Usir Kebosanan Siswa, PP-IPTEK Gelar Doodle Art Science Contest
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemik virus Corona sudah sebulan lebih memaksa dunia pendidikan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar dari rumah. Tentu hal ini membuat siswa, khususnya mereka yang duduk bangku di sekolah dasar (SD) bosan.
Nah agar anak tak merasa bosan belajar di rumah, ada baiknya orang tua mengikutsertakan buah hatinya ke lomba benuansa fun yang diadakan Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK), Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).
“Ya kami mengadakan kompetisi Doodle Art Science Contest untuk siswa kelas 4-6 SD secara online. Pengerjaannya dilakukan dengan bekerja sama orang tua,” kata M Syachrial Annas, Direktur PP-IPTEK dalam video conference di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
.
Untuk tahun ini tema lomba yang diambil adalah “Me vs Covid-19”. Yakni, bagaimana peserta menanggapi situasi pandemik Coronavirus Disease (COVID-19) yang terjadi sekarang ini melalui gambar doodle.
Doodle art merupakan teknik membuat gambar dengan cara mencoret dan menggabungkan aneka pola gambar yang terlihat abstrak. Namun terlihat unik dan menarik karena dikemas dengan nuansa sains sehingga menghasilkan satu kesatuan gambar.
“Doodle art juga termasuk seni rupa dua dimensi dan termasuk seni desain grafis yang menarik, misalnya grafiti yang sering dilihat di pinggir jalan. Biasanya doodle dapat dibuat berdasarkan tema, yakni tema bunga, wajah, nama, hewan yang akan membentuk gambar unik,” papar Syachrial.
.
Lebih lanjut dikatakan, tujuan PP-IPTEK berinisiatif mengadakan “Doodle Art Science Contest” secara online di tengah pandemik COVID-19 ini ialah memberi kesempatan generasi muda, khususnya anak-anak dalam berimajinasi, mengasah kreativitas, dan menunjukkan ide-idenya dalam sebuah karya seni.
“Supaya anak mencintai sains dengan cara yang berbeda. Selain itu, melalui kompetisi ini dapat mengisi waktu luang selama di rumah saja, membangun kerja sama dan kekompakan antara anak dan orang tua dalam menyelesaikan gambar. Anak membuat membuat doodle, orang tua mendampingi dan mendokumentasikan saat anak menggambar,” katanya lagi.
Kompetisi kali ini berbeda dari biasanya. Di sini peserta membuat karya dari rumah dengan menyiapkan kertas apa saja berdasar putih yang bisa digunakan untuk menggambar dengan ukuran 210 x 297 mm atau seukuran kertas A4.
Lalu gambar diwarnai dengan pensil warna, crayon, spidol warna, cat air, atau cat minyak. Doodle buatan peserta diunggah sesuai tanggal yang telah ditentukan di akun Instagram-nya. Peserta memberikan caption atau narasi yang menjelaskan maksud dari doodle yang dibuat.
“Selain itu untuk melihat orisinal karya doodle, peserta juga diminta untuk mengunggah proses pembuatan doodle dengan format video berdurasi minimal 30 detik di akun Instagram mereka,” timpal Ika Mian Karlina, Kepala Sub Divisi Promosi dan Kerjasama.
Dia menambahkan, Doodle yang diunggah harus menyebut dan tag Instagram @ppiptek menggunakan hashtag #DoodleArtScienceContest #ppiptek #MevsCovid19 #KemristekBRIN.
Untuk jadwal kegiatan Doodle Art Science Contest 2020, pada 9-15 Mei 2020, peserta pengiriman foto gambar ke Google form https://bit.ly/doodleartppiptek.
Peserta baru diizinkan mengunggah gambar di Instagram pada 16 Mei bersama videonya. “Tanggal 16-22 Mei 2020 ialah masa penilaian yang dilakukan secara paralel oleh Dewan Juri dan masyarakat. Kemudian pada 23 Mei diumumkan pemenangnya melalui akun Instagram @ppiptek,” sebut Putu Lia Suryaningsih, Kepala Sub Divisi Program, PP-IPTEK
.
Juri lomba Doodle Art-Science Contest dihadirkan dari beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia. Antara lain, Universitas Brawijaya, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dan juga profesional desainer grafis. Masyarakat bisa ikut memberikan suaranya melalui likes di Instagram.
Gambar dinilai dewan juri berdasarkan kesesuaian gambar dengan tema, keunikan ide atau gagasan, komposisi warna yang menarik, narasi menarik, serta jumlah likes di akun Instagram.
“Pemenang akan mendapatkan hadiah uang tunai dan bingkisan, untuk 3 juara terbaik berdasarkan keputusan dewan juri dan 20 pemenang favorit berdasarkan jumlah likes di akun Instagram peserta,” papar Ika.
Untuk juara pertama diganjar hadiah uang Rp1 juta, juara II Rp750.000, dan juara III Rp500.000. “Sedangkan 20 juara favorit masing-masing Rp100.000,” imbuhnya.
Syachrial menambahkan, untuk perlombaan ini para peserta dikenai biaya Rp30.000. “Kami adalah BLU (Badan Layanan Umum) sehingga membutuhkan pendapatan untuk membayar karyawan. Selain itu, saya pikir biaya itu sangat minimal di masa pandemik ini,” ucapnya.
Tahun ini kompetisi menargetkan 100 peserta. Target tersebut berdasarkan jumlah peserta tahun lalu yang berjumlah 90-an orang.
Terkait operasional science center, Syachrial mengamini, tak ada kunjungan sebagai pemasukan untuk biaya operasional. Karena itu, dirinya mendorong pusat sains di seluruh Indonesia untuk berinovasi menggelar acara sejenis.
