Terlalu Lama Diparkir, Ban Mobil Bisa Mengalami Flat Spot
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mobil yang lama tak digunakan bukan berarti aman tidak ada masalah. Jika terlalu lama tidak digunakan, ban yang bersentuhan langsung dengan tanah akan mengalami kerusakan karena terlalu lama menopang bodi mobil. Fenomena ini disebut flat spot . Apa peyebabnya?
Flat spot merupakan kondisi di mana ban yang bersentuhan langsung dengan tanah akan mengalami kerusakan atau keausan. Sebab, terlalu lama berada pada posisi yang sama. Cuaca dan suhu tempat penyimpanan pun menjadi penyebab berkurangnya tekanan udara yang ada di dalam ban.
Flat spot bisa dialami seluruh jenis ban. Gejala yang dapat dilihat, biasanya terjadi perubahan bentuk pada ban, di mana posisi ban yang menyentuh tanah akan lebih lurus.
Sedangkan gejala yang terasa, biasanya saat mobil kembali digunakan, pengemudi akan merasa ada ganjalan karena ban berputar dengan tidak mulus.
Ketika terjadi flat spot, pengemudi harus mengetahui cara mengatasinya. Ada dua jenis flat spot, yaitu permanen dan sementara.
Jika ban termasuk pada jenis flat spot permanen, maka jalan yang harus ditempuh untuk memperbaikinya ialah dengan mengganti dengan ban yang baru.
Namun jika hanya terjadi flat spot sementara, maka tidak perlu diganti, ban akan kembali seperti semula setelah berkendara dan terjadi kenaikan suhu menjadi lebih panas.
Beberapa cara bisa dilakukan untuk menghindari flat spot. Pertama, pasang penyanggah. Penyanggah ban dapat membuah ban tetap bertahan pada bentuk aslinya. Tekanan udara pada ban pun akan tetap terjaga.
Tampak alat yang digunakan untuk mencegah flat spot. Foto: ist
Kedua, panaskan kendaraan. Memanaskan kendaraan bisa menyebabkan kenaikan pada suhu ban dan ruang penyimpanan kendaraan. Cara lain, agar mesin dan ban tetap terawat, bisa pula dengan membawa kendaraan berkeliling.
Ketiga, naikkan tekanan angin. Sebelum meninggalkan kendaraan Anda di parkiran dalam waktu yang lama, naikkan tekanan angin hingga kurang lebih 3 PSI, atau sesuai dengan yang ditentukan oleh pabrik.
Keempat, cek tekanan angin. Tekanan angin pun perlu dicek secara berkala. Hal ini bertujuan untuk memantau tekanan angin agar selalu berada di ukuran yang tepat, dan tidak terlalu rendah.
Kelima, cek keausan ban. Keausan ban dapat dicek pada simbol tread wear indicator (TWI). Kekurangan angin pun dapat memicu keausan ban. Pengecekan dapat dilakukan berkala dalam rentang seminggu sekali.
Pada dasarnya, sebelum menggunakan kendaraan, memang harus mengecek dengan teliti bagian mana yang bermasalah untuk segera diperbaiki, agar saat dibawa berkendara tetap dalam kondisi yang sehat dan terawat, terlebih jika sudah lama tidak digunakan.
MG/Sekar RahmadianaIhsan
Flat spot merupakan kondisi di mana ban yang bersentuhan langsung dengan tanah akan mengalami kerusakan atau keausan. Sebab, terlalu lama berada pada posisi yang sama. Cuaca dan suhu tempat penyimpanan pun menjadi penyebab berkurangnya tekanan udara yang ada di dalam ban.
Flat spot bisa dialami seluruh jenis ban. Gejala yang dapat dilihat, biasanya terjadi perubahan bentuk pada ban, di mana posisi ban yang menyentuh tanah akan lebih lurus.
Sedangkan gejala yang terasa, biasanya saat mobil kembali digunakan, pengemudi akan merasa ada ganjalan karena ban berputar dengan tidak mulus.
Ketika terjadi flat spot, pengemudi harus mengetahui cara mengatasinya. Ada dua jenis flat spot, yaitu permanen dan sementara.
Jika ban termasuk pada jenis flat spot permanen, maka jalan yang harus ditempuh untuk memperbaikinya ialah dengan mengganti dengan ban yang baru.
Namun jika hanya terjadi flat spot sementara, maka tidak perlu diganti, ban akan kembali seperti semula setelah berkendara dan terjadi kenaikan suhu menjadi lebih panas.
Beberapa cara bisa dilakukan untuk menghindari flat spot. Pertama, pasang penyanggah. Penyanggah ban dapat membuah ban tetap bertahan pada bentuk aslinya. Tekanan udara pada ban pun akan tetap terjaga.
Tampak alat yang digunakan untuk mencegah flat spot. Foto: ist
Kedua, panaskan kendaraan. Memanaskan kendaraan bisa menyebabkan kenaikan pada suhu ban dan ruang penyimpanan kendaraan. Cara lain, agar mesin dan ban tetap terawat, bisa pula dengan membawa kendaraan berkeliling.
Ketiga, naikkan tekanan angin. Sebelum meninggalkan kendaraan Anda di parkiran dalam waktu yang lama, naikkan tekanan angin hingga kurang lebih 3 PSI, atau sesuai dengan yang ditentukan oleh pabrik.
Keempat, cek tekanan angin. Tekanan angin pun perlu dicek secara berkala. Hal ini bertujuan untuk memantau tekanan angin agar selalu berada di ukuran yang tepat, dan tidak terlalu rendah.
Kelima, cek keausan ban. Keausan ban dapat dicek pada simbol tread wear indicator (TWI). Kekurangan angin pun dapat memicu keausan ban. Pengecekan dapat dilakukan berkala dalam rentang seminggu sekali.
Pada dasarnya, sebelum menggunakan kendaraan, memang harus mengecek dengan teliti bagian mana yang bermasalah untuk segera diperbaiki, agar saat dibawa berkendara tetap dalam kondisi yang sehat dan terawat, terlebih jika sudah lama tidak digunakan.
MG/Sekar RahmadianaIhsan
(dan)