Transformasi Digital Dorong Ekosistem Smart Logistik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penggunaan teknologi digital untuk pengembangan bisnis truk ini dilakukan oleh Direktorat Ekonomi Digital dengan menciptakan ekosistem yang mengusung konsep smart logistik guna mendorong transformasi digital di sektor tersebut.
Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia pada Agustus 2020 tentang peningkatan infrastruktur digital, transformasi digital di sektor-sektor strategis, percepatan integrasi pusat data nasional, kebutuhan SDM talenta digital, dan skema regulasi pembiayaan transformasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng Ritase untuk mengembangkan transformasi digital di sektor logistik.
“Salah satu tujuan sosialisasi ini antara lain bermanfaat untuk mengurangi biaya logistik, mempersingkat waktu pengiriman dan ketepatan jadwal, meminialisir kerusakan, dan tentu saja yang paling penting adalah meningkatkan kualitas SDM dalam mensinkronkran aktivitas logistik sesuai dengan visi yang ingin dicapai,” ungkap Wijayanto, Koordinator Inisiatif Digital Sektor Strategis, Direktorat Ekonomi Digital, Layanan Aplikasi Informatika (APTIKA), Kominfo, dalam keterangan persnya di Semarang baru-baru.
Program pengembangan ekosistem smart logistik ini menyasar ke masyarakat menengah ke bawah, mulai dari driver sampai dengan para transporter di daerah, sehingga mampu membantu sektor strategis dalam bertransformasi serta mengadopsi teknologi digital sebagai solusi.
“Penggunaan teknologi pada sektor logistik menciptakan efisiensi. Ritase membuat sebuah platform logistik yang terkoneksi antara pengirim barang dan perusahaan jasa logistik, baik pergudangan maupun trucking. Buktinya apa yang konsumen rasakan sekarang dimana kami hadir di jalur darat, laut, dan udara,” jelas Iman Kusnadi, CEO & Founder Ritase.
Ritase hadir dengan solusi platform layanan logistik berbasis aplikasi mobile dan desktop yang menghubungkan antara pengirim barang (shipper) dan pengantar barang (transporter) melalui proses pengiriman yang bisa dimonitor secara langsung dan menggunakan sistem pelaporan yang detail. Sehingga mampu menjawab tantangan yang dihadapi para pelaku bisnis di kawasan Jawa Tengah.
Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia pada Agustus 2020 tentang peningkatan infrastruktur digital, transformasi digital di sektor-sektor strategis, percepatan integrasi pusat data nasional, kebutuhan SDM talenta digital, dan skema regulasi pembiayaan transformasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng Ritase untuk mengembangkan transformasi digital di sektor logistik.
“Salah satu tujuan sosialisasi ini antara lain bermanfaat untuk mengurangi biaya logistik, mempersingkat waktu pengiriman dan ketepatan jadwal, meminialisir kerusakan, dan tentu saja yang paling penting adalah meningkatkan kualitas SDM dalam mensinkronkran aktivitas logistik sesuai dengan visi yang ingin dicapai,” ungkap Wijayanto, Koordinator Inisiatif Digital Sektor Strategis, Direktorat Ekonomi Digital, Layanan Aplikasi Informatika (APTIKA), Kominfo, dalam keterangan persnya di Semarang baru-baru.
Program pengembangan ekosistem smart logistik ini menyasar ke masyarakat menengah ke bawah, mulai dari driver sampai dengan para transporter di daerah, sehingga mampu membantu sektor strategis dalam bertransformasi serta mengadopsi teknologi digital sebagai solusi.
“Penggunaan teknologi pada sektor logistik menciptakan efisiensi. Ritase membuat sebuah platform logistik yang terkoneksi antara pengirim barang dan perusahaan jasa logistik, baik pergudangan maupun trucking. Buktinya apa yang konsumen rasakan sekarang dimana kami hadir di jalur darat, laut, dan udara,” jelas Iman Kusnadi, CEO & Founder Ritase.
Ritase hadir dengan solusi platform layanan logistik berbasis aplikasi mobile dan desktop yang menghubungkan antara pengirim barang (shipper) dan pengantar barang (transporter) melalui proses pengiriman yang bisa dimonitor secara langsung dan menggunakan sistem pelaporan yang detail. Sehingga mampu menjawab tantangan yang dihadapi para pelaku bisnis di kawasan Jawa Tengah.
(wbs)