9 Mitos Mobil Listrik Kini Terjawab Sudah, Masih Ragu?
loading...
A
A
A
8. Bolak-balik Ganti Baterai
Mitos selanjutnya adalah mengenai baterai yang tidak tahan lama sehingga harus bolak-balik ganti. Faktanya, baterai EV dianggap harus bolak-balik diganti adalah salah. Karena sebagian besar produsen mobil listrik saat ini memiliki garansi delapan hingga sepuluh tahun. Dengan lebih dari 10 juta populasi EV di dunia saat ini, belum ditemukan bukti yang menyatakan bahwa usia kendaraan listrik lebih singkat daripada kendaraan berbahan bakar bensin atau diesel.
9. Energi Listrik Terbatas
Menurut mitos yang berkembang di masyarakat, ketersediaan energi terbatas sehingga tidak akan bisa memenuhi kebutuhan listrik, apabila semua orang beralih ke mobil listrik. Apalagi EV memiliki kapasitas daya yang besar untuk jarak tempuh yang lebih jauh.
Faktanya, energi listrik justru adalah energi terbarukan, bukan hanya dari turbin yang diputar air, tapi bisa dari panas surya dan tenaga angin. Untuk mendorong perbaikan lingkungan, pemerintah juga berkomitmen membangun infrastruktur yang memadai untuk menyediakan sumber daya listrik. Selain itu ada teknologi smart-charging yang dapat mengurangi kebutuhan infrastruktur.
Itulah sembilan mitos seputar kendaraan listrik dan fakta yang sebenarnya, yang menjawab keraguan masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik. Sebagai perusahaan otomotif yang memiliki komitmen untuk menjaga lingkungan, Toyota melakukan teknologi elektrifikasi pada mobil-mobil yang diproduksinya yang bisa menjadi solusi atas dampak emisi karbon sebagai upaya menjaga lingkungan.
Terdapat tiga jenis teknologi mobil listrik yang dihadirkan Toyota, yaitu Hybrid Electric Vehicle (HEV) antara lain pada Kijang Innova Zenik; Battery Electric Vehicle (BEV) untuk Toyota BZ4X, dan; Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) untuk All New RAV4 GR Sport dan Prius PHEV.
Nuansa hitam mendominasi detail kabin seperti plafon, door trim, plafon, dasbor, jok, hingga lainnya yang menampilkan kesan mewah, elegan, dan futuristik. (foto: web resmi Toyota)
Melalui rangkaian mobil bertenaga listrik yang dikeluarkannya, Toyota ingin melakukan upaya netralitas karbon. Tidak hanya itu, sesuai jargon Toyota Total Solution, Toyota membangun Toyota xEV Ecosystem guna memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk servis mobil dan charging baterai di bengkel resmi Toyota.
Jaringan workshop Toyota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, memungkinkan pelanggan dapat melakukan servis berkala dan perbaikan kendaraan, juga mengisi ulang baterai secara gratis di fasilitas charging spot.
Selain itu, melalui kampanye gerakan It’s Time for Everyone, Toyota mengajak semua orang untuk melestarikan alam dengan menukar perilaku hidup dari menggunakan kendaraan yang meninggalkan jejak karbon ke kendaraan tanpa jejak karbon, yaitu mobil listrik yang ramah lingkungan. So, tak ada lagi alasan untuk ragu lagi bukan!
Mitos selanjutnya adalah mengenai baterai yang tidak tahan lama sehingga harus bolak-balik ganti. Faktanya, baterai EV dianggap harus bolak-balik diganti adalah salah. Karena sebagian besar produsen mobil listrik saat ini memiliki garansi delapan hingga sepuluh tahun. Dengan lebih dari 10 juta populasi EV di dunia saat ini, belum ditemukan bukti yang menyatakan bahwa usia kendaraan listrik lebih singkat daripada kendaraan berbahan bakar bensin atau diesel.
9. Energi Listrik Terbatas
Menurut mitos yang berkembang di masyarakat, ketersediaan energi terbatas sehingga tidak akan bisa memenuhi kebutuhan listrik, apabila semua orang beralih ke mobil listrik. Apalagi EV memiliki kapasitas daya yang besar untuk jarak tempuh yang lebih jauh.
Faktanya, energi listrik justru adalah energi terbarukan, bukan hanya dari turbin yang diputar air, tapi bisa dari panas surya dan tenaga angin. Untuk mendorong perbaikan lingkungan, pemerintah juga berkomitmen membangun infrastruktur yang memadai untuk menyediakan sumber daya listrik. Selain itu ada teknologi smart-charging yang dapat mengurangi kebutuhan infrastruktur.
Itulah sembilan mitos seputar kendaraan listrik dan fakta yang sebenarnya, yang menjawab keraguan masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik. Sebagai perusahaan otomotif yang memiliki komitmen untuk menjaga lingkungan, Toyota melakukan teknologi elektrifikasi pada mobil-mobil yang diproduksinya yang bisa menjadi solusi atas dampak emisi karbon sebagai upaya menjaga lingkungan.
Terdapat tiga jenis teknologi mobil listrik yang dihadirkan Toyota, yaitu Hybrid Electric Vehicle (HEV) antara lain pada Kijang Innova Zenik; Battery Electric Vehicle (BEV) untuk Toyota BZ4X, dan; Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) untuk All New RAV4 GR Sport dan Prius PHEV.
Nuansa hitam mendominasi detail kabin seperti plafon, door trim, plafon, dasbor, jok, hingga lainnya yang menampilkan kesan mewah, elegan, dan futuristik. (foto: web resmi Toyota)
Melalui rangkaian mobil bertenaga listrik yang dikeluarkannya, Toyota ingin melakukan upaya netralitas karbon. Tidak hanya itu, sesuai jargon Toyota Total Solution, Toyota membangun Toyota xEV Ecosystem guna memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk servis mobil dan charging baterai di bengkel resmi Toyota.
Jaringan workshop Toyota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, memungkinkan pelanggan dapat melakukan servis berkala dan perbaikan kendaraan, juga mengisi ulang baterai secara gratis di fasilitas charging spot.
Selain itu, melalui kampanye gerakan It’s Time for Everyone, Toyota mengajak semua orang untuk melestarikan alam dengan menukar perilaku hidup dari menggunakan kendaraan yang meninggalkan jejak karbon ke kendaraan tanpa jejak karbon, yaitu mobil listrik yang ramah lingkungan. So, tak ada lagi alasan untuk ragu lagi bukan!
(bga)