Taksi Listrik Blue Bird BYD e6 Ini Sudah Melaju 500.000 Km, Bagaimana Rasanya?
loading...
A
A
A
“Untuk pengisian full butuh sekitar 80 kWH (Rp 80 ribu- Rp 200 ribu). Mobil bisa menempuh jarak hampir 400 kilometer,” ungkap Marino.
Meski sudah menempuh jarak total 513.610 km (per hari sekitar 700 km), Marino menyebut bahwa kondisi mobil masih sangat prima.
“Kondisi baterai masih sangat baik. Selama ini pergantian spare part hanya ada di kaki-kaki, soket-soket, rem dan kampas rem, error di electric parking brake, atau baterai management system,” ungkapnya.
“Untuk penanganan umum seperti kaki-kaki bisa kami tangani sendiri. Tapi, untuk urusan baterai seperti reset atau upgrade kelistrikan, harus dilakukan oleh teknisi langsung dari China,” tambahnya.
Marino mengakui, pengemudi e-Taxi harus pintar-pintar memperkirakan jarak tempuh. “Kita harus bisa mengukur baterai untuk pulang pergi. Misalnya baterai di 50 persen, maka toleransi maksimalnya di Sentul atau Bekasi,” ungkapnya. Ia mengakui, pernah beberapa kali hampir kehabisan baterai karena salah memperkirakan jarak.
Bagi penumpang, tarif mobil listrik memang sedikit lebih mahal. Yakni antara Rp 5.000-Rp 5.300 per kilometer dan tarif buka pintu Rp 8.500.
Bandingkan dengan tarif taksi reguler Rp 4.600 per kilometer dan tarif buka pintu Rp 6.500. Tapi, memang mencoba mobil listrik punya sensasi berbeda. Selain mobil tidak bersuara, juga lebih nyaman.
Dari pertama berangkat di bandara Soekarno Hatta baterai mobil di angka 88 persen dan sampai di Bogor indikator masih di 67 persen. Artinya,sangatirit.
Meski sudah menempuh jarak total 513.610 km (per hari sekitar 700 km), Marino menyebut bahwa kondisi mobil masih sangat prima.
“Kondisi baterai masih sangat baik. Selama ini pergantian spare part hanya ada di kaki-kaki, soket-soket, rem dan kampas rem, error di electric parking brake, atau baterai management system,” ungkapnya.
“Untuk penanganan umum seperti kaki-kaki bisa kami tangani sendiri. Tapi, untuk urusan baterai seperti reset atau upgrade kelistrikan, harus dilakukan oleh teknisi langsung dari China,” tambahnya.
Marino mengakui, pengemudi e-Taxi harus pintar-pintar memperkirakan jarak tempuh. “Kita harus bisa mengukur baterai untuk pulang pergi. Misalnya baterai di 50 persen, maka toleransi maksimalnya di Sentul atau Bekasi,” ungkapnya. Ia mengakui, pernah beberapa kali hampir kehabisan baterai karena salah memperkirakan jarak.
Bagi penumpang, tarif mobil listrik memang sedikit lebih mahal. Yakni antara Rp 5.000-Rp 5.300 per kilometer dan tarif buka pintu Rp 8.500.
Bandingkan dengan tarif taksi reguler Rp 4.600 per kilometer dan tarif buka pintu Rp 6.500. Tapi, memang mencoba mobil listrik punya sensasi berbeda. Selain mobil tidak bersuara, juga lebih nyaman.
Dari pertama berangkat di bandara Soekarno Hatta baterai mobil di angka 88 persen dan sampai di Bogor indikator masih di 67 persen. Artinya,sangatirit.
(dan)