Cruise Robotaxi, Layanan Taksi Tanpa Sopir yang Bikin Heboh
loading...
A
A
A
SAN FRANSISCO - Sebuah video menghebohkan media sosial, merekam seorang warga Indonesia naik taksi tanpa sopir. Terlihat dalam video tersebut setir bisa berputar sendiri tanpa ada orang yang mengendalikan di belakang kemudi.
Taksi tanpa awak itu, dikutip dari laman Endgadget, Senin (29/5/2023), dikembangkan oleh Cruise dan sudah resmi beroperasi di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS). Bahkan, beroperasi tanpa henti, 24 jam sehari selama sepekan.
Cruise menggunakan mobil listrik Chevrolet Bolt EV untuk menjalankan bisnis robotaxi. Berbagai peralatan pendukung dipasang agar mobil berfungsi sesuai rambu, marka jalan, dan juga mengantar penumpang dengan tepat ke lokasi tujuan.
Saat masa percobaan, Cruise mendapatkan izin untuk mengoperasikan layanan taksi tanpa awak untuk mengangkut penumpang berbayar. Mobil melaju dengan kecepatan maksimal 48,2 km/jam di jalan-jalan tertentu di San Francisco, mulai pukul 22.00 sampai 06.00 WIB.
Setelah terbukti aman, taksi full otonom tersebut dapat dinikmati dengan melakukan pemesanan melalui aplikasi. Bahkan, layanan ini jauh lebih aman dibandingkan taksi dengan sopir sungguhan.
“Mengoperasikan robotaxis di SF (San Francisco) telah menjadi ujian lakmus untuk kelangsungan bisnis. Jika bisa berhasil di sini, tidak diragukan lagi bisa berhasil di mana saja,” kata Co-Founder dan CEO Cruise Kyle Vogt.
Tidak ada batas waktu untuk penerapan yang lebih luas di tempat lain, tetapi Vogt berjanji bahwa operasi akan segera berkembang di kota-kota lain. Keberhasilan penggunaan di San Francisco adalah bukti bahwa robotaxi bisa berhasil di kota lain.
“Anda akan segera melihat kami membuka operasi penuh di kota-kota lain. Kemampuan dan sistem pembelajaran mesin yang kami bangun untuk menangani berbagai hal di SF telah membuktikan diri di banyak kota lain di seluruh dunia,” tambahnya.
Awal bulan ini, Cruise melakukan recall 300 kendaraan dengan imbauan National Highway Transportation Safety Administration (NHTSA). Penarikan itu sebagai tanggapan atas tabrakan kecil di mana robotaxi Cruise menabrak bagian belakang bus San Francisco.
Sistem mengemudi otonom Cruise juga sedang diselidiki oleh NHTSA. Dalam peninjauan, NHSTA mengatakan tertarik pada dua masalah berbeda yang telah dilaporkan ke administrasi bahwa keduanya mengakibatkan robotaxi bahaya bagi orang lain di jalan.
Masalah pertama adalah sumbu robot yang terlalu keras saat didekati dari belakang. Masalah kedua, tidak terkait dengan yang pertama, melibatkan kendaraan Cruise yang tidak bisa bergerak di jalan. Untuk melakukan pengembangan lebih lanjut, Cruise yang masuk dalam divisi kendaraan otonom General Motors (GM) kehilangan Rp8,3 triliun pada kuartal pertama 2023.
Lihat Juga: Ini Spesifikasi Taksi Masa Depan Tesla Cybercab Milik Elon Musik, Tanpa Setir dan Pedal Gas
Taksi tanpa awak itu, dikutip dari laman Endgadget, Senin (29/5/2023), dikembangkan oleh Cruise dan sudah resmi beroperasi di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS). Bahkan, beroperasi tanpa henti, 24 jam sehari selama sepekan.
Cruise menggunakan mobil listrik Chevrolet Bolt EV untuk menjalankan bisnis robotaxi. Berbagai peralatan pendukung dipasang agar mobil berfungsi sesuai rambu, marka jalan, dan juga mengantar penumpang dengan tepat ke lokasi tujuan.
Saat masa percobaan, Cruise mendapatkan izin untuk mengoperasikan layanan taksi tanpa awak untuk mengangkut penumpang berbayar. Mobil melaju dengan kecepatan maksimal 48,2 km/jam di jalan-jalan tertentu di San Francisco, mulai pukul 22.00 sampai 06.00 WIB.
Setelah terbukti aman, taksi full otonom tersebut dapat dinikmati dengan melakukan pemesanan melalui aplikasi. Bahkan, layanan ini jauh lebih aman dibandingkan taksi dengan sopir sungguhan.
“Mengoperasikan robotaxis di SF (San Francisco) telah menjadi ujian lakmus untuk kelangsungan bisnis. Jika bisa berhasil di sini, tidak diragukan lagi bisa berhasil di mana saja,” kata Co-Founder dan CEO Cruise Kyle Vogt.
Tidak ada batas waktu untuk penerapan yang lebih luas di tempat lain, tetapi Vogt berjanji bahwa operasi akan segera berkembang di kota-kota lain. Keberhasilan penggunaan di San Francisco adalah bukti bahwa robotaxi bisa berhasil di kota lain.
“Anda akan segera melihat kami membuka operasi penuh di kota-kota lain. Kemampuan dan sistem pembelajaran mesin yang kami bangun untuk menangani berbagai hal di SF telah membuktikan diri di banyak kota lain di seluruh dunia,” tambahnya.
Awal bulan ini, Cruise melakukan recall 300 kendaraan dengan imbauan National Highway Transportation Safety Administration (NHTSA). Penarikan itu sebagai tanggapan atas tabrakan kecil di mana robotaxi Cruise menabrak bagian belakang bus San Francisco.
Sistem mengemudi otonom Cruise juga sedang diselidiki oleh NHTSA. Dalam peninjauan, NHSTA mengatakan tertarik pada dua masalah berbeda yang telah dilaporkan ke administrasi bahwa keduanya mengakibatkan robotaxi bahaya bagi orang lain di jalan.
Masalah pertama adalah sumbu robot yang terlalu keras saat didekati dari belakang. Masalah kedua, tidak terkait dengan yang pertama, melibatkan kendaraan Cruise yang tidak bisa bergerak di jalan. Untuk melakukan pengembangan lebih lanjut, Cruise yang masuk dalam divisi kendaraan otonom General Motors (GM) kehilangan Rp8,3 triliun pada kuartal pertama 2023.
Lihat Juga: Ini Spesifikasi Taksi Masa Depan Tesla Cybercab Milik Elon Musik, Tanpa Setir dan Pedal Gas
(wib)