Daftar 10 Mobil Mewah yang Harga Jual Sekennya Paling Anjlok
loading...
A
A
A
AMERIKA - Nilai jual kembali atau resale value merupakan faktor penting bagi calon konsumen di Indonesia saat membeli mobil baru, selain dari fitur, serta ketersediaan bengkel dan suku cadang.
Bahkan, sampai ada idiom “mobil belum digunakan, sudah berpikir untuk dijual”. Tapi itu wajar. Sebab, mobil yang memiliki resale value baik memberikan semacam “jaminan” bagi pemiliknya bahwa mobil yang mereka beli memiliki harga jual yang tetap tinggi ketika dijual kelak.
Dan hal tersebut tidak hanya penting di Indonesia saja. Di Amerika pun sama. Beberapa model mobil mengalami penurunan harga lebih parah dibandingkan lainnya.
Penelitian baru dari lembaga riset otomotif iSeeCars menemukan bahwa beberapa mobil terdepresiasi lebih dari 50 persen selama lima tahun.
Yang paling parah dialami BMW Seri 7 dengan penurunan 56,9 persen. Nah, berikut daftar mobil dengan depresiasi harga atau resale value paling buruk dalam 5 tahun di Amerika:
1. BMW 7 Series: -56.9%
2. Maserati Ghibli: -56.3%
3. Jaguar XF: -54%
4. Infiniti QX80: -52.6%
5. Cadillac Escalade ESV: 52.3%
6. Mercedes-Benz S-Class: 51.9%
7. Lincoln Navigator: -51.9%
8. Audi A6: -51.5%
9. Volvo S90: -51.4%
10. Ford Expedition: -50.7%
Sama seperti di Indonesia, ada beberapa kategori mobil yang harganya cenderung stabil. Jika di Indonesia city car, SUV, dan MPV terpopuler, maka di Amerika ada truk menengah, mobil sport, dan kendaraan hemat bahan bakar.
Ini terlihat bahwa merek premium cenderung kehilangan nilainya jauh lebih cepat. Analis iSeeCars Karl Brauer punya alasan menarik.
“Pembeli mobil bekas tidak menghargai fitur-fitur kendaraan premium sebanyak pemilik pertama. Sehingga nilai jual kembali cenderung lebih lembut. Teknologi dan opsi yang membuat mobil begitu mahal dan menarik baru tidak menambah nilai yang sama di pasar bekas,” ujarnya.
Menariknya, depresiasi kendaraan listrik juga sangat besar. Nissan Leaf paling terdepresiasi di antara mobil listrik lainnya. Turun 49,1 persen.
Depresiasi mobil listrik rata-rata adalah 44,2 persen dalam 5 tahun. Tesla Model S dan Model X berada di angka 43,7 dan38,8persen.
Bahkan, sampai ada idiom “mobil belum digunakan, sudah berpikir untuk dijual”. Tapi itu wajar. Sebab, mobil yang memiliki resale value baik memberikan semacam “jaminan” bagi pemiliknya bahwa mobil yang mereka beli memiliki harga jual yang tetap tinggi ketika dijual kelak.
Dan hal tersebut tidak hanya penting di Indonesia saja. Di Amerika pun sama. Beberapa model mobil mengalami penurunan harga lebih parah dibandingkan lainnya.
Penelitian baru dari lembaga riset otomotif iSeeCars menemukan bahwa beberapa mobil terdepresiasi lebih dari 50 persen selama lima tahun.
Yang paling parah dialami BMW Seri 7 dengan penurunan 56,9 persen. Nah, berikut daftar mobil dengan depresiasi harga atau resale value paling buruk dalam 5 tahun di Amerika:
1. BMW 7 Series: -56.9%
2. Maserati Ghibli: -56.3%
3. Jaguar XF: -54%
4. Infiniti QX80: -52.6%
5. Cadillac Escalade ESV: 52.3%
6. Mercedes-Benz S-Class: 51.9%
7. Lincoln Navigator: -51.9%
8. Audi A6: -51.5%
9. Volvo S90: -51.4%
10. Ford Expedition: -50.7%
Sama seperti di Indonesia, ada beberapa kategori mobil yang harganya cenderung stabil. Jika di Indonesia city car, SUV, dan MPV terpopuler, maka di Amerika ada truk menengah, mobil sport, dan kendaraan hemat bahan bakar.
Ini terlihat bahwa merek premium cenderung kehilangan nilainya jauh lebih cepat. Analis iSeeCars Karl Brauer punya alasan menarik.
“Pembeli mobil bekas tidak menghargai fitur-fitur kendaraan premium sebanyak pemilik pertama. Sehingga nilai jual kembali cenderung lebih lembut. Teknologi dan opsi yang membuat mobil begitu mahal dan menarik baru tidak menambah nilai yang sama di pasar bekas,” ujarnya.
Menariknya, depresiasi kendaraan listrik juga sangat besar. Nissan Leaf paling terdepresiasi di antara mobil listrik lainnya. Turun 49,1 persen.
Depresiasi mobil listrik rata-rata adalah 44,2 persen dalam 5 tahun. Tesla Model S dan Model X berada di angka 43,7 dan38,8persen.
(dan)