Konglomerat Top Indonesia Ini Dukung Rencana Go Public Grab Sebesar USD40 M
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berita bisnis beberapa pekan ini diramaikan oleh Grab yang baru saja mengumumkan kesepakatan untuk go public senilai USD 40 miliar dalam kolaborasi SPAC (special purpose acquisition company) bersama Altimeter Capital dan akan segera diperdagangkan di lantai bursa NASDAQ.
Nilai yang ditawarkan diprediksi akan memecahkan rekor penawaran saham perdana perusahaan asal Asia Tenggara di sepanjang sejarah bursa Amerika.
Dikutip Reuters News, Usman Akhtar, partner di Bain & Co. mengatakan, “Bisa dikatakan ini menjadi sebuah bukti luar biasa, tidak hanya dari sisi startup itu sendiri tapi juga dari bagaimana investor global mulai membuka mata pada peluang di Asia Tenggara.”
Menurut rilis Grab, lebih dari USD 4,5 miliar telah digalang dari sejumlah raksasa investasi dunia seperti BlackRock, T.Rowe, dan Fidelity International, juga dari sovereign wealth funds seperti Mubadala and Temasek.
Yang menarik adalah keterlibatan tiga investor terkemuka Indonesia dalam rencana ini, yakni Djarum, Emtek milik keluarga Sariaatmadja, dan Sinar Mas.
Partisipasi mereka menyalakan sinyal optimisme terhadap masa depan Grab, terutama di Indonesia. Investasi ini merupakan kelanjutan dari masuknya sejumlah konglomerat ke ekosistem digital yang marak pada 2018. Pada tahun itu, nama-nama besar seperti Djarum, Astra Internasional, Sinar Mas, Emtek, dan Lippo berbondong-bondong berinvestasi pada startup, baik secara langsung maupun dengan membentuk modal ventura dalam kelompok usaha mereka.
Selain swasta, BUMN pun mulai melengkapi lini usahanya dengan modal ventura, seperti Telkom Indonesia yang mendirikan anak usaha MDI Ventures, Bank Mandiri dengan Mandiri Capital Indonesia, dan BRI membentuk BRI Ventura Investama. Keseriusan mereka tampak, misalnya, pada kolaborasi Grab, Telkomsel, Mandiri Capital Indonesia, dan BRI Ventura Investama dalam investasi ke LinkAja.
Memasuki tahun ini, setelah memetik pelajaran dan juga berjibaku menghadapi kemelut ekonomi yang terjadi sebagai akibat dari pandemi, para konglomerat dan perusahaan raksasa tanah air semakin serius mencari jawara lokal dan perkembangan ini sangat positif untuk mendorong tumbuhnya investasi startup di tanah air.
Nilai yang ditawarkan diprediksi akan memecahkan rekor penawaran saham perdana perusahaan asal Asia Tenggara di sepanjang sejarah bursa Amerika.
Dikutip Reuters News, Usman Akhtar, partner di Bain & Co. mengatakan, “Bisa dikatakan ini menjadi sebuah bukti luar biasa, tidak hanya dari sisi startup itu sendiri tapi juga dari bagaimana investor global mulai membuka mata pada peluang di Asia Tenggara.”
Menurut rilis Grab, lebih dari USD 4,5 miliar telah digalang dari sejumlah raksasa investasi dunia seperti BlackRock, T.Rowe, dan Fidelity International, juga dari sovereign wealth funds seperti Mubadala and Temasek.
Yang menarik adalah keterlibatan tiga investor terkemuka Indonesia dalam rencana ini, yakni Djarum, Emtek milik keluarga Sariaatmadja, dan Sinar Mas.
Partisipasi mereka menyalakan sinyal optimisme terhadap masa depan Grab, terutama di Indonesia. Investasi ini merupakan kelanjutan dari masuknya sejumlah konglomerat ke ekosistem digital yang marak pada 2018. Pada tahun itu, nama-nama besar seperti Djarum, Astra Internasional, Sinar Mas, Emtek, dan Lippo berbondong-bondong berinvestasi pada startup, baik secara langsung maupun dengan membentuk modal ventura dalam kelompok usaha mereka.
Selain swasta, BUMN pun mulai melengkapi lini usahanya dengan modal ventura, seperti Telkom Indonesia yang mendirikan anak usaha MDI Ventures, Bank Mandiri dengan Mandiri Capital Indonesia, dan BRI membentuk BRI Ventura Investama. Keseriusan mereka tampak, misalnya, pada kolaborasi Grab, Telkomsel, Mandiri Capital Indonesia, dan BRI Ventura Investama dalam investasi ke LinkAja.
Memasuki tahun ini, setelah memetik pelajaran dan juga berjibaku menghadapi kemelut ekonomi yang terjadi sebagai akibat dari pandemi, para konglomerat dan perusahaan raksasa tanah air semakin serius mencari jawara lokal dan perkembangan ini sangat positif untuk mendorong tumbuhnya investasi startup di tanah air.
(wbs)