Tes Drive Honda e, Mobil Listrik Retro-Futuristik yang Punya Jiwa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Honda punya target besar untuk jadi pabrikan Jepang yang beralih ke elektrifikasi secara total pada 2040. Honda e adalah salah satu awalnya.
Sebagian pengguna kendaraan konvensional internal combustion engine (ICE) menganggap mobil listrik membosankan. Tidak ada mesin dan suara, seperti mengendarai mobil yang soulless atau tanpa jiwa. Tanpa karakter dan kosong.
Tapi, entah mengapa mobil listrik Honda e berbeda. Beda dari desainnya yang kontras: retro tapi penuh teknologi canggih. Beda pula dari ukurannya yang mungil. Beda juga dari sentuhan kayu di kabin, 6 layar di dashboard, hingga konsep urban EV yang membuat mobil ini sangat memorable.
Konsep Retro
Honda menargetkan mencapai 100% elektrifikasi untuk semua modelnya secara global pada 2040. Untuk itu, mereka akan mengenalkan 30 mobil elektrik secara global hingga 2030 (2 juta unit per tahun).
Rasa-rasanya, Honda e akan jadi pionir mobil listrik Honda yang paling memorable. Sebab, di kelas mobil listrik, Honda memberikan pendekatan berbeda ke Honda e berfokus pada desain dan teknologi yang membuat mobil listrik menjadi desirable atau diinginkan. Bukan mobil listrik tanpa jiwa yang membosankan.
Lihat saja tampilan imut Honda e yang mengadopsi generasi pertama Honda Civic era 1970-an dengan lampu depan yang membulat, tidak sipit seperti mobil modern sekarang.
Tidak perlu suka otomotif, tapi Anda akan sepakat bahwa mobil retro ini menggemaskan, catchy, dan “hidup”. Seperti mobil-mobil yang ada di anime.
Fun to Drive
Single Pedal Control System memanfaatkan perlambatan untuk meregenerasi tenaga listrik untuk mengisi baterai saat pengemudi melepaskan pedal akselerasi. Foto: dok HPM
Sensasi fun to drive atau kebahagiaan mengemudi tidak ditinggalkan Honda di Honda e. Selain imut, mobil ini juga ringkas. Sedikit lebih panjang, lebar, serta tinggi dibanding Honda Brio. Overhang depan dan belakang membuatnya mudah sekali bermanuver. Apalagi, radius putarnya mencapai 4,3 meter dengan setir yang enteng. Mobil mudah sekali berbelok dan parkir.
Wajar pula jika Honda fokus memasarkan Honda e di Jepang dan Eropa, karena cocok sekali untuk dipakai di jalanan padat yang kecil-kecil. Untuk ngantor, mengantar anak, berbelanja, dan berbagai kegiataan perkotaan lainnya.
Fitur fun to drive lain adalah Single Pedal Control System yang membuat pengereman lebih intens dan cocok sekali dipakai di kemacetan. Karena mobil akan deselerasi begitu kaki tidak menginjak pedal gas. Ini fitur favorit SINDONews di mobil listrik.
Kabin yang Homey
Entah mengapa, masuk ke kabin Honda e terasa sangat homey. Tidak kaku dan garing seperti mobil listrik pada umumnya. Seperti duduk di sofa di ruang keluarga. Mungkin karena joknya yang empuk dan nyaman. Mungkin juga karena kentalnya sentuhan kayu yang memanjang di dashboard serta konsol tengah.
Dari luar mobil ini kecil, tapi sebenarnya di dalam masih terasa cukup lega. Ada dua kompartemen di tengah untuk meletakkan tas kecil, HP, atau dompet.
Di konsol tengah ada tombol-tombol seperti electric parking brake, auto hold, dan drive mode yang dapat dipilih antara mode sport dan normal. Sayangnya, pengaturan jok masih belum elektrik. Sedikit mengurangi kesan mewah.
SINDONews juga suka sekali dengan desain tuas kemudinya, mewah dan enak digenggam. Ruang kaki untuk 2 penumpang dewasa di belakang masih cukup lega. Kursi belakang juga dapat dilipat untuk meningkatkan ruang bagasi.
Banyak Layar
Aksen kayu di Honda e memang kontras dengan banyaknya layar yang ada di mobil ini. Total ada 6 layar dengan beragam fungsi. Pertama, Anda akan mendapat layar instrumen 8,8 inci untuk melihat informasi kecepatan, RPM, baterai dan lainnya.
Kemudian, ada sepasang layar sentuh 12,3 inci sebagai head unit. Lalu, masih ada layar yang menampilan video dari kamera spion berukuran 6 inci. Bahkan, spion tengah pun bisa menampilan video dari kamera belakang.
