Perawatan Mobil Listrik Mahal? Hyundai Buktikan Sebaliknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2020 bisa disebut sebagai awal popularitas mobil listrik di Indonesia. Seiring dengan semakin terjangkaunya harga mobil listrik, pajak yang rendah, serta infrastruktur pendukung seperti Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang semakin banyak. BACA JUGA :Mengenal e-POWER, Teknologi Andalan All-new Nissan Kicks e-POWER di Indonesia
Namun, sebagian konsumen mungkin masih ragu dengan perawatan maupun layanan purna jual mobil listrik di Indonesia. Bagaimana perawatannya jika dibandingkan dengan mobil biasa? Benarkah ketersediaan suku cadang akan sulit dan mahal? Bisakah mobil di servis di bengkel resmi (beres) yang sudah ada?
Service General Manager Hyundai Motors Indonesia (HMID) Putra Samiaji mengatakan, perawatan mobil listrik justru sangat mudah.
”Perbedaan mendasar adalah bahwa komponen bergerak/berputar pada Hyundai Ioniq EV jauh lebih sedikit daripada kendaraan konvensional. Maka, komponen yang membutuhkan perawatan pun lebih sedikit. Sehingga lebih mudah dan murah perawatannya,” ujarnya.
Terkait kesiapan beres Hyundai untuk mendukung mobil listrik, Putra menyebut bahwa saat ini dealer-dealer resmi Hyundai sudah dipersiapkan untuk mampu memberikan layanan purna jual kepada pelanggan kendaraan listrik mereka.
BACA JUGA:Waspada, Hyundai Kona Listrik Kena Recall karena Bisa Terbakar
Kesiapan tersebut, meliputi kesiapan kemampuan teknis para teknisi, ketersediaan alat untuk perawatan maupun perbaikan, serta ketersediaan suku cadang.
”Bahkan kami mempersiapkan alat isi ulang daya listrik kendaraan di setiap dealer resmi kami yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan,” beber Putra. Saat ini Hyundai memiliki 47 dealer di 10 kota yang tersebar di Indonesia.
Terkait perawatan mobil listrik, meliputi pemeriksaan dan penggantian komponen pada setiap jadwal service berkala yang telah ditentukan berdasarkan jarak tempuh atau jangka waktu tertentu. ”Khusus Hyundai Ioniq EV EV interval perawatan cukup setiap kelipatan 15.000 km atau 12 bulan sekali mana tercapai terlebih dahulu,” ujarnya.
Tentu saja, interval tersebut lebih panjang jika dibandingkan dengan mobil bermesin internal combustion biasa yang servisnya dimulai pada 1.000 km pertama atau satu bulan, lalu lanjut ke tiap kelipatan 10.000 km berikutnya dan interval waktu antara enam bulan, 12 bulan, 18 bulan, dan seterusnya.
Namun, sebagian konsumen mungkin masih ragu dengan perawatan maupun layanan purna jual mobil listrik di Indonesia. Bagaimana perawatannya jika dibandingkan dengan mobil biasa? Benarkah ketersediaan suku cadang akan sulit dan mahal? Bisakah mobil di servis di bengkel resmi (beres) yang sudah ada?
Service General Manager Hyundai Motors Indonesia (HMID) Putra Samiaji mengatakan, perawatan mobil listrik justru sangat mudah.
”Perbedaan mendasar adalah bahwa komponen bergerak/berputar pada Hyundai Ioniq EV jauh lebih sedikit daripada kendaraan konvensional. Maka, komponen yang membutuhkan perawatan pun lebih sedikit. Sehingga lebih mudah dan murah perawatannya,” ujarnya.
Terkait kesiapan beres Hyundai untuk mendukung mobil listrik, Putra menyebut bahwa saat ini dealer-dealer resmi Hyundai sudah dipersiapkan untuk mampu memberikan layanan purna jual kepada pelanggan kendaraan listrik mereka.
BACA JUGA:Waspada, Hyundai Kona Listrik Kena Recall karena Bisa Terbakar
Kesiapan tersebut, meliputi kesiapan kemampuan teknis para teknisi, ketersediaan alat untuk perawatan maupun perbaikan, serta ketersediaan suku cadang.
”Bahkan kami mempersiapkan alat isi ulang daya listrik kendaraan di setiap dealer resmi kami yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan,” beber Putra. Saat ini Hyundai memiliki 47 dealer di 10 kota yang tersebar di Indonesia.
Terkait perawatan mobil listrik, meliputi pemeriksaan dan penggantian komponen pada setiap jadwal service berkala yang telah ditentukan berdasarkan jarak tempuh atau jangka waktu tertentu. ”Khusus Hyundai Ioniq EV EV interval perawatan cukup setiap kelipatan 15.000 km atau 12 bulan sekali mana tercapai terlebih dahulu,” ujarnya.
Tentu saja, interval tersebut lebih panjang jika dibandingkan dengan mobil bermesin internal combustion biasa yang servisnya dimulai pada 1.000 km pertama atau satu bulan, lalu lanjut ke tiap kelipatan 10.000 km berikutnya dan interval waktu antara enam bulan, 12 bulan, 18 bulan, dan seterusnya.