3 Mahasiswa ITS Kembangkan Robot untuk Bantu Pencegahan Covid-19
loading...

Mahasiswa ITS pengembang robot Hosiro-Usiro: (ki-ka) Sulaiman Ali, Oktaviansyah Purwo Bramastyo, dan Putri Norma Aprilia Radayanti. Foto: dok/its.ac.id
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan motivasi para mahasiswa di Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam pencegahan bencana nonalam ini. Salahsatunya dibuktikan oleh tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang memiliki inovasi dalam pembuatan robot pembantu tenaga medis dan pasien Covid-19 bernama Hosiro-Usiro.
Para mahasiswa ini terdiri atas Oktaviansyah Purwo Bramastyo, Sulaiman Ali, dan Putri Norma Aprilia Radayanti yang tergabung dalam tim Kuybot. Ketiganya sudah bergelut dibidang robotika sejak beberapa tahun terakhir, baik nasional maupun internasional.
“Kami ingin menciptakan produk yang bermanfaat bagi orang lain dan tenaga medis lewat hobi kami di dunia robotika,” kata Okta, ketua tim Kuybot. (Baca: Australia Izinkan Kapal Ruang Angkasa Jepang Pembawa Asteroid Mendarat)
Robot Hosiro-Usiro merupakan singkatan dari bahasa Inggris, yaitu Hospital System Robot (Hosiro) dan Universal System Robot (Usiro). Robot ini dapat dikatakan sebagai gabungan dua robot menjadi satu atau 2 in 1.
“Hosiro itu sistem yang akan diaplikasikan di rumah sakit dan Usiro akan diaplikasikan di gedung karantina sehingga nanti tidak akan ada interface dokter,” ujarnya.
Pada masa-masa sekarang ini, seluruh anggota tim Kuybot memiliki perasaan yang sama tentang pentingnya teknologi menghadapi pandemi Covid-19 . Mereka ingin membantu para petugas medis untuk merawat dan menjaga pasien Covid-19 serta meminimalisasi kontak antara pasien dan petugas medis.
Pasien Covid-19 yang melakukan isolasi di ruang karantina akan mengalami rasa bosan dan jenuh, termasuk keterbatasan ruang gerak. Ini juga menjadi dasar tim Kuybot untuk merancang robot yang dapat berinteraksi dengan pasien. (Baca juga: Kasus Virus Corona Global Tembus 23 Juta)
“Robot yang kami buat ini, kami khususkan untuk membantu tenaga medis di rumah sakit dan membantu pasien-pasien yang mengalami ketidaknyamanan sosial karena terlalu lama menyendiri di ruangan karantina,” kata mahasiswa kelahiran 1998 itu.
Okta menceritakan bahwa Robot Hosiro-Usiro dapat digunakan di rumah sakit tempat karantina seperti Wisma Atlet di Jakarta dan sejenisnya. Robot dapat melihat kondisi pasien berupa suhu tubuh, denyut jantung, dan dapat digunakan oleh pasien sebagai media berinteraksi.
![3 Mahasiswa ITS Kembangkan Robot untuk Bantu Pencegahan Covid-19]()
Hosiro-Usiro memiliki beberapa komponen yang bertujuan menunjang aktivitas dan fungsinya. Komponen tersebut di antaranya kamera, mikrofon, layar monitor, sensor jarak, dan lain sebagainya, termasuk kamera thermal untuk mengecek kondisi pasien.
“Kami harapkan dia (robot) bisa mengecek detak jantung, mengantar makanan, obat dan pakaian sehingga mengurangi interaksi antara pasien dan dokter,” tuturnya.
Proses pembuatan Robot Hosiro-Usiro dimulai sejak April 2020 dengan bimbingan dosen Departemen Teknik Elektro ITS, yakni M Hilman Fatoni STMT. Tim Kuybot ini mendesain ide Robot Hosiro-Usiro dengan menggunakan beberapa material penyusun seperti Motor Brushless DC(BLDC) yang berfungsi untuk menggerakkan robot agar dapat membawa beban yang lebih berat. (Baca juga: Tak Ingin Solo jadi Ajang Coba-coba, PSK Siapkan Lawan Gibran)
Sebagai mahasiswa yang sudah terbiasa bergelut di bidang robotika, Okta dan tim membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan untuk merancang robot tersebut. Kecepatan berpikir itu dikarenakan tim Kuybot sudah mengetahui sistem yang dibutuhkan robot dari pengalaman sebelumnya. “Kami sedikit berpikir cepat untuk memberikan ide yang bisa kami berikan,” katanya.
Material penyusun lainnya terdiri atas kamera thermal dengan fungsi untuk mengecek suhu pasien dan webcam digunakan untuk sarana komunikasi pasien-tenaga medis. Ada juga kamera omni yang bertujuan untuk alat navigasi robot agar dapat melihat area sekeliling robot secara 360 derajat dan badan robot menggunakan bahan aluminium dan stainless steel.
