Mobil Terbang Malaysia Dilirik Boeing dan Aston Martin

Selasa, 05 Maret 2019 - 06:59 WIB
Mobil Terbang Malaysia...
Mobil Terbang Malaysia Dilirik Boeing dan Aston Martin
A A A
KUALA LUMPUR - - Perusahaan-perusahaan global bidang automotif dan antariksa berminat dengan proyek mobil terbang Malaysia. Menteri Pembangunan Entrepreneur Malaysia Mohd Redzuan Md Yusof menjelaskan, sejumlah perusahaan seperti Boeing, Airbus, Volvo, dan Aston Martin telah mengajukan minat tentang mobil terbang yang akan dikembangkan Malaysia.

Menurut Mohd Redzuan Md Yusof, perusahaan-perusahaan lain bidang drone dan antariksa juga berminat setelah Pemerintah Malaysia mengumumkan rencana mobil terbang tersebut. “Mereka memiliki proposal, mereka ingin memahami lebih lanjut,” tutur dia saat menekankan Boeing berminat terlibat dalam proyek mobil terbang tersebut.

Mohd Redzuan menjelaskan, proyek itu bertujuan mendorong teknologi dan industri antariksa lokal untuk mendorong keterlibatan dari para pemuda dalam pengembangan teknologi. “Kami ingin mengembangkan lingkungan sehingga pemuda lebih terbiasa dengan teknologi karena kita ingin memunculkan yang terbaik dari talenta Malaysia untuk melihat industri ini,” ucap dia, dilansir Today Online.

Sebelumnya Bernama melaporkan, Mohd Redzuan menyatakan mobil terbang pertama di Malaysia sedang dikembangkan menggunakan teknologi lokal dan purwarupanya akan dirilis tahun ini. Dia menjelaskan target utamanya untuk layanan transportasi atau perusahaan terkait dan tidak akan dijual untuk umum.

Mohd Redzuan setelah menghadiri Karnaval Entrepreneur Muda Selangor di Stadium Malawati pada Minggu (3/3) merilis purwarupa mobil terbang yang masih dalam tahap gambar. Dia berharap purwarupa itu akan mendapat pendanaan swasta dan nilainya tidak lebih dari 1 juta ringgit Malaysia.

Dia menambahkan, inovasi akan digunakan dalam pertanian dan industri transportasi publik. Mobil terbang juga dapat digunakan untuk mencapai lokasi terpencil untuk berbagai tujuan. Menurut Mohd Redzuan, prototipe mobil terbang yang dikembangkan perusahaan lokal Malaysia itu memiliki kecepatan sedang dan dapat melayang rendah.

“Kami akan menggunakan kemampuan lokal untuk membangun mobil terbang. Kami meminta bantuan pihak asing hanya terkait pertukaran informasi keselamatan,” ujarnya, dikutip CNA. Mohd Redzuan menambahkan, prospek mobil terbang Malaysia bergantung pada tingginya ketertarikan perusahaan dan masyarakat lokal dalam menggunakan produk anak bangsa dibanding produk asing.

Investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan mobil terbang diperkirakan mencapai RM1 juta (Rp3,4 miliar). “Target tahun ini realistis karena kami memiliki teknologinya. Semuanya tinggal diimplementasikan,” kata Mohd Redzuan. Seperti Malaysia, Singapura juga mulai giat menciptakan kendaraan berteknologi canggih. Startup MooVita merancang mobil otonom MooAV, satu dari puluhan mobil otonom yang diuji coba di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.

Dengan menggunakan jalur khusus, mobil itu dapat bergerak secara otomatis. CEO MooVita, Dillip Limbu, mengatakan rancangan MooAV sengaja dibuat berbeda dengan kendaraan konvensional agar mudah dikenali. “Kami perlu membuatnya nyentrik dan unik agar masyarakat dapat langsung membedakan antara MooAV dan kendaraan lain. Kendaraan ini juga memiliki tujuan khusus,” tandas Limbu.

Dengan menciptakan lingkungan yang ramah, Singapura menjadi jembatan pengembangan kendaraan self-driving. Profesor Institut Penelitian Energi Nanyang, Subodh Mhaisalkar, mengatakan Singapura membutuhkan teknologi untuk membantu memobilisasi orang lanjut usia (lansia) yang semakin banyak di Singapura.

Kendaraan otonom sudah beroperasi di Singapura. Namun, jumlahnya dibatasi Pemerintah Singapura agar tidak tumbuh terlalu cepat. Batas kecepatan paling rendah mencapai 30 kilometer per jam dan wajib diawasi supir. Penggunaan mobil self-driving sempat dikritisi ketika seorang perempuan tewas tertabrak di AS.

Para ahli mengatakan Singapura merupakan salah satu negara yang memiliki kesiapan matang dalam mengimplementasikan mobil self-driving karena didukung infrastruktur memadai. Selama dua tahun terakhir, konsultan KPMG menempatkan Singapura di urutan kedua dalam Indeks Kesiapan Kendaraan Otonom.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1900 seconds (0.1#10.140)