Kendaraan Listrik untuk Masa Depan, Soal Baterai Masih Jadi Hambatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kendaraan listrik akan menjadi tren kendaraan masa depan di seluruh dunia. Ini merupakan salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dengan lingkungan bebas emisi.
Namun, salah satu tantangan terbesar saat ini adalah penyediaan baterai sebagai sumber tenaga kendaraan listrik. Bahan baku yang sangat mahal membuat biaya produksi kendaraan listrik lebih dari setengahnya hanya untuk baterai.
Selain harga, power density menjadi tantangan besar bagi para periset dalam melakukan inovasi pengembangan kendaraan listrik. Hal ini membuat kendaraan menjadi lebih berat, sehingga inovasi perlu dilakukan untuk membuat baterai lebih ringan.
“Saya telah berdiskusi dengan pihak-pihak pembuat baterai. Disimpulkan bahwa bahan baku baterai untuk kendaraan listrik harus seragam,” kata Kepala Pusat Riset Teknologi Transportasi BRIN Aam Muharam dalam Webinar: Talk to Scientis.
Dalam pemaparannya, Aam menjelaskan pengembangan teknologi baterai memang menjadi tantangan terberat dalam tren kendaraan di masa depan. Diharapkan seluruh produsen mendapatkan baterai dari pihak yang kredibel agar terjamin mutunya.
Bukan hanya baterai, teknologi kendaraan di masa depan adalah otonom berbasis listrik, di mana kendaraan dapat bergerak dengan sendirinya. Nantinya, pengguna hanya perlu memasang titik tujuan dan kendaraan dapat mengikuti jalur yang ditentukan.
Teknologi ini sebenarnya sudah digunakan pada mobil listrik Tesla, tetapi itu masih membutuhkan pengembangan. Pasalnya, ada beberapa kasus kecelakaan yang terjadi akibat teknologi otonom bermasalah.
“Fokus riset kendaraan listrik di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini adalah penguasaan teknologi kunci dan pengembangan kendaraan otonom,” ujar Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN Budi Prawara.
Namun, salah satu tantangan terbesar saat ini adalah penyediaan baterai sebagai sumber tenaga kendaraan listrik. Bahan baku yang sangat mahal membuat biaya produksi kendaraan listrik lebih dari setengahnya hanya untuk baterai.
Selain harga, power density menjadi tantangan besar bagi para periset dalam melakukan inovasi pengembangan kendaraan listrik. Hal ini membuat kendaraan menjadi lebih berat, sehingga inovasi perlu dilakukan untuk membuat baterai lebih ringan.
“Saya telah berdiskusi dengan pihak-pihak pembuat baterai. Disimpulkan bahwa bahan baku baterai untuk kendaraan listrik harus seragam,” kata Kepala Pusat Riset Teknologi Transportasi BRIN Aam Muharam dalam Webinar: Talk to Scientis.
Dalam pemaparannya, Aam menjelaskan pengembangan teknologi baterai memang menjadi tantangan terberat dalam tren kendaraan di masa depan. Diharapkan seluruh produsen mendapatkan baterai dari pihak yang kredibel agar terjamin mutunya.
Bukan hanya baterai, teknologi kendaraan di masa depan adalah otonom berbasis listrik, di mana kendaraan dapat bergerak dengan sendirinya. Nantinya, pengguna hanya perlu memasang titik tujuan dan kendaraan dapat mengikuti jalur yang ditentukan.
Teknologi ini sebenarnya sudah digunakan pada mobil listrik Tesla, tetapi itu masih membutuhkan pengembangan. Pasalnya, ada beberapa kasus kecelakaan yang terjadi akibat teknologi otonom bermasalah.
“Fokus riset kendaraan listrik di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini adalah penguasaan teknologi kunci dan pengembangan kendaraan otonom,” ujar Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN Budi Prawara.