Anda bisa memilih menampilkan wallpaper, memutar algu, informasi baterai, bahkan bermain PlayStation 5. Kita juga bisa mengatur masing-masing layar menampilkan apa. Plus, sudah mendukung Android Auto dan Apple Carplay.
Mungkin ini juga mengapa kabin Honda e terasa seperti ruang keluarga atau ruang kerja. Karena semua yang Anda butuhkan ada dan tersedia.
Sebagai pelengkap, ada colokan HDMI, USB tipe C, power outlet 12 volt, dan soket listrik 3 lobang.
Dengan kapasitas battery yang ada, pengguna dapat menggunakan soket listrik 12V DC dan 230V AC untuk menghubungkan berbagai perangkat elektronik yang bisa dilakukan saat pengisian daya.
Spion Kamera
Keunikan Honda e lainnya adalah absennya spion yang digantikan oleh mirror camera. Kita bisa melihatnya di layar 6 inci dalam resolusi 4K. Jangan khawatir, kameranya bisa menyesuaikan berbagai kondisi pencahayaan. Bisa juga memilih pandangan normal atau wide.
Klaim Honda, spion kamera ini bisa mereduksi blind spot hingga 50 persen (wide) dan 10 persen (normal).
Keuntungan lain, Anda tidak perlu khawatir ketika berpapasan dengan mobil lawan arah di gang sempit. Minusnya, tentu saja mirror camera mudah sekali dicuri.
Kok Baterainya Kecil?
Honda e hanya mengusung kapasitas baterai 35,5 kWh yang dapat menempuh jarak sejauh 220 km. Ini hampir separuh lebih kecil dibanding rival seperti Hyundai Ioniq 5.
Ternyata, project leader Honda e Kohei Hitomi punya alasannya sendiri mengapa ngotot menggunakan baterai yang kecil. Menurutnya, baterai kecil menyesuaikan ukuran Honda e yang ringkas, memangkas berat jadi hanya 1.527 kilogram, membuat kabin jadi terasa lapang dan lega, serta lebih cocok untuk kebutuhan perkotaan.
Keuntungan lain dari baterai kecil adalah kecepatan ngecas. Untuk ngecas penuh memakai daya 7.4 kW Type 2 AC butuh waktu hanya 4.1 jam. Adapun menggunakan fast charging, hanya butuh 30-36 menit dari 0-80 persen.
Ini sesuai dengan riset Eurostat menyebut rata-rata warga Eropa sehari hanya berkendara 5.6 km (di Yunani) hingga 19 km di Jerman. Jadi, penggunaan baterai kecil pun masuk akal untuk target pasar Honda e.
Manuver dan Akselerasi
Untuk tenaga, Honda e menggunakan motor listrik yang mampu memproduksi 152 HP (113 kW / 154 PS) dan torsi 315 Nm. Meski di atas kertas angka tersebut biasa saja, tapi karena mobilnya kecil tetap terasa lincah. Masih ada Sport mode jika ingin tenaga ekstra.
Ketika SINDONews mencoba berakselerasi dengan membejek gas, dorongannya masih cukup terasa dibanding mobil ICE. 0-100 km/jam dicapai dalam 8-9 detik.
Selain akselerasi, manuver Honda e juga sangat menyenangkan. Setirnya ringan dan membuat kita mendapatkan kontrol penuh di kendaraan.
Suspensi independen menghasilkan keseimbangan baik antara kekokohan dan kenyamanan. Melibas tikungan sangat minim body roll.
Powertrain Rear Wheel Drive (RWD), pusat gravitasi rendah, serta keseimbangan bobot 50:50 Weight Ratio Distribution membuat Honda e sangat menyenangkan dikendarai.
V2X
Istilah V2X (vehicle to everything) memungkinkan kendaraan bisa terhubung dengan benda-benda lain. Ini jadi tren baru di mobil listrik. Termasuk Honda e.
Fitur lainnya, vehicle to grid memungkinkan kendaraan menjadi stationary battery untuk menyalurkan listrik kepada rumah, bangunan, maupun jaringan listrik lainnya.
Mobil yang Membuat Tersenyum
Walau hanya berkendara singkat, tapi SINDONews bisa menyimpulkan bahwa Honda e adalah mobil listrik yang sangat unik.
Mobil ini menjadi teman yang menyenangkan saat menemani pemiliknya beraktivitas sehari-hari. Honda e juga menjadi kantor bergerak, menyediakan colokan, layar, serta kebutuhan lainnya.
Honda e adalah mobil yang akan membuat Anda tersenyum setiap kali melihat ataupun mengendarainya.
Di Inggris, Honda e dipasarkan seharga USD45.000 (Rp670 juta)-USD49.000 (Rp729 juta). Sayangnya, Honda Prospect Motor (HPM) tidak berencana meluncurkan mobil inidiIndonesia.
