DFSK: Tinggal Menunggu Waktu Sampai Perusahaan dan UKM Beralih ke Mobil Listrik

Selasa, 08 Juni 2021 - 09:51 WIB
loading...
DFSK: Tinggal Menunggu Waktu Sampai Perusahaan dan UKM Beralih ke Mobil Listrik
DFSK Gelora E menjadi kendaran listrik China pertama yang menyasar pasar komersial. Foto: Sindonews/danang arradian
A A A
JAKARTA - Yang tak kalah menarik dari banyaknya model mobil listrik untuk konsumen di Indonesia adalah ini: migrasinya perusahaan, termasuk UMKM di Indonesia ke kendaraan listrik. Prediksinya, tak lama lagi.

Sejauh ini perusahaan-perusahaan yang berkonversi ke kendaraan listrik adalah yang bergerak di bidang transportasi dan ride hailing. Mulai dari Grab, Gojek, hingga Blue Bird.



Grab sudah merilis layanan GrabCar Electric. Gojek menargetkan semua mobil dan sepeda motor di platform mereka beralih ke listrik di 2030. Blue Bird semakin banyak melengkapi armada kendaraan listriknya hingga di kota seperti Bali.

DFSK: Tinggal Menunggu Waktu Sampai Perusahaan dan UKM Beralih ke Mobil Listrik

DFSK menjadi pionir pabrikan mobil yang menawarkan model van untuk korporasi. Foto: Sindonews/danang arradian

Trennya sudah pasti ke arah sana (listrik). Hanya tinggal menunggu waktunya. Kenapa perusahaan/UMKM penting beralih ke listrik?

Rolf Nordstrom, Preseidan & CEO organisasi nirlaba Great Plains Institute menyebut ada banyak hal yang membuat kendaraan listrik sulit untuk ditolak.

”Faktor utamanya soal biaya. Total cost of ownership (TCO) kendaraan listrik lebih rendah dibanding mobil biasa. Sehingga, cocok untuk perusahaan yang punya banyak armada,” ujarnya.

DFSK: Tinggal Menunggu Waktu Sampai Perusahaan dan UKM Beralih ke Mobil Listrik

Tampilan interior DFSK Gelora E.

Selain itu, kendaraan listrik jauh lebih irit bahan bakar, perawatannya lebih mudah karena komponennya tidak sebanyak kendaraan konvensional, juga lebih bersih dan lebih ramah lingkungan.

Di Indonesia, masalahnya ada tiga. Pertama, soal harga kendaraan listrik yang saat ini masih relatif mahal. Kedua, soal dukungan infrastruktur pengisian listrik yang pelan-pelan semakin banyak. Ketiga adalah soal mindset.

Dari dua faktor itu, faktor ketiga yang paling sulit. Yakni, mengubah mindset para pemilik bisnis atau pengusaha untuk beralih ke kendaraan listrik.

DFSK: Tinggal Menunggu Waktu Sampai Perusahaan dan UKM Beralih ke Mobil Listrik

Ruang kabin DFSK Gelora e sangat besar sehingga bisa dimanfaatkan untuk beragam fungsi.

96 persen responden di Inggris yang mencoba kendaraan listrik mengatakan bahwa meraka sangat tertarik. Namun, 77 persen masih ragu membeli karena khawatir terhadap jarak tempuh serta ketersediaan stasiun pengisian listrik.

Managing Director of Sales Centre PT Sokonindo Automobile Franz Wang percaya bahwa kendaraan listrik adalah tren global. Artinya, peralihan dari kendaraan konvensional ke EV pasti terjadi. ”Dan kami bersyukur pemerintah Indonesia juga sangat mendukung. Market di Indonesia besar. Tidak hanya konsumen, tapi juga pasar komersial,” ujar Franz.

DFSK: Tinggal Menunggu Waktu Sampai Perusahaan dan UKM Beralih ke Mobil Listrik

Karena itu DFSK termasuk yang pertama menjajakan kendaraan listrik untuk konsumen bisnis lewat DFSK Gelora E.

Menurut Franz, Gelora E adalah mobil listrik yang sangat fleksibel untuk banyak kebutuhan usaha. ”Sangat cocok untuk perusahaan logistik di perkotaan. Karena per kilometernya hanya Rp200, sangat hemat,” ujarnya.

Saat ini pihaknya sudah menjajaki kerja sama dengan berbagai perusahaan di berbagai sektor. Mulai perusahaan internet, logistik, hingga pariwisata untuk mengganti kendaraan operasional menjadi kendaraan listrik. ”Kendaraan listrik ini nantinya tidak hanya hadir dengan model baru, tapi akan menjadi satu kategori baru di Indonesia,” katanya.

Franz sengaja mengenalkan DFSK Gelora E terlebih dulu kendati pasar komersial saat ini belum benar-benar siap, dengan alasan ”kami tidak ingin menunggu momentumnya datang baru bergerak. Industri kendaraan listrik melibatkan banyak pihak. Pemerintah menyediakan infrastruktur, sementara APM seperti kami meyediakan modelnya. Jadi, bergerak bersamaan,” katanya.

Kesiapan mindset masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik memang butuh waktu. Bahkan, Franz menyebut di China saja tetap butuh 3-5 tahun sampai kendaraan listrik benar-benar diterima.

DFSK: Tinggal Menunggu Waktu Sampai Perusahaan dan UKM Beralih ke Mobil Listrik

DFSK Gelora E diproduksi langsung di pabrik DFSK yang berlokasi di Cikande, Serang, Banten. Sistem baterainya sudah mendukung pengisian fast charging dimana kapasitas 20-80% hanya membutuhkan waktu 80 menit, serta memiliki jarak tempuh berkendara hingga 300 kilometer berdasarkan NEDC (New European Driving Cycle).

Sedangkan untuk pengisian reguler, DFSK Gelora E memiliki sistem pengisian normal yang cocok untuk lingkungan listrik rumah tangga dengan rata-rata 220V 16A.

Mobil berkapasitas 7 penumpang itu juga memiliki dimensi yang sangat besar. Yakni 4.500mm x 1.680mm x 2.000mm (PxLxT) yang memberikan kabin ekstra luas dan lapang.



Panjang kabinnya saja mencapai 2,63 meter. Sehingga ideal untuk kendaraan angkutan umum, travel, kendaraan shuttle, antar jemput karyawan, katering, angkutan barang, bahkan sektor pariwisata.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2477 seconds (0.1#10.140)