“Robot ini kami desain lebih aman karena dilengkapi dengan sensor jarak yang memungkinkan robot dapat mengetahui benda di sekitarnya sehingga dia bisa menghindari crash atau tabrakan,” tandas ketua tim Kuybot itu.
Okta menjelaskan bahwa Robot Hosiro-Usiro dapat digunakan sebagai sarana hiburan untuk mencegah terjadinya stres pada pasien. Robot dilengkapi dengan treadmill sebagai kontrol jalan dari robot. Melalui kontrol robot menggunakan treadmill ini, pasien yang melakukan isolasi dapat merasakan virtual sosial.
“Ini juga dapat digunakan sebagai sarana rekreasi untuk mencegah terjadinya stres pada pasien sehingga kami menambahkan seperti treadmill,” ungkapnya. (Lihat videonya: DPR Pertnayakan Standar Ganda BPOM Terhadap Obat Buatan Unair)
Treadmill lebih dikhususkan kepada pasien tanpa gejala (OTG) untuk menjaga kondisi tubuh dan imun mereka. Ini juga dapat membangkitkan mental pasien yang sedang dikarantina agar sistem imunnya bisa naik, kembali dalam keadaan normal.
Robot Hosiro-Usiro juga dilengkapi dengan sistem buka pintu otomatis untuk menurunkan risiko penularan Covid-19 dari gagang pintu. Sistem ini dirasa penting untuk gerak robot agar lebih fleksibel dalam mengantar kebutuhan pasien.
![3 Mahasiswa ITS Kembangkan Robot untuk Bantu Pencegahan Covid-19]()
“Kami juga menambahkan sistem membuka pintu karena kesulitan dari robot-robot yang ada di rumah sakit, diaplikasikan di rumah sakit, robotnya itu nggak bisa buka pintu,” katanya.
Untuk menurunkan risiko penularan dari robot itu sendiri, tim Kuybot menambahkan fasilitas bilik Ultraviolet (UV). Bilik UV nantinya akan terintegrasi dengan robot untuk mensterilkan robot yang baru keluar dari ruang karantina. Robot secara otomatis bergerak menuju bilik UV.
Tim robot ITS itu mendesain robot buatannya secara semi otomatis. Robot dapat digerakkan secara manual oleh pasien atau semiotomatis oleh dokter. (Lihat videonya: Polisi Tangkap Anggota Geng Motor Sadis di Jakarta Timur)
“Dokter tinggal memilih ruanganmana saja yang ingin dikunjungi dan robot akan berjalan semi otomatis ke ruangan tersebut,” ucap Okta. (Fandy)
Para mahasiswa ini terdiri atas Oktaviansyah Purwo Bramastyo, Sulaiman Ali, dan Putri Norma Aprilia Radayanti yang tergabung dalam tim Kuybot. Ketiganya sudah bergelut dibidang robotika sejak beberapa tahun terakhir, baik nasional maupun internasional.
“Kami ingin menciptakan produk yang bermanfaat bagi orang lain dan tenaga medis lewat hobi kami di dunia robotika,” kata Okta, ketua tim Kuybot. (Baca: Australia Izinkan Kapal Ruang Angkasa Jepang Pembawa Asteroid Mendarat)
Robot Hosiro-Usiro merupakan singkatan dari bahasa Inggris, yaitu Hospital System Robot (Hosiro) dan Universal System Robot (Usiro). Robot ini dapat dikatakan sebagai gabungan dua robot menjadi satu atau 2 in 1.
“Hosiro itu sistem yang akan diaplikasikan di rumah sakit dan Usiro akan diaplikasikan di gedung karantina sehingga nanti tidak akan ada interface dokter,” ujarnya.
Pada masa-masa sekarang ini, seluruh anggota tim Kuybot memiliki perasaan yang sama tentang pentingnya teknologi menghadapi pandemi Covid-19 . Mereka ingin membantu para petugas medis untuk merawat dan menjaga pasien Covid-19 serta meminimalisasi kontak antara pasien dan petugas medis.
Pasien Covid-19 yang melakukan isolasi di ruang karantina akan mengalami rasa bosan dan jenuh, termasuk keterbatasan ruang gerak. Ini juga menjadi dasar tim Kuybot untuk merancang robot yang dapat berinteraksi dengan pasien. (Baca juga: Kasus Virus Corona Global Tembus 23 Juta)
“Robot yang kami buat ini, kami khususkan untuk membantu tenaga medis di rumah sakit dan membantu pasien-pasien yang mengalami ketidaknyamanan sosial karena terlalu lama menyendiri di ruangan karantina,” kata mahasiswa kelahiran 1998 itu.
