Huaihai masih dalam tahap awal dan terbatas pada EV yang lebih kecil, pengamat mengakui keunggulan teknologi tersebut.

“Sodium akan menjadi baterai masa depan,” tulis seorang komentator Electrek. “Ini bisa menjadi pengubah industri kendaraan listrik,” tulis yang lain.



CnEVPosting mengatakan bahkan ada laporan yang menyebut bahwa BYD akhirnya berencana menggunakan baterai natrium-ion dalam Seagull EV yang sangat terjangkau, dirilis tahun ini — hanya di China — dengan harga awal sekitar USD11.000 (Rp165 juta).

Karena baterai sodium-ion lebih murah, maka harga kendaraan listrik pun bisa dipangkas menjadi lebihterjangkau.
(dan)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1351 seconds (0.1#10.140)