Rolls-Royce optimis capai rekor penjualan
A
A
A
Sindonews.com - Rolls-Royce optimis akan mendulang keuntungan tahun ini, dan menjadi tahun kelima berturut-turut mencapai rekor penjualan. Keuntungan tahun ini diprediksi datang dari China dan Jepang.
CEO Rolls-Royce, Torsten Mueller memprediksi, penjualan di China akan terus stabil, sementara pengiriman di Jepang akan melonjak di bawah kebijakan ekonomi pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe. Dia juga berspekulasi bahwa pasar Rusia tetap stabil bahkan cenderung naik, lantaran pembeli Rusia akan mencari kendaraan investasi di tengah merosotnya mata uang Rubel.
"Perekonomian dunia jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Eropa dan Amerika Serikat akan kembali menguat, dan saya pikir perekonomian di China akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan," kata Torsten, dilansir Autonews, Selasa (22/4/2014).
Komentarnya menggarisbawahi bagaimana permintaan untuk kendaraan BMW Group tetap tangguh di China, pasar mobil terbesar di dunia. Meski kampanye melawan pemborosan dan belanja mewah gencar dilakukan pemerintah.
Produsen mobil asal Inggris ini mencapai rekor penjualan keempat berturut-turut pada tahun lalu dengan menjual 3.630 unit mobil secara global. Rekor tersebut didukung kenaikan pengiriman ke Timur Tengah dan keuntungan di China.
Sedangkan di Jepang, merek mobil asing mengalami kenaikan signifikan di pasar saham Jepang dalam empat dekade, dan menjadi rekor tersendiri bagi para produsen otomotif asing.
CEO Rolls-Royce, Torsten Mueller memprediksi, penjualan di China akan terus stabil, sementara pengiriman di Jepang akan melonjak di bawah kebijakan ekonomi pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe. Dia juga berspekulasi bahwa pasar Rusia tetap stabil bahkan cenderung naik, lantaran pembeli Rusia akan mencari kendaraan investasi di tengah merosotnya mata uang Rubel.
"Perekonomian dunia jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Eropa dan Amerika Serikat akan kembali menguat, dan saya pikir perekonomian di China akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan," kata Torsten, dilansir Autonews, Selasa (22/4/2014).
Komentarnya menggarisbawahi bagaimana permintaan untuk kendaraan BMW Group tetap tangguh di China, pasar mobil terbesar di dunia. Meski kampanye melawan pemborosan dan belanja mewah gencar dilakukan pemerintah.
Produsen mobil asal Inggris ini mencapai rekor penjualan keempat berturut-turut pada tahun lalu dengan menjual 3.630 unit mobil secara global. Rekor tersebut didukung kenaikan pengiriman ke Timur Tengah dan keuntungan di China.
Sedangkan di Jepang, merek mobil asing mengalami kenaikan signifikan di pasar saham Jepang dalam empat dekade, dan menjadi rekor tersendiri bagi para produsen otomotif asing.
(dyt)