Gimana Rasanya Beli Motor Trail Rp180 Juta, tapi Bodong (Tanpa Surat)?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Idealnya membeli motor mahal salah satunya untuk dinikmati, juga dipamerkan di jalan raya. Tapi, ada sebagian orang yang membeli motor hingga ratusan juta hanya untuk dipakai di dalam hutan saja karena tidak bersurat.
Namanya Yogi Pramana Putra. Tapi, di dunia maya, ia lebih dikenal sebagai atlet esports profesional Free Fire sekaligus YouTuber. Nama daringnya, LetDa Hyper.
Walau profesinya atlet esports, tapi jiwanya memang petualang. ”Awalnya memang karena saya suka kegiatan outdoor. Mulai hiking hingga wall climbing. Sejak SMP pun juga ikut pencinta alam. Entah kenapa, saya tertarik dengan alam bebas serta aktivitas yang dibilang ekstrim,” ujarnya.
Pada 2011, ia mulai mengenal motor cross dan langsung jatuh cinta. ”Karena asyik sekali mengendarai motor trail sambil menjelajah pesona alam Indonesia. Saya langsung ketagihan,” bebernya.
Tunggangan LetDa bervariasi. Ia pernah menjajal KLX 150 yang mesinnya di-bore up (perbesar kapasitas silinder) hingga 200 cc. Kemudian, ia juga pernah memiliki Suzuki TS 150. Hingga akhirnya pilihannya jatuh kepada Husqvarna.
Husqvarna adalah perusahaan yang berbasis di kota Huskvarna, Swedia. Motor trail yang melebur warna biru, kuning dan putih khas Swedia itu dikenal tangguh dan merajai dunia balap off-road serta enduro motor cross.
Graham Jarvis menggunakan Husqvarna TE300i
”Husq adalah salah satu motor enduro terbaik sepanjang masa dan identik dengan Graham Jarvis,” beber LetDa. Graham Jarvis sendiri dikenal sebagai satu pembalap Enduro terbaik di dunia, dan sempat mengunjungi Indonesia pada 2018.
Pilihan LetDa sendiri jatuh pada Husqvarna Te250i. Motor 2 silinder, 249 cc, itu memiliki desain yang indah dan menawan. Harganya juga tidak mudah, mencapai Rp180 juta atau 2x lipat dibanding motor cross/off road bersurat asal Jepang dengan mesin yang sama.
Ini karena Husqvarna, bersama dengan merek seperti KTM, Yamaha, Kawasaki, Sherco, hingga Beta, memang merilis motor trail kompetisi yang menggunakan mesin SE (special engine).
Motor trail kompetisi tidak dilengkapi surat-surat seperti motor pada umumnya, dan dijual dalam kondisi off the road alias tidak bisa digunakan di jalan raya/umum.
Menurut LetDa, motor trail kompetisi memang tidak cocok digunakan di jalanan aspal. ”Karena sistem mesin mereka berfokus pada torsi bawah. Tapi, ketika dibawa ke hutan, rider-nya tidak ragu dengan segala rintangan yang ada,” ungkapnya.
Memang, untuk menuju ke hutan, terkadang mau tidak mau harus melewati jalanan umum (on road). ”Tapi kita selalu menggunakan pakaian trail lengkap, dan posisi menuju lokasi trail,” ungkapnya.
Tapi, adakah perawatan khusus motor trail mahal dan kencang seperti itu? ”Sebenarnya sama saja dengan motor trail lainnya. Bedanya hanya sangat wajib membersihkan filter udara sehabis main trabas agar selalu bersih. Untuk ganti oli biasanya saya lakukan setelah 3x trabas dengan trek yang ekstrim. Olinya saya menggunakan Motorex,” ujarnya. Sebagai gambaran, harga oli Motorex 2 Tak hampir Rp600 ribu.
Menurut LetDa, selain suara yang “cempreng” khas motor 2 tak, karakter Husqvarna Te250i adalah power yang sangat besar dan liar di RPM tinggi. ”Namun smooth di RPM rendah. Untuk trabas, karakternya sangat berbeda,” katanya.