Lihat Juga: Kredit Pajak Dihapus, Mobil Listrik Terpukul: Industri EV Hadapi Masa Sulit di Bawah Trump?
Sebagian pengguna kendaraan konvensional internal combustion engine (ICE) menganggap mobil listrik membosankan. Tidak ada mesin dan suara, seperti mengendarai mobil yang soulless atau tanpa jiwa. Tanpa karakter dan kosong.
Tapi, entah mengapa mobil listrik Honda e berbeda. Beda dari desainnya yang kontras: retro tapi penuh teknologi canggih. Beda pula dari ukurannya yang mungil. Beda juga dari sentuhan kayu di kabin, 6 layar di dashboard, hingga konsep urban EV yang membuat mobil ini sangat memorable.
Konsep Retro
Honda menargetkan mencapai 100% elektrifikasi untuk semua modelnya secara global pada 2040. Untuk itu, mereka akan mengenalkan 30 mobil elektrik secara global hingga 2030 (2 juta unit per tahun).Rasa-rasanya, Honda e akan jadi pionir mobil listrik Honda yang paling memorable. Sebab, di kelas mobil listrik, Honda memberikan pendekatan berbeda ke Honda e berfokus pada desain dan teknologi yang membuat mobil listrik menjadi desirable atau diinginkan. Bukan mobil listrik tanpa jiwa yang membosankan.
Lihat saja tampilan imut Honda e yang mengadopsi generasi pertama Honda Civic era 1970-an dengan lampu depan yang membulat, tidak sipit seperti mobil modern sekarang.
Tidak perlu suka otomotif, tapi Anda akan sepakat bahwa mobil retro ini menggemaskan, catchy, dan “hidup”. Seperti mobil-mobil yang ada di anime.
Fun to Drive
Single Pedal Control System memanfaatkan perlambatan untuk meregenerasi tenaga listrik untuk mengisi baterai saat pengemudi melepaskan pedal akselerasi. Foto: dok HPMSensasi fun to drive atau kebahagiaan mengemudi tidak ditinggalkan Honda di Honda e. Selain imut, mobil ini juga ringkas. Sedikit lebih panjang, lebar, serta tinggi dibanding Honda Brio. Overhang depan dan belakang membuatnya mudah sekali bermanuver. Apalagi, radius putarnya mencapai 4,3 meter dengan setir yang enteng. Mobil mudah sekali berbelok dan parkir.
Wajar pula jika Honda fokus memasarkan Honda e di Jepang dan Eropa, karena cocok sekali untuk dipakai di jalanan padat yang kecil-kecil. Untuk ngantor, mengantar anak, berbelanja, dan berbagai kegiataan perkotaan lainnya.
Fitur fun to drive lain adalah Single Pedal Control System yang membuat pengereman lebih intens dan cocok sekali dipakai di kemacetan. Karena mobil akan deselerasi begitu kaki tidak menginjak pedal gas. Ini fitur favorit SINDONews di mobil listrik.
Kabin yang Homey
Entah mengapa, masuk ke kabin Honda e terasa sangat homey. Tidak kaku dan garing seperti mobil listrik pada umumnya. Seperti duduk di sofa di ruang keluarga. Mungkin karena joknya yang empuk dan nyaman. Mungkin juga karena kentalnya sentuhan kayu yang memanjang di dashboard serta konsol tengah.Dari luar mobil ini kecil, tapi sebenarnya di dalam masih terasa cukup lega. Ada dua kompartemen di tengah untuk meletakkan tas kecil, HP, atau dompet.
Di konsol tengah ada tombol-tombol seperti electric parking brake, auto hold, dan drive mode yang dapat dipilih antara mode sport dan normal. Sayangnya, pengaturan jok masih belum elektrik. Sedikit mengurangi kesan mewah.
SINDONews juga suka sekali dengan desain tuas kemudinya, mewah dan enak digenggam. Ruang kaki untuk 2 penumpang dewasa di belakang masih cukup lega. Kursi belakang juga dapat dilipat untuk meningkatkan ruang bagasi.
Banyak Layar
Aksen kayu di Honda e memang kontras dengan banyaknya layar yang ada di mobil ini. Total ada 6 layar dengan beragam fungsi. Pertama, Anda akan mendapat layar instrumen 8,8 inci untuk melihat informasi kecepatan, RPM, baterai dan lainnya.Kemudian, ada sepasang layar sentuh 12,3 inci sebagai head unit. Lalu, masih ada layar yang menampilan video dari kamera spion berukuran 6 inci. Bahkan, spion tengah pun bisa menampilan video dari kamera belakang.
Anda bisa memilih menampilkan wallpaper, memutar algu, informasi baterai, bahkan bermain PlayStation 5. Kita juga bisa mengatur masing-masing layar menampilkan apa. Plus, sudah mendukung Android Auto dan Apple Carplay.
