Awas, Bahan Kimia di Kursi Mobil Dapat Memicu Kanker
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hasil studi terbaru yang diterbitkan dalam Environmental Science and Technology mengungkap fakta mengejutkan. Ternyata banyak kursi mobil dari berbagai merek terkenal yang mengandung bahan kimia penyebab kanker yang disebut TCIPP.
Melansir Carbuzz, Jumat (10/5/2024), kesimpulan ini didapat para peneliti setelah mengamati total 155 kendaraan yang dibuat antara 2015 dan 2022, yang berasal dari berbagai negara. Sebanyak 101 mobil ini dievaluasi pada musim dingin dan 54 diuji pada musim panas untuk memperhitungkan perbedaan suhu.
Tim juga mengamati mobil hybrid, listrik, dan bertenaga gas. Ini mungkin termasuk kendaraan merek populer seperti Toyota Corolla, Honda Accord, dan Ford Escape. Sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih relevan.
Menurut penelitian, 99 persen kendaraan ditemukan memiliki TCIPP pada kursi yang terpasang. Pada suhu yang lebih hangat, konsentrasi bahan kimia berbahaya ini ditemukan dua hingga lima kali lebih tinggi.
Lebih banyak bahan kimia dilepaskan dari kursi saat cuaca lebih panas. Hal ini agak mengkhawatirkan karena Laporan Toksikologi Nasional Amerika Serikat tahun 2023 menemukan bukti aktivitas karsinogenik pada tikus dan mencit jantan dan betina yang terpapar bahan kimia tersebut.
Jadi, apakah pemilik kendaraan harus khawatir? Iya dan tidak. Studi tersebut mengatakan jejak TCIPP diukur pada tingkat antara 0,2 dan 11.600 ng/g (nanogram), yang merupakan jumlah yang sangat kecil.
Namun, cukup mengejutkan mengetahui bahan kimia ini ditemukan di banyak kendaraan. Studi tersebut juga mencatat bahwa banyak kendaraan yang diuji mengandung jejak dua bahan penghambat api lainnya, yaitu TDCIPP dan TCEP.
Senyawa ini sebagian besar ditemukan pada busa jok, dan bukan pada komponen rangka atau rel, dan lain-lain, atau pelapis. Peneliti utama Rebecca Hoehn, yang juga ilmuwan toksikologi di Duke University, yakin ini adalah masalah kesehatan masyarakat.
“Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi pengemudi yang menempuh perjalanan jauh serta penumpang anak-anak, yang bernapas lebih berat dibandingkan orang dewasa,” kata Hoehn.
Untuk mengatasinya, peneliti menyarankan pengendara, terutama yang parkir di luar ruangan, membuka jendela untuk mengurangi suhu di dalam ruangan dan meningkatkan aliran udara.
Penggunaan AC juga membantu, namun pengaturan resirkulasi udara sebaiknya dihindari, setidaknya sampai suhu dalam mobil kembali normal. Selain itu, penelitian sebelumnya telah menyatakan bahwa bau mobil baru mengandung bahan kimia seperti formaldehida dan benzena, yang keduanya dikaitkan dengan kanker.
Melansir Carbuzz, Jumat (10/5/2024), kesimpulan ini didapat para peneliti setelah mengamati total 155 kendaraan yang dibuat antara 2015 dan 2022, yang berasal dari berbagai negara. Sebanyak 101 mobil ini dievaluasi pada musim dingin dan 54 diuji pada musim panas untuk memperhitungkan perbedaan suhu.
Tim juga mengamati mobil hybrid, listrik, dan bertenaga gas. Ini mungkin termasuk kendaraan merek populer seperti Toyota Corolla, Honda Accord, dan Ford Escape. Sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih relevan.
Menurut penelitian, 99 persen kendaraan ditemukan memiliki TCIPP pada kursi yang terpasang. Pada suhu yang lebih hangat, konsentrasi bahan kimia berbahaya ini ditemukan dua hingga lima kali lebih tinggi.
Lebih banyak bahan kimia dilepaskan dari kursi saat cuaca lebih panas. Hal ini agak mengkhawatirkan karena Laporan Toksikologi Nasional Amerika Serikat tahun 2023 menemukan bukti aktivitas karsinogenik pada tikus dan mencit jantan dan betina yang terpapar bahan kimia tersebut.
Jadi, apakah pemilik kendaraan harus khawatir? Iya dan tidak. Studi tersebut mengatakan jejak TCIPP diukur pada tingkat antara 0,2 dan 11.600 ng/g (nanogram), yang merupakan jumlah yang sangat kecil.
Namun, cukup mengejutkan mengetahui bahan kimia ini ditemukan di banyak kendaraan. Studi tersebut juga mencatat bahwa banyak kendaraan yang diuji mengandung jejak dua bahan penghambat api lainnya, yaitu TDCIPP dan TCEP.
Senyawa ini sebagian besar ditemukan pada busa jok, dan bukan pada komponen rangka atau rel, dan lain-lain, atau pelapis. Peneliti utama Rebecca Hoehn, yang juga ilmuwan toksikologi di Duke University, yakin ini adalah masalah kesehatan masyarakat.
“Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi pengemudi yang menempuh perjalanan jauh serta penumpang anak-anak, yang bernapas lebih berat dibandingkan orang dewasa,” kata Hoehn.
Untuk mengatasinya, peneliti menyarankan pengendara, terutama yang parkir di luar ruangan, membuka jendela untuk mengurangi suhu di dalam ruangan dan meningkatkan aliran udara.
Penggunaan AC juga membantu, namun pengaturan resirkulasi udara sebaiknya dihindari, setidaknya sampai suhu dalam mobil kembali normal. Selain itu, penelitian sebelumnya telah menyatakan bahwa bau mobil baru mengandung bahan kimia seperti formaldehida dan benzena, yang keduanya dikaitkan dengan kanker.
(msf)