Tertarik Pinang eCanter Tahun Depan? Simak nih Pengalaman Konsumen Jepang
loading...
A
A
A
GIFU - Mitsubishi Fuso Truk and Bus Corporation (MFTBC) memastikan akan memasarkan truk listrik eCanter di Indonesia tahun depan. Produk ini bisa menjadi opsi bagi konsumen, mengingat pemerintah giat mendorong penggunaan kendaraan listrik bagi korporasi maupun pemerintahan untuk mencapai target emisi nol (NZE) di 2060.
Namun, tak seperti di luar negeri, mesti diakui bahwa penggunaan kendaraan listrik belum sebanyak kendaraan konvensional. Terlebih lagi penggunaan kendaraan listrik untuk keperluan niaga, belum menjadi hal yang lumrah di Indonesia.
Untuk itu, MFTBC mengajak sejumlah media nasional menemui salah satu perusahaan yang telah menggunakan eCanter di Jepang, yakni cabang perusahaan transportasi logistik S-line di Prefektur Gifu dan menggali pengalaman mereka.
"Kami menggunakan 3 eCanter, satu untuk pengiriman dalam jarak 80 km dan dua lagi untuk jarak di atas 100 km," ujar Branch Manager of Keihin Branch, S-line Gifu, Yasuhiro Goshima saat berbincang dengan media Indonesia dan Taiwan di kantornya.
Goshima mengatakan, salah satu kelebihan menggunakan eCanter adalah biaya operasional yang jauh lebih murah. "Seperti yang kita tahu, biaya BBM sekarang mahal," tuturnya. Kelebihan lainnya, kata dia, adalah kenyamanan, karena truk listrik ini tak bising, nol emisi dan minim getaran. "Jadi lebih ramah lingkungan," tuturnya.
Selain itu, tambah Goshima, operasionalnya pun mudah, sehingga tidak perlu sopir berpengalaman. Hal itu, imbuh dia, berkaitan dengan penggunaan eCanter di tempatnya yang telah dipatok untuk rute tertentu saja. "Karena hanya untuk rute-rute yang sudah jelas, jadi tidak harus yang berpengalaman," ungkapnya.
Terkait dengan jarak tempuh, Goshima mengakui bahwa eCanter memang tak sefleksibel truk berbasis BBM karena jarak tempuh tergantung pada kapasitas baterai yang digunakan. Untuk itu, jelas dia, di tempatnya rute dan jarak pengiriman dengan eCanter telah ditentukan sebelumnya. Selama rute dan jarak disesuaikan dengan kapasitas baterai, tegas dia, tidak ada keterbatasan dalam penggunaan eCanter.
Menurut dia, eCanter generasi pertama yang digunakannya sangat tepat untuk pengiriman dalam kota. "Untuk rute 80 km cukup charging satu kali, sedangkan untuk yang 100 km lebih, kita re-charge sesuai kebutuhan," tuturnya. Goshima mengatakan, S-Line cabang Gifu memiliki satu unit fast charging untuk mendukung operasional armada truknya.
Namun, tak seperti di luar negeri, mesti diakui bahwa penggunaan kendaraan listrik belum sebanyak kendaraan konvensional. Terlebih lagi penggunaan kendaraan listrik untuk keperluan niaga, belum menjadi hal yang lumrah di Indonesia.
Untuk itu, MFTBC mengajak sejumlah media nasional menemui salah satu perusahaan yang telah menggunakan eCanter di Jepang, yakni cabang perusahaan transportasi logistik S-line di Prefektur Gifu dan menggali pengalaman mereka.
"Kami menggunakan 3 eCanter, satu untuk pengiriman dalam jarak 80 km dan dua lagi untuk jarak di atas 100 km," ujar Branch Manager of Keihin Branch, S-line Gifu, Yasuhiro Goshima saat berbincang dengan media Indonesia dan Taiwan di kantornya.
Goshima mengatakan, salah satu kelebihan menggunakan eCanter adalah biaya operasional yang jauh lebih murah. "Seperti yang kita tahu, biaya BBM sekarang mahal," tuturnya. Kelebihan lainnya, kata dia, adalah kenyamanan, karena truk listrik ini tak bising, nol emisi dan minim getaran. "Jadi lebih ramah lingkungan," tuturnya.
Selain itu, tambah Goshima, operasionalnya pun mudah, sehingga tidak perlu sopir berpengalaman. Hal itu, imbuh dia, berkaitan dengan penggunaan eCanter di tempatnya yang telah dipatok untuk rute tertentu saja. "Karena hanya untuk rute-rute yang sudah jelas, jadi tidak harus yang berpengalaman," ungkapnya.
Terkait dengan jarak tempuh, Goshima mengakui bahwa eCanter memang tak sefleksibel truk berbasis BBM karena jarak tempuh tergantung pada kapasitas baterai yang digunakan. Untuk itu, jelas dia, di tempatnya rute dan jarak pengiriman dengan eCanter telah ditentukan sebelumnya. Selama rute dan jarak disesuaikan dengan kapasitas baterai, tegas dia, tidak ada keterbatasan dalam penggunaan eCanter.
Menurut dia, eCanter generasi pertama yang digunakannya sangat tepat untuk pengiriman dalam kota. "Untuk rute 80 km cukup charging satu kali, sedangkan untuk yang 100 km lebih, kita re-charge sesuai kebutuhan," tuturnya. Goshima mengatakan, S-Line cabang Gifu memiliki satu unit fast charging untuk mendukung operasional armada truknya.