Mungkin ini juga mengapa kabin Honda e terasa seperti ruang keluarga atau ruang kerja. Karena semua yang Anda butuhkan ada dan tersedia.
Sebagai pelengkap, ada colokan HDMI, USB tipe C, power outlet 12 volt, dan soket listrik 3 lobang.
Dengan kapasitas battery yang ada, pengguna dapat menggunakan soket listrik 12V DC dan 230V AC untuk menghubungkan berbagai perangkat elektronik yang bisa dilakukan saat pengisian daya.
Spion Kamera
Keunikan Honda e lainnya adalah absennya spion yang digantikan oleh mirror camera. Kita bisa melihatnya di layar 6 inci dalam resolusi 4K. Jangan khawatir, kameranya bisa menyesuaikan berbagai kondisi pencahayaan. Bisa juga memilih pandangan normal atau wide.Klaim Honda, spion kamera ini bisa mereduksi blind spot hingga 50 persen (wide) dan 10 persen (normal).
Keuntungan lain, Anda tidak perlu khawatir ketika berpapasan dengan mobil lawan arah di gang sempit. Minusnya, tentu saja mirror camera mudah sekali dicuri.
Kok Baterainya Kecil?
Honda e hanya mengusung kapasitas baterai 35,5 kWh yang dapat menempuh jarak sejauh 220 km. Ini hampir separuh lebih kecil dibanding rival seperti Hyundai Ioniq 5.Ternyata, project leader Honda e Kohei Hitomi punya alasannya sendiri mengapa ngotot menggunakan baterai yang kecil. Menurutnya, baterai kecil menyesuaikan ukuran Honda e yang ringkas, memangkas berat jadi hanya 1.527 kilogram, membuat kabin jadi terasa lapang dan lega, serta lebih cocok untuk kebutuhan perkotaan.
Keuntungan lain dari baterai kecil adalah kecepatan ngecas. Untuk ngecas penuh memakai daya 7.4 kW Type 2 AC butuh waktu hanya 4.1 jam. Adapun menggunakan fast charging, hanya butuh 30-36 menit dari 0-80 persen.
Ini sesuai dengan riset Eurostat menyebut rata-rata warga Eropa sehari hanya berkendara 5.6 km (di Yunani) hingga 19 km di Jerman. Jadi, penggunaan baterai kecil pun masuk akal untuk target pasar Honda e.
Manuver dan Akselerasi
Untuk tenaga, Honda e menggunakan motor listrik yang mampu memproduksi 152 HP (113 kW / 154 PS) dan torsi 315 Nm. Meski di atas kertas angka tersebut biasa saja, tapi karena mobilnya kecil tetap terasa lincah. Masih ada Sport mode jika ingin tenaga ekstra.Ketika SINDONews mencoba berakselerasi dengan membejek gas, dorongannya masih cukup terasa dibanding mobil ICE. 0-100 km/jam dicapai dalam 8-9 detik.
Selain akselerasi, manuver Honda e juga sangat menyenangkan. Setirnya ringan dan membuat kita mendapatkan kontrol penuh di kendaraan.
Suspensi independen menghasilkan keseimbangan baik antara kekokohan dan kenyamanan. Melibas tikungan sangat minim body roll.
Powertrain Rear Wheel Drive (RWD), pusat gravitasi rendah, serta keseimbangan bobot 50:50 Weight Ratio Distribution membuat Honda e sangat menyenangkan dikendarai.
V2X
Istilah V2X (vehicle to everything) memungkinkan kendaraan bisa terhubung dengan benda-benda lain. Ini jadi tren baru di mobil listrik. Termasuk Honda e.Fitur lainnya, vehicle to grid memungkinkan kendaraan menjadi stationary battery untuk menyalurkan listrik kepada rumah, bangunan, maupun jaringan listrik lainnya.
Mobil yang Membuat Tersenyum
Walau hanya berkendara singkat, tapi SINDONews bisa menyimpulkan bahwa Honda e adalah mobil listrik yang sangat unik.Mobil ini menjadi teman yang menyenangkan saat menemani pemiliknya beraktivitas sehari-hari. Honda e juga menjadi kantor bergerak, menyediakan colokan, layar, serta kebutuhan lainnya.
Honda e adalah mobil yang akan membuat Anda tersenyum setiap kali melihat ataupun mengendarainya.
Di Inggris, Honda e dipasarkan seharga USD45.000 (Rp670 juta)-USD49.000 (Rp729 juta). Sayangnya, Honda Prospect Motor (HPM) tidak berencana meluncurkan mobil inidiIndonesia.
Lihat Juga: Kredit Pajak Dihapus, Mobil Listrik Terpukul: Industri EV Hadapi Masa Sulit di Bawah Trump?
(dan)