Di Masa Depan Lampu Lalu Lintas Bakal Memiliki 4 Warna, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Di masa depan, lampu pengatur lalu lintas akan memiliki empat warna, bukan tiga warna seperti sekarang. Tambahan satu warna lagi untuk mengakomodasi kehadiran mobil otonom di masa depan.
Usul penambahan satu warna lagi disampaikan para peneliti di North Carolina State University untuk memberi sinyal kepada pengemudi kendaraan otonom ketika melintas di persimpangan. Para peneliti mengusulkan warna putih pada lampu pengatur lalu lintas untuk sinyal kendaraan otonom.
Mobil dan truk otonom memang tidak perlu 'melihat' ke lampu lalu lintas putih, karena mereka berkomunikasi secara nirkabel. Namun, warna putih itu akan menjadi tanda bagi pengemudi dan penumpang manusia bahwa mereka harus mengikuti kendaraan tanpa pengemudi yang bergerak melalui persimpangan.
“Lampu merah tetap berarti berhenti. Lampu hijau tetap berarti jalan. Dan lampu putih akan memberi tahu pengemudi manusia untuk mengikuti mobil di depan mereka,” kata insinyur sipil Ali Hajbabaie dikutip dari laman Science Alert, Selasa (3/4/2023).
Ali Hajbabaei menjelaskan cara kerja lampu pengatur lalu lintas yang disebut “fase putih”. Kendaraan otonom akan berkomunikasi satu sama lain, termasuk dengan lampu lalu lintas di persimpangan, dalam jarak tertentu.
Itu akan memungkinkan kendaraan otonom mengoordinasikan arus lalu lintas lebih efisien dan cerdas, misalnya memberi saran tentang kecepatan optimal. “Konsep yang kami usulkan ini memanfaatkan kekuatan komputasi kendaraan otonom,” ujarnya.
Kemudian setiap pengemudi manusia dalam campuran akan diberitahu untuk mengikuti kendaraan di depan mereka melalui lampu putih, berhenti jika berhenti, lanjutkan jika terus berlanjut. Setelah jumlah kendaraan otonom di persimpangan turun di bawah ambang batas tertentu, lampu lalu lintas akan kembali ke opsi normal merah, kuning, dan hijau.
Dalam model simulasi, kendaraan otonom terbukti meningkatkan arus lalu lintas, terlebih saat fase putih diperkenalkan. Semakin tinggi persentase kendaraan otonom di persimpangan, semakin cepat lalu lintas bergerak, dengan peningkatan sekitar 40 hingga 99 persen.
“Memberikan beberapa kontrol arus lalu lintas pada kendaraan otonom adalah ide yang relatif baru, yang disebut paradigma kontrol seluler. Ini dapat digunakan untuk mengoordinasikan lalu lintas dalam skenario apa pun yang melibatkan kendaraan otonom,” kata Hajbabaei. Penelitian ini telah dipublikasikan di IEEE Transactions on Intelligent Transportation Systems.
Usul penambahan satu warna lagi disampaikan para peneliti di North Carolina State University untuk memberi sinyal kepada pengemudi kendaraan otonom ketika melintas di persimpangan. Para peneliti mengusulkan warna putih pada lampu pengatur lalu lintas untuk sinyal kendaraan otonom.
Mobil dan truk otonom memang tidak perlu 'melihat' ke lampu lalu lintas putih, karena mereka berkomunikasi secara nirkabel. Namun, warna putih itu akan menjadi tanda bagi pengemudi dan penumpang manusia bahwa mereka harus mengikuti kendaraan tanpa pengemudi yang bergerak melalui persimpangan.
“Lampu merah tetap berarti berhenti. Lampu hijau tetap berarti jalan. Dan lampu putih akan memberi tahu pengemudi manusia untuk mengikuti mobil di depan mereka,” kata insinyur sipil Ali Hajbabaie dikutip dari laman Science Alert, Selasa (3/4/2023).
Ali Hajbabaei menjelaskan cara kerja lampu pengatur lalu lintas yang disebut “fase putih”. Kendaraan otonom akan berkomunikasi satu sama lain, termasuk dengan lampu lalu lintas di persimpangan, dalam jarak tertentu.
Itu akan memungkinkan kendaraan otonom mengoordinasikan arus lalu lintas lebih efisien dan cerdas, misalnya memberi saran tentang kecepatan optimal. “Konsep yang kami usulkan ini memanfaatkan kekuatan komputasi kendaraan otonom,” ujarnya.
Kemudian setiap pengemudi manusia dalam campuran akan diberitahu untuk mengikuti kendaraan di depan mereka melalui lampu putih, berhenti jika berhenti, lanjutkan jika terus berlanjut. Setelah jumlah kendaraan otonom di persimpangan turun di bawah ambang batas tertentu, lampu lalu lintas akan kembali ke opsi normal merah, kuning, dan hijau.
Dalam model simulasi, kendaraan otonom terbukti meningkatkan arus lalu lintas, terlebih saat fase putih diperkenalkan. Semakin tinggi persentase kendaraan otonom di persimpangan, semakin cepat lalu lintas bergerak, dengan peningkatan sekitar 40 hingga 99 persen.
“Memberikan beberapa kontrol arus lalu lintas pada kendaraan otonom adalah ide yang relatif baru, yang disebut paradigma kontrol seluler. Ini dapat digunakan untuk mengoordinasikan lalu lintas dalam skenario apa pun yang melibatkan kendaraan otonom,” kata Hajbabaei. Penelitian ini telah dipublikasikan di IEEE Transactions on Intelligent Transportation Systems.
(wib)