Subaru Tutup Pabrik di Thailand, Strategi Baru atau Kalah Saing?
Sabtu, 04 Januari 2025 - 07:20 WIB
2. Persaingan dari Merek China: Merek-merek mobil China semakin agresif dalam merebut pangsa pasar di Thailand dengan menawarkan kendaraan listrik yang canggih dan terjangkau.
3. Volume Produksi yang Rendah: Volume produksi Subaru di Thailand relatif rendah, sehingga kurang efisien untuk mempertahankan operasional pabrik.
Surapong memperkirakan Subaru akan fokus pada pengimporan kendaraan dengan teknologi canggih, seperti hybrid dan listrik, untuk menarik konsumen yang menginginkan teknologi terkini.
- Pangsa pasar mobil Jepang di Thailand turun dari 90% pada tahun 1970-an menjadi sekitar 75% saat ini.
- Penjualan mobil listrik di Thailand diproyeksikan mencapai 100.000 unit pada tahun 2025. (Kementrian Energi Thailand)
Namun, keputusan ini dapat menjadi indikasi bahwa Subaru sedang mengalami tekanan persaingan di pasar Asia Tenggara, termasukdiIndonesia.
3. Volume Produksi yang Rendah: Volume produksi Subaru di Thailand relatif rendah, sehingga kurang efisien untuk mempertahankan operasional pabrik.
Strategi Baru Subaru di Thailand
Dengan mengimpor kendaraan secara utuh, Subaru dapat lebih fleksibel dalam menyesuaikan penawaran produk dengan permintaan pasar Thailand.Surapong memperkirakan Subaru akan fokus pada pengimporan kendaraan dengan teknologi canggih, seperti hybrid dan listrik, untuk menarik konsumen yang menginginkan teknologi terkini.
Data dan Tren Penjualan Mobil di Thailand:
- Penjualan mobil di Thailand mencapai 849.388 unit pada tahun 2023. (Federasi Industri Thailand)- Pangsa pasar mobil Jepang di Thailand turun dari 90% pada tahun 1970-an menjadi sekitar 75% saat ini.
- Penjualan mobil listrik di Thailand diproyeksikan mencapai 100.000 unit pada tahun 2025. (Kementrian Energi Thailand)
Dampak bagi Indonesia
Penutupan pabrik Subaru di Thailand tidak berdampak langsung pada operasional Subaru di Indonesia. Subaru Indonesia masih mengimpor mobil secara utuh dari Jepang.Namun, keputusan ini dapat menjadi indikasi bahwa Subaru sedang mengalami tekanan persaingan di pasar Asia Tenggara, termasukdiIndonesia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda