Prabowo Berencana Bikin Bensin dari Singkong, Siap-siap Mobil Sering Turun Mesin

Jum'at, 01 Maret 2024 - 12:56 WIB
loading...
A A A
Penelitian ini memunculkan pandangan baru tentang penggunaan energi terbarukan, mengingat etanol dan bioetanol selama ini dianggap sebagai solusi untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil.

Hasil riset ini pun menuai tanggapan beragam. President Alliance of Automobile Manufacturers Amerika, Mitch Bainwol, mengatakan hal ini menunjukkan ketidaksiapan etanol dan bahan bakar organik lain untuk digunakan dalam jangka panjang.

"Meski kami percaya energi terbarukan amat penting, namun pemerintah harus mempertimbangkan lagi jenis bahan bakar apa yang tepat untuk dipasarkan," katanya. Aliansi yang bermarkas di Detroit ini beranggotakan 12 pabrikan, di antaranya Toyota, Ford, dan General Motors.

Namun para pendukung bioenergi tak percaya akan hasil riset ini. Kristy Moore, Vice President Renewable Fuels Association, mengatakan kerusakan mesin tidak ada hubungannya dengan etanol.

Risiko kerusakan valve oleh etanol, menurut dia, tak jauh berbeda dengan bensin atau solar. Lembaga ini pun mengklaim telah mengetes 86 kendaraan berbahan bakar etanol untuk menempuh jarak 120.000 mil. "Tak ada masalah pada kendaraan yang kami operasikan hingga kini," katanya.

Saat ini bahan bakar etanol yang beredar di pasaran kebanyakan berjenis E10 dan E15. Sejak 2009, para produsen etanol yang tergabung dalam Growth Energy telah mengajukan petisi kepada pemerintah untuk meningkatkan kandungan hingga lebih dari 15 persen.
(wbs)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2165 seconds (0.1#10.140)