LetDa mengaku minimal sebulan 2x mengajal tungganggannya untuk bermain trabas. ”Tentu saja, kalau kondisi badan fit. Karena bermain trabas bukan sekadar mental, tapi fisik nomer satu. Motor itu memang khusus dibuat trabas. Diluar itu hanya mejeng di garasi,” bebernya sembari tertawa.
Namanya Yogi Pramana Putra. Tapi, di dunia maya, ia lebih dikenal sebagai atlet esports profesional Free Fire sekaligus YouTuber. Nama daringnya, LetDa Hyper.
Walau profesinya atlet esports, tapi jiwanya memang petualang. ”Awalnya memang karena saya suka kegiatan outdoor. Mulai hiking hingga wall climbing. Sejak SMP pun juga ikut pencinta alam. Entah kenapa, saya tertarik dengan alam bebas serta aktivitas yang dibilang ekstrim,” ujarnya.
Pada 2011, ia mulai mengenal motor cross dan langsung jatuh cinta. ”Karena asyik sekali mengendarai motor trail sambil menjelajah pesona alam Indonesia. Saya langsung ketagihan,” bebernya.
Tunggangan LetDa bervariasi. Ia pernah menjajal KLX 150 yang mesinnya di-bore up (perbesar kapasitas silinder) hingga 200 cc. Kemudian, ia juga pernah memiliki Suzuki TS 150. Hingga akhirnya pilihannya jatuh kepada Husqvarna.
Husqvarna adalah perusahaan yang berbasis di kota Huskvarna, Swedia. Motor trail yang melebur warna biru, kuning dan putih khas Swedia itu dikenal tangguh dan merajai dunia balap off-road serta enduro motor cross.
Graham Jarvis menggunakan Husqvarna TE300i
”Husq adalah salah satu motor enduro terbaik sepanjang masa dan identik dengan Graham Jarvis,” beber LetDa. Graham Jarvis sendiri dikenal sebagai satu pembalap Enduro terbaik di dunia, dan sempat mengunjungi Indonesia pada 2018.
Pilihan LetDa sendiri jatuh pada Husqvarna Te250i. Motor 2 silinder, 249 cc, itu memiliki desain yang indah dan menawan. Harganya juga tidak mudah, mencapai Rp180 juta atau 2x lipat dibanding motor cross/off road bersurat asal Jepang dengan mesin yang sama.
Ini karena Husqvarna, bersama dengan merek seperti KTM, Yamaha, Kawasaki, Sherco, hingga Beta, memang merilis motor trail kompetisi yang menggunakan mesin SE (special engine).
Motor trail kompetisi tidak dilengkapi surat-surat seperti motor pada umumnya, dan dijual dalam kondisi off the road alias tidak bisa digunakan di jalan raya/umum.
Menurut LetDa, motor trail kompetisi memang tidak cocok digunakan di jalanan aspal. ”Karena sistem mesin mereka berfokus pada torsi bawah. Tapi, ketika dibawa ke hutan, rider-nya tidak ragu dengan segala rintangan yang ada,” ungkapnya.
Memang, untuk menuju ke hutan, terkadang mau tidak mau harus melewati jalanan umum (on road). ”Tapi kita selalu menggunakan pakaian trail lengkap, dan posisi menuju lokasi trail,” ungkapnya.
Tapi, adakah perawatan khusus motor trail mahal dan kencang seperti itu? ”Sebenarnya sama saja dengan motor trail lainnya. Bedanya hanya sangat wajib membersihkan filter udara sehabis main trabas agar selalu bersih. Untuk ganti oli biasanya saya lakukan setelah 3x trabas dengan trek yang ekstrim. Olinya saya menggunakan Motorex,” ujarnya. Sebagai gambaran, harga oli Motorex 2 Tak hampir Rp600 ribu.
Menurut LetDa, selain suara yang “cempreng” khas motor 2 tak, karakter Husqvarna Te250i adalah power yang sangat besar dan liar di RPM tinggi. ”Namun smooth di RPM rendah. Untuk trabas, karakternya sangat berbeda,” katanya.
LetDa mengaku minimal sebulan 2x mengajal tungganggannya untuk bermain trabas. ”Tentu saja, kalau kondisi badan fit. Karena bermain trabas bukan sekadar mental, tapi fisik nomer satu. Motor itu memang khusus dibuat trabas. Diluar itu hanya mejeng di garasi,” bebernya sembari tertawa.
(dan)