Inreyen Motor, Mitos dan Fakta yang Perlu Anda Ketahui

Kamis, 21 Juli 2022 - 15:00 WIB
loading...
Inreyen Motor, Mitos...
Inreyen motor ternyata masih banyak dipandang tetap perlu dilakukan oleh masyarakat meski teknologi sudah semakin canggih.Foto/IST
A A A
JAKARTA - Inreyen motor masih banyak diterima oleh banyak pengemudi motor sebagai hal yang wajib dilakukan. Anggapan itu diterima luas karena adanya pemahaman bahwa kendaraan baru , baik itu roda dua dan roda empat, perlu mendapatkan perlakuan khusus hingga akhirnya bisa digunakan dengan normal.

Diketahui inreyen merupakan masa break-in atau penyesuaian pada kendaraan baru. Dalam kondisi itu, komponen motor khususnya di bagian mesin sedang dalam masa penyesuaian karena baru keluar dari pabrik perakitan.

Perkembangan teknologi manufaktur yang semakin canggih sebenarnya membuat inreyen tidak lagi relevan. Pasalnya proses pembuatan kendaraan bermotor, termasuk berbagai komponen yang ada di dalamnya, sudah semakin canggih, presisi dan telah diperhitungkan dengan matang.

Hanya saja hingga kini masyarakat masih banyak menganggap inreyen masih tetap perlu dilakukan karena pemahaman lama yang sudah mengakar. Untuk adilnya, yang paling penting dilakukan adalah membaca buku panduan yang ada di motor .



Setiap pabrikan motor memang selalu menyertakan buku panduan motor di setiap motor yang mereka jual. Dalam buku tersebut akan diberikan berbagai informasi yang berkaitan dengan penggunaan motor.

Dari buku itulah pemilik motor bisa menentukan bagaimana cara yan tepat saat pertama kali menggunakan motor kesayangan mereka. Di kondisi yang semakin canggih, pemahaman inreyen justru harusnya bergeser pada proses adaptasi antara pemilik motor dan kendaraan kesayangannya.

Inreyen tidak ubahnya memang seperti proses adaptasi. Umumnya pemilik motor diupayakan tidak menarik tuas gas secara spontan, tidak memacu motor dengan kecepatan tinggi, menjaga RPM mesin pada standar pabrikan, tidak melakukan pengereman mendadak, hingga tidak memaksa motor mengangkut beban berat.



Seluruh poin-poin tersebut dilakukan setidaknya hingga motor mencapai akumulasi jarak tempuh 250 kilometer hingga 500 kilometer untuk pertama kalinya, sebelum melakukan servis pertama. Dulu cara-cara itu memang dilakukan agar kondisi motor bisa bekerja secara optimal. Saat ini sebaliknya cara-cara tersebut adalah upaya adaptasi.

Salah satu yang paling relevan dari inreyen justru adalah penggantian pelumas. Pasalnya penggantian oli untuk pertama kalinya usai jarak tempuh 500 kilometer ke atas justru dilakukan untuk memantau kondisi motor lebih dini.

Jadi masa penyesuaian sepeda motor memang sudah tak perlu lagi diperdebatkan. Pasalnya, pabrikan sepeda motor sudah merakit produknya agar bisa langsung siap digunakan.
(wsb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2795 seconds (0.1#10.140)