“Saya berharap teman-teman di daerah melakukan berbagai kegiatan secara online agar mereka tetap eksis mengedukasi generasi muda tentang sains,” pungkasnya.
Nah agar anak tak merasa bosan belajar di rumah, ada baiknya orang tua mengikutsertakan buah hatinya ke lomba benuansa fun yang diadakan Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK), Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).
“Ya kami mengadakan kompetisi Doodle Art Science Contest untuk siswa kelas 4-6 SD secara online. Pengerjaannya dilakukan dengan bekerja sama orang tua,” kata M Syachrial Annas, Direktur PP-IPTEK dalam video conference di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
.
Untuk tahun ini tema lomba yang diambil adalah “Me vs Covid-19”. Yakni, bagaimana peserta menanggapi situasi pandemik Coronavirus Disease (COVID-19) yang terjadi sekarang ini melalui gambar doodle.
Doodle art merupakan teknik membuat gambar dengan cara mencoret dan menggabungkan aneka pola gambar yang terlihat abstrak. Namun terlihat unik dan menarik karena dikemas dengan nuansa sains sehingga menghasilkan satu kesatuan gambar.
“Doodle art juga termasuk seni rupa dua dimensi dan termasuk seni desain grafis yang menarik, misalnya grafiti yang sering dilihat di pinggir jalan. Biasanya doodle dapat dibuat berdasarkan tema, yakni tema bunga, wajah, nama, hewan yang akan membentuk gambar unik,” papar Syachrial.
.
Lebih lanjut dikatakan, tujuan PP-IPTEK berinisiatif mengadakan “Doodle Art Science Contest” secara online di tengah pandemik COVID-19 ini ialah memberi kesempatan generasi muda, khususnya anak-anak dalam berimajinasi, mengasah kreativitas, dan menunjukkan ide-idenya dalam sebuah karya seni.
“Supaya anak mencintai sains dengan cara yang berbeda. Selain itu, melalui kompetisi ini dapat mengisi waktu luang selama di rumah saja, membangun kerja sama dan kekompakan antara anak dan orang tua dalam menyelesaikan gambar. Anak membuat membuat doodle, orang tua mendampingi dan mendokumentasikan saat anak menggambar,” katanya lagi.
Kompetisi kali ini berbeda dari biasanya. Di sini peserta membuat karya dari rumah dengan menyiapkan kertas apa saja berdasar putih yang bisa digunakan untuk menggambar dengan ukuran 210 x 297 mm atau seukuran kertas A4.
Lalu gambar diwarnai dengan pensil warna, crayon, spidol warna, cat air, atau cat minyak. Doodle buatan peserta diunggah sesuai tanggal yang telah ditentukan di akun Instagram-nya. Peserta memberikan caption atau narasi yang menjelaskan maksud dari doodle yang dibuat.
“Selain itu untuk melihat orisinal karya doodle, peserta juga diminta untuk mengunggah proses pembuatan doodle dengan format video berdurasi minimal 30 detik di akun Instagram mereka,” timpal Ika Mian Karlina, Kepala Sub Divisi Promosi dan Kerjasama.
Dia menambahkan, Doodle yang diunggah harus menyebut dan tag Instagram @ppiptek menggunakan hashtag #DoodleArtScienceContest #ppiptek #MevsCovid19 #KemristekBRIN.
Untuk jadwal kegiatan Doodle Art Science Contest 2020, pada 9-15 Mei 2020, peserta pengiriman foto gambar ke Google form https://bit.ly/doodleartppiptek.
Peserta baru diizinkan mengunggah gambar di Instagram pada 16 Mei bersama videonya. “Tanggal 16-22 Mei 2020 ialah masa penilaian yang dilakukan secara paralel oleh Dewan Juri dan masyarakat. Kemudian pada 23 Mei diumumkan pemenangnya melalui akun Instagram @ppiptek,” sebut Putu Lia Suryaningsih, Kepala Sub Divisi Program, PP-IPTEK
.
Juri lomba Doodle Art-Science Contest dihadirkan dari beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia. Antara lain, Universitas Brawijaya, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dan juga profesional desainer grafis. Masyarakat bisa ikut memberikan suaranya melalui likes di Instagram.
Gambar dinilai dewan juri berdasarkan kesesuaian gambar dengan tema, keunikan ide atau gagasan, komposisi warna yang menarik, narasi menarik, serta jumlah likes di akun Instagram.
“Pemenang akan mendapatkan hadiah uang tunai dan bingkisan, untuk 3 juara terbaik berdasarkan keputusan dewan juri dan 20 pemenang favorit berdasarkan jumlah likes di akun Instagram peserta,” papar Ika.
Untuk juara pertama diganjar hadiah uang Rp1 juta, juara II Rp750.000, dan juara III Rp500.000. “Sedangkan 20 juara favorit masing-masing Rp100.000,” imbuhnya.
Syachrial menambahkan, untuk perlombaan ini para peserta dikenai biaya Rp30.000. “Kami adalah BLU (Badan Layanan Umum) sehingga membutuhkan pendapatan untuk membayar karyawan. Selain itu, saya pikir biaya itu sangat minimal di masa pandemik ini,” ucapnya.
Tahun ini kompetisi menargetkan 100 peserta. Target tersebut berdasarkan jumlah peserta tahun lalu yang berjumlah 90-an orang.
Terkait operasional science center, Syachrial mengamini, tak ada kunjungan sebagai pemasukan untuk biaya operasional. Karena itu, dirinya mendorong pusat sains di seluruh Indonesia untuk berinovasi menggelar acara sejenis.
“Saya berharap teman-teman di daerah melakukan berbagai kegiatan secara online agar mereka tetap eksis mengedukasi generasi muda tentang sains,” pungkasnya.
(iqb)