Kemenristek/BRIN Dorong Kepala Daerah Supaya Lebih Inovatif

Rabu, 14 Oktober 2020 - 00:52 WIB
loading...
Kemenristek/BRIN Dorong Kepala Daerah Supaya Lebih Inovatif
Plt Deputi Bidang Penguatan Inovasi Kemenristek/BRIN, Jumain Appe saat memberikan sambutan virtual melalui platform Zoom dalam Anugerah Pemerintah Daerah Inovatif. Foto/Ist
A A A
TANGERANG SELATAN - Kementerian Riset Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN ) mendorong kepala daerah untuk bertindak inovatif . Salah satu caranya dengan kembali mengadakan Anugerah Pemerintah Daerah Inovatif untuk ketujuh kalinya. (Baca juga: Kurangi Ketergantungan pada PCR Test, Indonesia Kembangkan Dua Inovasi Ini )

Acara yang memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah (pemda) atas prestasi mereka dalam penguatan ekosistem inovasi di wilayahnya ini diadakan di BSD Tangerang Selatan , Banten, Selasa (13/10/2020).

“Saya dari Deputi Bidang Penguatan Inovasi telah menginisiasi penyusunan model pemetaan indeks daya saing daerah (IDSD) yang dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. IDSD juga dapat diartikan sebagai refleksi tingkat produktivitas, kemajuan, persaingan dan kemandirian suatu daerah,” ujar Plt Deputi Bidang Penguatan Inovasi Kemenristek/BRIN, Jumain Appe saat memberikan sambutan virtual melalui platform Zoom.

Anugerah Pemerintah Daerah Inovatif diikuti oleh 295 pemerintah daerah yang terdiri dari 31 provinsi, 54 kota dan 210 Kabupaten. Setelah melalui proses seleksi maka peserta yang masuk ke tahap final ada 18 nominator, terdiri dari 6 pemerintah provinsi, 6 pemerintah kota, dan 6 pemerintah kabupaten.

“Anugerah Pemerintah Daerah Inovatif diberikan kepada Pemda sebagai apresiasi atas prestasi dalam penguatan ekosistem inovasi di wilayahnya. Pemda dianggap sukses, baik dalam bentuk kebijakan, fasilitasi sumber daya, maupun penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan dan penguatan inovasi," kata Jumain Appe.

Dikatakannya, inovasi yang punya nilai tambah, dalam bentuk komersial, ekonomi maupun sosial-budaya, akan berdampak positif pada peningkatan daya saing dan kesejahteraaan masyarakat.

Penilaian terhadap daerah terbaik menggunakan empat komponen utama yakni, aspek ekosistem inovasi, aspek market/target produk inovasi, aspek sumber daya manusia dan aspek faktor pengkuat. Dari keempat komponen tersebut, maka dihasilkan IDSD yang digunakan untuk melakukan pemeringkatan daerah terbaik.

“Tahap pertama para peserta akan melengkapi 97 indikator (kuisioner) dengan pertanyaan yang sifatnya tertutup dan searah dengan skala pilihan jawaban 1-5. Lalu 6 daerah dari masing masing katagori dengan penilaian IDSD tertinggi akan dipanggil untuk dilanjutkan ke tahap kedua. Katagori pada tahun ini terbagi 3 yaitu Provinsi, Kota dan Kabupaten,” tuturnya lagi.

Pada tahap kedua adalah presentasi kepada juri. Juri pada tahap kedua terdiri dari pakar kebijakan publik, pakar inovasi, praktisi inovasi baik dari institusi pemerintah, dunia usaha/industri, perguruan tinggi/Lembaga litbang maupun Praktisi lainnya.

Tahap kedua memiliki lima indikator penilaian. Pertama, inovasi pemerintah daerah dalam mendorong tumbuh-kembangnya inovasi di daerah. Kedua, kolaborasi antara akademisi, business, government, communities. Ketiga, produk yang dihasilkan memberikan nilai tambah, produktivitas dan meningkatkan daya saing daerah.

"Keempat, ketersediaan infrastruktur digital untuk pengembangan inovasi daerah. Terakhir atau kelima, inovasi untuk pencegahan, penanggulangan serta pemulihan ekonomi masyarakat di masa pandemik COVID-19,” pungkasnya. (Baca juga: Misteri Kinerja Kirin 9000 Terungkap di Geekbench, Libas Snapdragon 865 )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2910 seconds (0.1#10.140)