Ini Tips KNKT Agar Truk Sukses Lewati Tanjakan Sitinjau Lauik
loading...
A
A
A
PADANG - Tanjakan Sintinjau Lauik yang ada di Padang, Sumatera Barat sangat terkenal karena kondisi jalannya yang ekstrem dan kerap memakan korban. Tidak jarang kecelakaan maut terjadi di Sitinjau Lauik.
Hanya saja jalur itu tetap dilalui oleh berbagai jenis kendaraan mulai dari bus antar kota, truk hingga kendaraan pribadi. Truk bermuatan berat diketahui tetap melewati jalur tersebut karena merupakan jalur yang paling efektif jadi tidak heran jika banyak truk yang melewati jalur tersebut.
Masalahnya adalah menaklukkan jalur Sitinjau Lauik bukan perkara mudah buat sopir truk. Terkadang jenis truk yang dibawa justru tidak ideal untuk melewati jalur tersebut. Alhasil truk selalu mengalami masalah dan kecelakaan yang cukup sering mengorbankan nyawa.
Achmad Wildan, Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan banyak kecelakaan terjadi karena jenis truk yang digunakan melalui jalur tersebut tidak ideal. Alhasil truk tersebut sama sekali tidak mampu melewat Sitinjau Lauik.
"Jangan bawa tronton apalagi tronton banci di Sitinjau Lauik. Sumbu yang memiliki tenaga penggerak justru gantung dan tidak menapak aspal," terangnya.
Dia sendiri menyarankan agar perusahaan operatur truk menyediakan truk dengan sumbu tiga roda penggerak ganda atau dua roda penggerak. Truk tipe tersebut dia yakini akan mampu melewati Sitinjau Lauik karena sumbu roda pengeraknya tidak menggantung akibat kondisi jalan di Sitinjau Lauik.
"Sopir truk itu harus cerdas dalam memilih teknologi truk dan juga penggerak bannya. Harus diperhitungkan supaya tidak mengalaim masalah," terangnya.
Lebih lanjut Ahmad Wildan mnengatakan saat ini KNKT bersama stakeholder lainnya telah merumuskan program-program untuk mitigasi kecelakaan di Sitinjau Lauik. Program-program tersebut secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Hanya saja jalur itu tetap dilalui oleh berbagai jenis kendaraan mulai dari bus antar kota, truk hingga kendaraan pribadi. Truk bermuatan berat diketahui tetap melewati jalur tersebut karena merupakan jalur yang paling efektif jadi tidak heran jika banyak truk yang melewati jalur tersebut.
Masalahnya adalah menaklukkan jalur Sitinjau Lauik bukan perkara mudah buat sopir truk. Terkadang jenis truk yang dibawa justru tidak ideal untuk melewati jalur tersebut. Alhasil truk selalu mengalami masalah dan kecelakaan yang cukup sering mengorbankan nyawa.
Achmad Wildan, Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan banyak kecelakaan terjadi karena jenis truk yang digunakan melalui jalur tersebut tidak ideal. Alhasil truk tersebut sama sekali tidak mampu melewat Sitinjau Lauik.
"Jangan bawa tronton apalagi tronton banci di Sitinjau Lauik. Sumbu yang memiliki tenaga penggerak justru gantung dan tidak menapak aspal," terangnya.
Dia sendiri menyarankan agar perusahaan operatur truk menyediakan truk dengan sumbu tiga roda penggerak ganda atau dua roda penggerak. Truk tipe tersebut dia yakini akan mampu melewati Sitinjau Lauik karena sumbu roda pengeraknya tidak menggantung akibat kondisi jalan di Sitinjau Lauik.
"Sopir truk itu harus cerdas dalam memilih teknologi truk dan juga penggerak bannya. Harus diperhitungkan supaya tidak mengalaim masalah," terangnya.
Lebih lanjut Ahmad Wildan mnengatakan saat ini KNKT bersama stakeholder lainnya telah merumuskan program-program untuk mitigasi kecelakaan di Sitinjau Lauik. Program-program tersebut secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.