Ford Ngamuk-ngamuk ke Dealer, Konsumen Dipungli hingga Rp428 Juta
loading...
A
A
A
Namun, Ford dapat menegur dealer yang mencoba mendapatkan setoran lebih besar dari mereka yang telah mengamankan reservasi Lightning mereka dengan membayar biaya USD100 (Rp1,4 juta).
Spreadsheet yang sama mengklaim bahwa dealer di Virginia meminta USD30.000 atau sekitar Rp428 juta untuk menjadi salah satu dari 25 pemegang pemesan pertama.
Sementara pembeli lain curhat ditagih hingga USD5.000 atau sekitar Rp71,4 juta untuk mempertahankan slot reservasi yang telah dikonfirmasi. Uang ini juga bakal hangus jika konsumen membatalkan pesanan.
Dalam surat yang ditulis eksekutif penjualan kepada dealer, dia berkata, "Tindakan ini dianggap mengancam pelanggan dengan menahan kesempatan mereka untuk mengubah reservasi menjadi pesanan."
Ford menegaskan, perilaku tersebut bertentangan dengan bahasa dalam kontrak antara OEM dan dealer. Karena sikap dealer seperti ini akan memengaruhi nama baik dealer, perusahaan, dan produknya.
"Dealer harus menghindari segala kebohongan terhadap pelanggan, termasuk untuk menyesatkan, membingungkan, periklanan, atau praktik bisnis yang ilegal," tulis surat tersebut.
Spreadsheet yang sama mengklaim bahwa dealer di Virginia meminta USD30.000 atau sekitar Rp428 juta untuk menjadi salah satu dari 25 pemegang pemesan pertama.
Sementara pembeli lain curhat ditagih hingga USD5.000 atau sekitar Rp71,4 juta untuk mempertahankan slot reservasi yang telah dikonfirmasi. Uang ini juga bakal hangus jika konsumen membatalkan pesanan.
Dalam surat yang ditulis eksekutif penjualan kepada dealer, dia berkata, "Tindakan ini dianggap mengancam pelanggan dengan menahan kesempatan mereka untuk mengubah reservasi menjadi pesanan."
Ford menegaskan, perilaku tersebut bertentangan dengan bahasa dalam kontrak antara OEM dan dealer. Karena sikap dealer seperti ini akan memengaruhi nama baik dealer, perusahaan, dan produknya.
"Dealer harus menghindari segala kebohongan terhadap pelanggan, termasuk untuk menyesatkan, membingungkan, periklanan, atau praktik bisnis yang ilegal," tulis surat tersebut.
(ysw)