Okta menceritakan bahwa Robot Hosiro-Usiro dapat digunakan di rumah sakit tempat karantina seperti Wisma Atlet di Jakarta dan sejenisnya. Robot dapat melihat kondisi pasien berupa suhu tubuh, denyut jantung, dan dapat digunakan oleh pasien sebagai media berinteraksi.

Hosiro-Usiro memiliki beberapa komponen yang bertujuan menunjang aktivitas dan fungsinya. Komponen tersebut di antaranya kamera, mikrofon, layar monitor, sensor jarak, dan lain sebagainya, termasuk kamera thermal untuk mengecek kondisi pasien.
“Kami harapkan dia (robot) bisa mengecek detak jantung, mengantar makanan, obat dan pakaian sehingga mengurangi interaksi antara pasien dan dokter,” tuturnya.
Proses pembuatan Robot Hosiro-Usiro dimulai sejak April 2020 dengan bimbingan dosen Departemen Teknik Elektro ITS, yakni M Hilman Fatoni STMT. Tim Kuybot ini mendesain ide Robot Hosiro-Usiro dengan menggunakan beberapa material penyusun seperti Motor Brushless DC(BLDC) yang berfungsi untuk menggerakkan robot agar dapat membawa beban yang lebih berat. (Baca juga: Tak Ingin Solo jadi Ajang Coba-coba, PSK Siapkan Lawan Gibran)
Sebagai mahasiswa yang sudah terbiasa bergelut di bidang robotika, Okta dan tim membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan untuk merancang robot tersebut. Kecepatan berpikir itu dikarenakan tim Kuybot sudah mengetahui sistem yang dibutuhkan robot dari pengalaman sebelumnya. “Kami sedikit berpikir cepat untuk memberikan ide yang bisa kami berikan,” katanya.
Material penyusun lainnya terdiri atas kamera thermal dengan fungsi untuk mengecek suhu pasien dan webcam digunakan untuk sarana komunikasi pasien-tenaga medis. Ada juga kamera omni yang bertujuan untuk alat navigasi robot agar dapat melihat area sekeliling robot secara 360 derajat dan badan robot menggunakan bahan aluminium dan stainless steel.
“Robot ini kami desain lebih aman karena dilengkapi dengan sensor jarak yang memungkinkan robot dapat mengetahui benda di sekitarnya sehingga dia bisa menghindari crash atau tabrakan,” tandas ketua tim Kuybot itu.
Okta menjelaskan bahwa Robot Hosiro-Usiro dapat digunakan sebagai sarana hiburan untuk mencegah terjadinya stres pada pasien. Robot dilengkapi dengan treadmill sebagai kontrol jalan dari robot. Melalui kontrol robot menggunakan treadmill ini, pasien yang melakukan isolasi dapat merasakan virtual sosial.
“Ini juga dapat digunakan sebagai sarana rekreasi untuk mencegah terjadinya stres pada pasien sehingga kami menambahkan seperti treadmill,” ungkapnya. (Lihat videonya: DPR Pertnayakan Standar Ganda BPOM Terhadap Obat Buatan Unair)
Treadmill lebih dikhususkan kepada pasien tanpa gejala (OTG) untuk menjaga kondisi tubuh dan imun mereka. Ini juga dapat membangkitkan mental pasien yang sedang dikarantina agar sistem imunnya bisa naik, kembali dalam keadaan normal.
Robot Hosiro-Usiro juga dilengkapi dengan sistem buka pintu otomatis untuk menurunkan risiko penularan Covid-19 dari gagang pintu. Sistem ini dirasa penting untuk gerak robot agar lebih fleksibel dalam mengantar kebutuhan pasien.

“Kami juga menambahkan sistem membuka pintu karena kesulitan dari robot-robot yang ada di rumah sakit, diaplikasikan di rumah sakit, robotnya itu nggak bisa buka pintu,” katanya.
Untuk menurunkan risiko penularan dari robot itu sendiri, tim Kuybot menambahkan fasilitas bilik Ultraviolet (UV). Bilik UV nantinya akan terintegrasi dengan robot untuk mensterilkan robot yang baru keluar dari ruang karantina. Robot secara otomatis bergerak menuju bilik UV.
Tim robot ITS itu mendesain robot buatannya secara semi otomatis. Robot dapat digerakkan secara manual oleh pasien atau semiotomatis oleh dokter. (Lihat videonya: Polisi Tangkap Anggota Geng Motor Sadis di Jakarta Timur)
“Dokter tinggal memilih ruanganmana saja yang ingin dikunjungi dan robot akan berjalan semi otomatis ke ruangan tersebut,” ucap Okta. (Fandy)
(ysw)
Lihat Juga :